Danny Hatta
wa, S
s, George menyiramkan wiski ke kepala Danny untuk membangunkannya. Perlahan Danny menatap pria di depannya yang sedang menenggak wiski langsung da
enyunggingkan senyum. "Kau sungguh berpikir bisa menangkap
nnya yang menggantungnya, untung kakinya tak diikat tapi hanya ujung sepatunya saja yang menempel di lantai. Ia berada di sebuah ruanga
ngkapmu, tapi aku akan membunu
a. "Dan bagaimana caranya?
m. "Aku bisa melakukan lebi
orge. "Kau hanyalah salah satu orang bodoh
n? Dan ayahku ... kenapa
an ayahmu? Apa kau merindukannya?"
dap ayahku?" seru Danny setengah berteriak
ak melakuk
rcaya padamu?" Dan
lang!" des
" sahut
dari mulut botolnya. "Harusnya kau ta
an Danny. "Katakan apa yang
ab, George mala
nak buah George meninju perutnya, Danny merinti
jauh datang ke tempat ini hanya demi sesuatu yang tidak penting. Sementara di negerimu, harus
us ayahku, katakan apa yang seb
girimmu pada ayahmu, jadi kau bisa menanyakan langsung padanya!" George kembali menge
pa saat
e arah dapur kedai itu seolah sedang menunggu seseorang. Ia memang sedang menunggu seseorang, tapi b
sional, sudah hampir lima tahun dirinya menjadi agent internasional di bawah Bendera PBB. Menangani banyak kasus dan selalu berhasil, meski terkadang ia harus menelan kepahitan. Selain prestasinya di dalam pekerjaannya ia juga cukup berprestasi dalam hubungan asmara. Banyak gadi
Mereka menapaki jalanan di dalam kerumunan orang yang lalu-lalang. Sejauh itu Ferdinant tidak curiga jika ada yang membuntutinya, hingga saat mereka memasuki gang yang sepi ia baru menyadari kalau sepertinya ada seseorang yang menguntitnya. Ia berhenti sejenak dengan sedikit melirikkan matanya ke belakang punggungnya. Danny ikut berhenti dan bersembunyi di balik tembok di tikungan. Ferd
nt. Pria itu tersungkur akibat hantaman kayu yang Danny lemparkan, Danny segera berlari ke arahnya. Ferdinant bangkit dan tak punya jalan lain selain melawannya. Mereka pun beradu fisik, saling hantam, saling
n di mana
ia incar, dia adalah orang yang biasa George bayar untuk me
ku di mana bajingan itu sebelu
.. meskipun kau membunuhku, kau tidak a
Bu
pikir aku main-main!" katanya melayangkan pukula
a itu harus bersimbah darah akibat berondongan peluru. Danny mencabut senjata apinya dan membalas tembakan itu. Tapi mobil itu malah meluncur meninggalkan TKP, Danny memunculkan diri dan mengejarnya seraya melontarkan tembakan. Tapi ia tak mungkin mengejar mobil itu dengan kaki, maka ia pun celingukan. Ada banyak mobil di sana, ia menghampiri ya
am itu. Ia kembali melontarkan tembakan ke arah mobil di depannya, dan salah satu orang di dal
lama bagi Danny untuk melumpuhkan mereka. Lalu ia mulai melangkah masuk, terlihat olehnya mobil yang dikejarnya tadi tapi pengemudinya sudah tidak ada. Ia kembali melanjutkan langkahnya dengan hati-hati, semakin ia masuk ternyata yang datang menghadangnya
balikan posisi kepalanya. Ada yang lain yang mendekat dengan membawa pisau, ia pun menendang orang yang meninjunya barusan hingga terpental. Beberapa orang maju, ia pun melawan dengan kakinya termasuk orang dengan pisau itu. Ia menendang lengannya hingga pisaunya terpental ke atas, lalu ia mengayunkan dirin
harus menyelesaikan orang-orang ini dengan segera. Meski tangannya terikat ia tetap bisa bergerak gesit untuk memukul dan membanting lawannya, bahkan pisau itu pun berguna untuk menggorok leher salah satu orang dan berakhir di jantun
a kembali berlari, dilihatnya George dan beberapa orang itu menuju mobil. Ia berlari, meloncatkan kakinya ke tiang tembok lalu menendang orang yang paling be
ngkat dan pisau, tapi Danny berhasil merebut salah satu tongkatnya untuk melawan mereka semua. Bahkan ada yang mengeluarkan senjata api, tapi Danny selalu bisa menghindar bahkan merebut senjata api itu
George tak cukup tangguh melawan Danny. Hanya dalam sekejap, ia terhuyung oleh serangan Danny yang bertubi-tubi. Danny tak ingin membuang waktu
bertanya lagi, k
inju George hingga terpelanting ke lantai dengan posisi tengkurap. Danny menghampirinya, melangkahi
ah nama?" pintan
a kau bisa ...," belum sempat George melanjutkan kalimatnya Danny sudah lebih dulu mematahkan
berdiri dan melirik beberapa orang berseragam itu. Tanpa diperintah ia pun mengangkat kedua tangannya ke