Binar di Mata Arga
mana yang leb
g terus
yang terus
*
nama beliau. Sosok tenang, penyabar, tetapi sangat tegas dalam memegang prin
ya Melia Irawati. Ayah tersenyum saat aku bercerita
u lagi. Ditolak itu biasa. Ayah dulu ditolak sama ibumu berkali-kali. Nggak kehitung. Buktinya, ken
cinta. Sedangkan wanita, mereka punya ranahnya sendiri untuk kuasa menolak lamaran yang tidak mereka suka.
dan minder untuk mencoba mendekatinya. Beruntung, aku diberkahi otak cemerl
ng paras ayu yang hanya beberapa jengkal dari wajahku, bahkan aku bis
bukannya tidak tampan. Kata teman-temanku sih, cukup menarik. Hanya saja, aku tipikal co
lewat tulisan saja. Selembar kertas yang aku tulis dengan pen
ggak jadi pa
n kertas itu di buku pelajaran Melia. Beberapa hari menunggu jawaban, sepertinya dia bel
usah lagi lo d
amarku seolah berguncang terkena gempa. Begini rasanya ditola
balas pesan tersebut. Kubiarkan saja. Se
alah sebua
mungkin ket
u bukanlah
mu hanya
ah Tuhan
iriku m
rusnya
ati layak
i hambar. Kondisi seperti lagu dangdut, tetapi memang itu yang aku rasaka
enyapa saja, aku tetap tidak berani. Sungguh, tidak nyaman berada di situasi
enyerah. Pagi itu aku memberanikan diri menyapa Melia
bertanya dengan nada yang aku buat sebiasnpa menjawab. Dia lalu beranjak d
sana bisa segera mencair lagi. Setiap hari, akan aku sempatkan untu
Secara perlahan, hubungan kami kembali seperti dulu lagi. Dia mulai menanyakan beberapa hal tentang p
ku anggap sebagai bentuk ketidaksiapan dia untuk memiliki hubungan yang lebih dari
na merah yang dia kenakan. Sering terbersit tanya dalam hatiku, kenapa gadis secantik ini be
takan perasaanku. Kali ini aku ingin mengatakanny
ioskop yuk," a
" tanya Melia, tidak percaya den
kamunya mau sih, M
tu gue soal pelajaran yang gue nggak ngerti. Jadi, itu syara
Lagian, aku kan mau nembak dia, kataku dala
Aku yang ngajak, aku juga yang ditrakti
l, ya," ucap gadis itu sambil tersenyum dan memb
awabku penuh se
lah hanya deretan kata tanpa makna, hanya barisan bunyi tanpa arti. Tak
apa orang buru-buru ke kantin karena sudah kelaparan. Ada yang tergesa-gesa karena jadwal le
berkencan dengan Melia. Kencan? Aku tersenyum sendiri memikirkan kata itu. Seb
menghampiri Melia. Sebetulnya, untuk meyakink
lalu bersama teman-temannya yang memandan
? Kencan?" tanya F
erdiri. Jadi, aku tidak tahu lagi, a
*
ikum," seruku
en, ceria banget, Ga?"
erus mau rebahan. Oh ya, Arga nanti mau p
sambil menyodorkan piring d
bisa menebak dengan sangat tepat. P
olah. Teman mana yang bisa membuatmu semringah sepert
. Bisa