Konselor Pernikahan
a
*
rsebut di seberang jalan. "Makasih banyak, ya, Bu. Saya pamit pulang." Ia bersalaman dengan pemilik warung yang sempat duduk de
ar dan ketemu sama suaminya, ya," pesan wanita tersebut
intu belakang sisi kiri da
i, ya, Mbak," u
ada beberapa prosedur yang perlu Karenina jalani. Untung saja salah seorang pria yang sempat makan di warung tadi menjelaskan tata cara
Karenina merasa ada yang tidak beres dengan perkataan Elita ditambah nomor orang-orang tidak aktif.
m memunculkan batang hidungnya, ia tahu sesuatu dari alam perutnya bergejolak,
ng terlihat gelap, ia ingat jika sebelum pergi tergesa memang belum m
gerti tentang sesuatu yang terjadi hari ini, didorongnya gerbang saat ia masih memiliki sisa tenaga. Food truck tetap utuh di posisinya, Karenina melangkah pelan melewati halamannya yang gelap, begitu sampai di beranda ia merogoh kunci
nina yang begitu paham dengan tombol lampu rumah lantas meraba tembok di dekat nakas ruang tamu
i sudut yang berbeda, bayangan tersebut bergerak berada di bawah,
tempat lilin begitu kecil dengan isi yang menyala, detik berikutnya lampu menyala dan membuat orang
a keluarga besar Denial serta Rahadian yang turut serta hadir, tapi dengan a
ng berbaris di lantai, di tembok belakang mereka beberapa balon hitam serta putih menempel lengkap dengan balon huruf bertuliskan happy birthday.
maju seraya memegang kue ulang tahun lain di tangan, beberapa lilin te
didengar oleh Tuhan. Saya ingin menjadi istri yang sempurna untuk Denial, saya menunggu malaikat kecil itu, Tu
ik aja, kan?" Karenina masih tampak cemas seraya menye
ja kok, Sayang.
nghampiri kakaknya. "Kak Nina aku minta maaf banget ya udah bohong sama Kakak soal K
Karenina bel
. "Selamat ulang tahun, ya, Kak Nina. Semoga panjang umur, sehat selalu, rezekinya makin banyak, semoga aku cepat punya ponakan baru." Ia melepaskannya dan tersenyum menangkup waj
yum melirik suaminya, sen
i, pokoknya semua kesialan yang Kak Nin
mana a
mencegah perkataan Elita agar tak menceritak
n. Biarin aja dia ju
njauh dari Denial sebelum mengatakan kejujurannya. "Kak Nina inget kan banyak banget pelanggan Kak Nina yang ngeluh hari ini, itu sem
tubuh menatap suaminya bersama Elita. Karenina menggeleng t
at jahat kok." Denial membela diri, ia mendekati sang istri, menyentuh sepasang tangann
an," bisik Elita seraya tersenyum sinis pada sang kakak, meski sudah menj
ada hasil apa pun. Malah mobil saya diderek sama petugas dishub dan besok baru bisa diambil." Karenina menarik napas panjang, ingin sekali ia marah, tapi niat hati tak sampai. Melihat penyesalan di wajah
t merepotkan kamu." Denial mengecup puncak
pa
emejanya, kotak hitam yang kini dibuka dan memperlihatkan sepasa
uty, He
ag
warna gold di pergelangan tangan kiri Karenina sebelum istrinya juga memasang
banyak
ya membawa kotak kado di tangannya. "Selamat ulang tahun, Nak," ucap
asih
Kotak tersebut berpind
alan Denial hari ini?" Karenina mena
u sore-sore, kata dia mobilnya disembunyiin aja, kalau bisa masuk
nina percay
renina sebelum perempuan tersebut berlutut dan membiarkan Ciara mendekapnya. "Happy birthday, hav
embelai kepala ponakannya. "Sekaran
ara, kata bunda Ciara harus pintar bahasa inggr
istri, Zian dan Anne yang menghampiri Karenina. Mereka bergiliran memberi ucapan selamat ulang tahun serta meminta maaf karena sudah membuat Karenina begitu cemas dan kerepotan hari ini, san
*