Binar di Mata Arga
ang pria diliha
aling mahal adal
*
, tuh. Kamu disuruh ke ruangan
apa, ya?" tan
ke sana aja!" jawab Novi
dung ini. Aneh memang. Ruang komisaris malah berada di bagian belakang,
Belum pernah sekali pun aku berbicara langsung dengan pemilik pe
dengar dari dalam ruangan
il saya?" kataku sambil sedikit m
Duduk, Mas," ucap
sangat apik dan mirip kafe bergaya Amerika. Satu buah lukisan bergambar Marilyn Monroe dengan aliran pop a
ingguan top manajemen. Itu pun jarang memakai pakaian resmi. Dia lebih sering mengenakan kaus polos, celana j
kamu, Mas Arga. Tenang saja, laporan positif
tunglah." Aku
a secara pribadi ingin mengucapkan terima kasih, sekaligus ingin menawarkan posisi Supervi
ia kenakan tak mampu menutupi tato besar di lengan sebelah kanan y
si karena baru bekerja satu tahun di
ertanyaan itu menyadarkanku y
untuk itu, insya Allah saya bersedia, k
ah punya pacar, Mas?"
u dulu, Pak. Jadi, belum terpikir untuk mencari pacar," jawabku dengan yakin. Padahal,
. Orang tuamu aktivitasnya apa sehari-ha
gasi calon mertua in
dititipkan di beberapa sekolah dan warung. Setiap pagi saya membantu kirim kue-kue it
terin kue-kue gitu?" t
budi pada orang yang sudah menemukan resep brownies. Kalau saja kenal, pasti saya sud
dan sesosok gadis cantik masuk. Tanp
s itu setengah berteriak. Sepertinya, dia tidak pedul
ngan. Terima kasih, ya," kata
u bergegas meni
mpatkan menyapa gadis itu
udian menghempaskan tubuhnya
. Aku sudah tak sabar, ingin segera pulang dan
ali." Aku bicara sendiri sambil melangkahkan kaki. Selama ini aku hanya
*
V B
ku sambil memelotot. Bukan hak Ayah untuk tiba-tiba
arang-barang cowok yang kamu beli. Mau sampai kapan kamu diporotin sama cowok brengsek kamu itu? Ap
itu, dong. Ayah kan nggak kenal siapa Arya!" Aku mendengkus kesal. Enak saja Ayah menuduh yang eng
caran, tapi nggak pernah Ayah ketemu sama dia. Kamu cari cowok mestinya kayak si Arga tadi. Muda, kompeten, rapi,
gan dengan Arya dan belum pernah sekali pun kukenalkan. Aku tahu, pasti akan ada pertanyaan soal kerja
a. Namun, aku benar-benar mencintai dia. Hanya dia yang mampu bikin hatiku berbunga-bunga dal
agiku. Justru di situlah daya tarik dia sebagai seorang pria. Terserah, Ayah mau be
r bawa dia ke rumah!" A
marah. Pintu yang tidak salah apa-apa, terpak
gan setia menunggu di depan gedung. Aku memang
kirkan, membawa Arya