Gairah Tersembunyi Kakakku
m olahraga. Seluruh anggota kelas tiga A berkumpul di sana. Seor
n kalian sebelum nama kalian disebut satu persatu." Segera mereka bubar dari barisan
angan. Sontak saja Emily mengaduh merasakan pantulan bola itu, yang me
mbil memegangi sisi kepalanya, dan dapat dia temukan sosok Lou
kat ini, mengejutkannya, meskipun mereka teman satu kelas, belum pernah bagi Emily bertukar bicara dengan lelaki yang digilai murid peremp
an, setelah Louis meminta maaf dan pergi, Sherin
kiknya tertahan nyaris berbisik sam
Bukannya bersimpati karena kepala temannya habis d
biasa?" heran Em
emua murid perempuan di sini, tahu! Di saat mereka berusaha keras untuk mencu
ipun dikenal semua murid di sekolah ini." Emily hanya bicara apa adanya. Tidak memuja lelaki itu sama sekali. Bahkan dia mengatakannya
erhatiannya walau itu hanya sekilas?" Sherin tercengang
orang di lingkungannya tidak. Sebentar saja, dia menjadi pusat tatapan beberapa kelompok siswi
*
a slengean namun tampan memikat lawan jenis. Dia masuk ke ruang kerja Evan tanpa permisi seolah sudah biasa.
pa kabar? Apa sedang menganggur?" ka
abar gadis cantik itu? Sudah lama aku tidak melihatnya." Jeremy menyinggung adik perem
saja," balas
sti sudah besar. K
iga high
dah mengenal ketertarikan pada l
caran," pungkas Evan bernada ketus. "Dia mas
? Bagaimana kalau dia tertarik pada salah sat
ng terfokus pada layar komputer. Karena tiba-tiba jemari Evan
ya bernada sarkas. Evan tidak suka lelaki l
uga. Aku merindukannya. Bisakah aku bertemu dengan gadis kecil yang man
i saat ini dia belum juga bisa menebak isi pikiran lelaki itu. Hanya ada satu
edas cabai rawit lidahnya. Yang Jeremy tahu, Evan tidak suka jika orang lain membicarakan adik perem
Dari tempat duduk, senyum miring terbit samar di bibir Jeremy sambil memperhatikan sahabatnya yang fokus pada dokumen di tanga
asil membuat Evan tersinggung. Walaupun percakapan
menggoda Evan yang dingin itu, sebenarnya dia memang ingin be
etik diam, satu kalimat terucap dari bibirny
cap Jeremy santai,
*
n yang membubarkan diri dengan ceria ketika bel pulang berdentang. Namun, dia
kelas. Mereka tidak saling bicara. Emily juga tidak merasa akrab dengan teman sekelasnya i
uyar saat menyadari kehadiran tubuh tinggi berdiri di belakangnya begitu dekat. Pemuda itu, Louis, secara tid
in." Suaranya terdengar nge-bass, melintasi rungu Emily dengan sensasi
*