DIBUANG MANTAN TUNANGAN, DICINTAI MANTAN AYAH MERTUA
kanannya?" ta
lahap sementara Vivi hanya me
," komen
tengah sementara Reza dan Vivi duduk di s
senyum c
an tajam. "Sepertinya
aikan kepalanya u
aya yang membawamu ke
ncoba m
di?" tanya ibu Reza dengan
ab, ia hanya mela
ucapkan terima kasih. "Yang waktu itu terima kasih dan
ap Vivi dan Re
isna, sudah sewaj
gan Krisna dengan pria t
masih bingung h
eza. "Tidak per
enghela na
ay
l bertemu kakekkan?"
anya. "Tadi pagi saya diberitahu kalau k
ngendus
tanya ibu Reza yang bahagia
u beritahu ke Vivi dan Vivi kesana hanya men
ak bisa keluar rumah. Sedikit kena angin sudah masuk angin,
gus pasti kondisinya sudah membaik. Nenek dan kakek p
rsenyum. "K
Bagaimana dengan hot
ngung, menimbang apa perlu
menepuk tangannya ke Vivi. "Apa kamu juga m
dan ibunya mati-matian melarang dirinya untuk
luarga Aditama
selama ini kami mempertahankannya karena hotel itu bagian dar
gan pandangan orang-orang. Biar bagaimanapun di
tajam Vivi
t perubahan sik
duduk bersimpuh di lantai dan menundu
a saling menatap
tel, untuk menunjukan kemampuan ke keluarga Aditama supaya Vivi bisa diterima di keluarga i
kepada siapapun kalau Vivilah yang menggantikan tugas Krisna. Karena Vivi masih
a yang menangani hotel ini?" tanya Reza
ab Vivi denga
a mereka untuk m
iy
di luar negri, siapa yang
bisa menj
mengataka
i untuk bertanya. "Sebenarnya- siapa anda?
ah satu alisnya l
tranya. Ia tidak berani m
toku di rumah yang k
la keluarga bahkan nenek. Vivi pernah bertanya soal penyebab tidak ada foto nenek tapi tidak ada yang bisa menjawab. Untuk kepala
rdua tidak pantas di
dok dan garpunya, tiba
lalu menemaniny
amu bisa istirahat di kamar seper
ngan bingung. Ibu? kenapa nene
nek hanya satu yaitu kepala keluarga ini,
semakin menund
ah mengenali s
i a
an kamu kata
isna juga sudah berjanji pada dirinya untuk membuat keluarga bah
edua air mata
gan mengenaskan ini. Bos mereka duduk di kursi makan dengan angkuh dibatasi mej
is dengan benyangka bosnya bisa me
k mampu be
dua bawahan kon
y dan Putr
duk." Reza mema
iri tegang disana. Pasti paman menyuruh mereka berdua dudu
Vivi. Kalau tahu, mereka bisa menangis darah. Non
harus meng
h tetap di tempatnya. Sali
" benta
adapan mereka tuan besar Aditama, pemilik hotel terbesar di asia dan kekayaannya juga
mejanya Vivi sudah duduk dengan takut, berbatasan tiga kursi k
itu. Ia bertanya, "Darimana kamu belajar manajeme
elan. "Awalnya sa
rti lalu mengaduh kesakitan karena
hoky. "Food & Beverage itu
belajar di bagian Front Office, Reservas
tiga orang tampan.
rus
Putra me
lam hati. Tolong, si