icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Binar di Mata Arga

Bab 2 Kencan Pertama

Jumlah Kata:1118    |    Dirilis Pada: 10/12/2022

sembunyik

gup sembun

u sembunyik

ntur tak kuasa s

*

m. Namun, rupanya aku tertidur sungguhan. Untung saja sudah memasang alarm di telepon g

abu-abu. Aku memang bukan penggemar bahan jeans. Risih karena tidak biasa dan mungkin m

di televisi. Para gadis langsung jatuh cinta karena keharuman pewangi ini.

hon doanya," kataku sambil mera

s ya, Ga." Ibu menjawa

eraya memajukan bibir. Das

Ambara Plaza. Untung saja tidak hujan. Cuaca hari ini sedikit mendu

aku menuju lantai paling atas dari mal ini. Ja

Hanya ada beberapa orang saja di lobi bioskop. Fiuh

rus menelepon Melia, memastikan dia jadi nonton atau tidak sore ini. Kalau ya, sudah sam

h nyampe, ya?" Suara gadis pujaan di seberang s

" Gadis it

oskop, Mel. Kamu mau minum apa?

r. Tunggu aja gue nyampe,

ilan." Aku masih berusaha berargumen. Malu dong, seorang

lang. Kita nggak jadi nonton!" Suara gadis itu ter

gilan. Daripada Melia marah dan membatalkan kencan pertama kami,

n dari kejauhan dan gelap gulita pun aku pasti bisa mengenali. Ya, karen

ek dari bahan jeans. Dia terlihat gaul, lucu, sekaligus imut. Rambutnya yang

unggu?" tanya Melia b

nonton sekarang atau makan

tanganku, lalu menarik dengan santai. Dia tidak tahu kalau apa yang d

Kita ngobrol sambil makan

guk. Buatku ... apa pun dan ke mana pu

untuk jadi tempat nongkrong anak muda. Kulihat tempat itu cukup padat pengunjung. Penampilan mereka terlihat menyolo

ntara untuk camilan, kami memesan barbeque potato chips beserta seafood pizza ukuran kecil. Sudah cukup meng

ng hanya memiliki dua kursi saja. Biar terasa lebih privat

sanya susah buat dapet tempat duduk loh

g, Mel. Diridhoi Tuhan

lo, ustaz banget."

ia tertawakan. Bukankah ya

onton?" Melia kembali bertanya tentang

i kan masih bisa." Ya, bagiku memang tidak masalah. Justru, tidak jadi nonton sore ini malah lebih

endiri. Masih waras, kan?"

a, Mel, bisa keluar sama

ng. Kami terus ngobrol sembari makan. Memang, Melia

menikmati karya Tuhan yang pasti butuh waktu sedikit lebih lama dibandingkan makhluk lain saa

, hingga akhirnya aku memberanikan diri unt

tahu sih, kamu nolak aku pas itu. Mmmhh, kalau sekarang aku nembak kamu

an. Gue nggak mau ya naik motor, kepanasan, kehujanan, kena debu. Lo tahu nggak, berapa biaya perawatan muka gue? Masih untung gue mau temenan sama lo. Jadi teman gue aja sebetulnya lo itu nggak pantes. Tau, nggak

ku jadi paham, seperti apa kriteria pria idaman dia . Aku akan bekerja keras d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka