Konselor Pernikahan
*
banyakan orang sering ucapkan baru saja terlontar dari bibir Karenina, i
motor yang sudah terparkir di halaman rumah, menungganginya sebe
tember tak main-main dengan tangisan langitnya, satu pertanda saja a
food truck di halaman rumah, tinggal berbenah isi rumah sedikit lagi sebelum benar-benar
bu-abu di angkasa. "Langit, ha
*
dengan apron merah muda yang membalut bagian depan tubuhnya itu bergerak cepat memasuki food truck lewat pintu belakang sebelum memati
tinya mengendus seperti singa kelaparan yang menemukan mangsa dari jarak jauh
egaskan jika macaroni panggang buatannya benar-benar enak. "Semoga pelanggan senang makan macaroni saya," tuturnya seraya mengeluarkan sisa macaroni dari oven, ada sekitar delapan buah-pesanan se
tu hal penting untuk menarik pelanggan, jatuh cinta pertama kali memang saat melihat penampilannya sebelum menyent
rmi
laki-laki berkacamata itu meletakan laptop di meja. Karenina akan mengutamakannya, ia meletakan parutan k
u hari ini." Karenina meraih daftar men
adah sebelum terdiam sejenak
rena terlalu lama membiarkan pengunjung y
raya membaui aroma yang cukup menyita perhatiann
baru buat maca
itu,
at lebih. Itu pesanan pel
ksha
pria berkacamata dengan pakaian kasual itu terus menatap si pemilik kedai. Bahkan tiada beralih hingga Karenina keluar lagi dari food truck seray
memasuki food truck, perempuan itu masih sibuk melakukan plating sebel
a adalah karyawati muda yang langsung turun menghampiri si
yawati berambut pirang itu, ia memperhatikan Kareni
" Karenina mengulurkan papper b
rgegas pergi meninggalkan Karenina yang tersenyum puas menatap pundi-pundi rupiah di tang
an Karenina atau karyawan kantor yang sengaja datang meski jauh, kebetulan bisnis waralaba Karenina cukup terkenal setel
perhatikan setiap gerak-gerik Karenina seperti penguntit, hanya saja dia begitu terbuka meski macaroni schotel serta
-laki itu beranjak seraya mer
ih, ya. Masnya baru banget ke sini, ya? Kalau hari Sabtu saya
nyimpan laptopnya ke dalam ransel sebelum menggendong benda hitam itu.
bisa say
uka cita atas me
endengarnya. "Kamu ke
lau kamu nggak kenal saya, tapi emang nggak ane
terlihat asing bagi Karenina, jika memang familier pasti Karenina sudah menerkanya sejak awal atau
asing sama saya, kita jarang bertemu-apalagi sampai berinteraksi, belum lagi karakte
ld. "Saya Karenina." Ia melepasnya.
itu karena sibuk di luar kota. Saya punya satu hal yang
tang
sebelum dia
eru mesin motor yang akhirnya lenyap tatkala s
ng baru melepaskan helm dan kini bergerak menghampiri istr
ld tadi, tapi janji Gerald untuk datang lagi membuat Karenina mencip
an ingin mendapat jawaban lebih cepat, jika saja Denial tak datang mungkin Karenina sudah mendapa
h berdiri menatap orang lain, satu alisnya terangkat menyadari fakta
lalu berlebihan sampai suaminya terusik, pasti tak nyaman. Ia memutar tubuh m
e sini dulu lihat istriku, mana tahu ada yang lecet. Ada nggak?" Ia beranjak mendekati Karenina sebelum berlutut di depannya
ya nggak lecet k
tong wortel, kan kamu kalau ke
ggak kenapa-ke
mengecup kedua punggung tangan istrinya sebelum menengadah seraya pe
berdiri di belakang Karenina yang tetap duduk di kursi, kedua tangan laki-laki itu menyentuh masing-mas
mu. Hari ini pelanggannya ba
di bagian mana saja biasanya Karenina rasakan lelah, pening acapkali mendera tanpa aba
kabar kalau dia pulang. Saya sengaja nggak kasih tahu kamu, niatny
al-nggak akan ada aku di sini. Kalau kamu gagal, dunia nggak akan lebih baik dari hari sebelumnya. Kalaupun kamu gagal, aku tetap-" Sebuah kecupan mendarat di pipi kiri Karenina, tapi
*