Danny Hatta
ku kan sudah minta maaf. Soal kesialan ... asal kau tahu saja. Justru kau yang membuatku sial, kau pikir aku mau menulis tentangmu, mewa
i, cara bicaranya seperti rel kereta yang tak berujung. "Kalau begitu justru bagu
ta Danny Hatta benar-benar menyebalkan, dingin dan buas. Bagaimana bisa Karen
dan menghampiri Aldo. Tanpa basa-basi
gu. Kita ma
aja, aku ma
mangnya kau sudah mewawa
saja yang aku mau tentangnya. Aku ingin tahu apa b
erhatikan t
rhasil bicara dengannya!
yang bahkan tak pantas di
eperti itu menilainya. Nanti kau malah jatuh
a padanya? Huok...
ar ocehan Sarah, kalau sedang kesal w
amanya. "Danny!" ia berhenti dan menoleh. Karen mengham
k dengan temanmu!" sahut
mu. Hanya ... tidak enak kan jika aku tak menanggapi mere
rjadi?" serunya menyentu
pa, hanya ketu
, sepertinya kau
a kita harus pu
kan belum selesai!"
anya selesai kan?" Danny berusaha
udah meminta satu kamar dari Devina. Kau bisa men
Kar
Danny, ia malah menggandeng lengannya
mau ke
e at
Kar
bersama. Apalagi kudengar Papa malah akan mengirimmu ke Irian untuk waktu
kemejanya, mengucek bagian yang kotor dengan air. Setelah itu ia juga mengelap bagian tubuhnya yang terasa lengket oleh minuman tadi, mencuci mukanya dan menyilakan rambutnya
anita yang mengatakan kalau dirinya membawa sial saat mereka bertemu. Ia memungut
tkan bagian pahanya yang putih dan mulus, kakinya yang jenjang tanpa noda. Danny melangkah,
nya sementara!" seru Karen menunjuk paka
ak perlu, aku tak berniat t
gkin memakai pak
tak me
gnya kau tak mau menghabiskan banyak waktu deng
kan b
u sibuk, bahkan tidak punya waktu luang
mana pekerjaanku,
buru menjatuhkan dirinya ke dalam dadanya yang tak berba
mencintaimu, kau tahu itu ... aku takut kau tak peduli lagi padaku, aku selalu takut kau akan per
en, ak
siap jika harus mendengar sesuatu y
knya erat. Terus terang, nafasnya mulai menghangat. Jika sudah seperti itu ia t
pria yang berada dalam dekapannya. Danny membalas tatapan itu, ia memang melihat cinta yang besar di mata gadis itu
y. Danny pun membiarkan gadis itu menciumnya, bahkan me
kannya, ia meraba dengan malas ke meja di sisi ranjang hingga menemukan benda itu
k, di mana kau
t Danny denga
da pertemuan penting. Danny mengucek matanya lalu melihat ke sekeliling, Karen tak ada di sampingnya maupun di dal
nya. Seketika matanya membelalak lebar, ia segera meloncat dari kasur dan membuang handphonenya. Membiarkan temannya mengocehi kasur. Ta
mau k
napa kau tidak membangunkan aku?"
kuputuskan untuk tak membangunk
pikan dasinya, Karen mendekat. Ia hanya mengenakan robe, Danny
kenapa? Kau ... takut aku akan menemu
arang, kau tidak apa-a
i apa boleh buat. "Ak
, padahal Karen berharap pria itu
cepatan tinggi, begitu dirinya sampai Frans sudah m
Jendral David tidak m
ikut!" sahutnya seraya berjal