Menaklukkan Duda Dingin
gin seraya mengelus pergelangan tangan Amber dengan ibu jari
ing. Dengan alis berkerut, ia mengamati situasi. "Aku m
a Tuan Dingin seraya memutar pergelangan tangan sang
a tidak menduga bahwa orang pertama yang berhasil menemukan rah
u," jawabnya sambi
m lebih erat. "Daripada kau mati sia-sia, bukankah
jam tatapan. "Aku belum mau mati," tegas wanita it
h kau pernah ing
a janji yang harus kutepati
ngus remeh. "Bukankah jan
tu juga yang membuatku sanggup bertahan hingga h
endadak beku. Dengan tatapan yang lebih dingin, ia be
kau akan membebaskanku?" balas
. Secepat kilat, sang wanita menarik se
ucap pria
sendiri," jawab Amber dengan nada sinis. Ia tidak suka berbagi informasi dengan oran
mengeraskan rahang. "Kenapa kau menca
hiasan terbaik di dunia," jawab Amber setengah men
ata, "Berhentilah mengejar laki-laki itu. Dia tid
mua orang. Meskipun dua tahun belakangan ini, dia menutup diri, aku yakin dia tetap mau membantuku," je
yang belum kau kenal?" cibir si Kanibal
lah, aku langsung jatuh cinta. Tampak jelas bahwa Adam Smith adalah pria baik
empuan! Gampang sekali jatuh cinta." Sedetik kemudian, ia berjalan menu
un berkedip-kedip heran. Setelah
membiarkanku hidup,"
Dingin berkata, "Kita belu
jika aku menjawab pertanyaanmu?" protes Amber sa
otol, barulah sang pria lanjut bicara. "Aku tida
seperti baru saja melihat peluang. "Kau tahu? Itu sama sekali bukan mas
mam Tuan Dingin seraya dud
Kau tidak mungkin memintaku me
menatap perempuan yang membungkuk di sampin
h mundur. "Tentu saja tidak. Aku tidak mungkin mengorbanka
rkan kepadaku?" tanya Tuan Di
g?" tanya sang wanita, mengh
etap menggeleng tegas. "
lu apa yang harus kuberikan kepadanya?" gum
g yang kau punya?" sindir Tuan Dingin
a punya kecantikan dan semangat yang bisa dibanggakan. Orang
untuk mempermainkan Amber telah kembali terb
kepadamu? Ingat! Kau sudah berjanji untuk membiarkanku
membungkus tubuh sang wanita. "Kau tahu? Meskipun aku kanibal,
berubah kaku. "Kau bilang, kau tidak tertarik padaku,
ku punya banyak pilihan? Pria tetaplah pria dan wanita tetap
nya, Amber menelan ludah dengan susah
a kembali tersulut. Dengan geram, laki-laki itu bangkit dari kursi
bahwa si Kanibal bisa senekat itu. "Apakah kau sudah gil
h makananku," balas si K
ir meraih gagang pintu, sang pria sudah lebih dulu merengkuh pinggangnya. Sedetik kemudian
ilih. Nyawamu
sang wanita berteriak, "Kau sud
al," tegas si Kanibal sambil
dulu! Beri aku waktu untuk berpikir," pintanya men
nunggu lebih lama. Sekarang, kau harus tahu bahwa aku tidak impoten," desah Tuan Dingi