Binar di Mata Arga
lah sebua
telah
ncintaimu a
*
V A
m dinding di kamar. Pukul 17.30. Aku bergegas
nilaian beliau malah jadi buruk terhadapku karena buru-buru mengajukan pinjaman
eher. Parfum Lisboa, favoritku. Aromanya segar, tetapi cukup lembut. Memang bukan parfum mahal. Na
ewajiban untuk beribadah. Aku tak akan lupa bersujud pada Yang Mahakuasa. Hal itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan pemilik
n. Semua itu ada pada diriku. Tampan, bertanggung jawab, saleh, dan memiliki p
an masalah Arya. Semoga Pak Danang berkenan memban
anti dadakan sebagai kepala keluarga. Untuk urusan ekonomi, tidak terlalu sulit karena keluarga m
lung, juga pengganti Ayah untuk mengarahkan Arya, terasa sangat berat. Si bontot selalu saja berulah. Dia
gan tangan kiri. Pukul 18.15. Aku segera m
tanya Ibu, melihat anakn
mau membantu kita untuk melunasi utang Arya di
ang terbaik," jawab Ibu sam
alaikum," ucapku, berlalu menuju
Ga," jawab Ibu, setengah berteri
gan kecepatan sedang. Hanya butuh sekitar tiga
kan mesin motor, Pak Danang sudah mem
lambat kamu, ya. Selalu tepat waktu," pu
k," sapaku sambil
embari membalas jabatan tangan. Dia menepu
aja. Setelah makan, baru kita n
an mengikuti lelaki paruh
an maupun interior didominasi oleh warna abu-abu, putih dan hitam. Tidak ter
r burung merak dan dua buah rak hias berisi beberapa guci kecil mengapit lukisan tersebut. Meja makan be
panggilkan Binar. Suruh dia t
itu mengangguk dan segera
tas undangannya
an. Saya berharap nantinya kita bisa sering makan bersama atau bahkan setiap
ini memang memiliki pembawaan yang sangat tenang, tetapi mampu mengintimidasi orang lain dengan ketenan
berwarna hitam dan baju berwarna merah yang entah apa namanya, menunjukkan satu bahu terbuka, sementara lainnya nampa
Binar." Aku berusaha
dan pura-pura sibuk d
ata ayahny
ti, apa maks
" jawab gadi
Pak Danang mulai mengambil makanan, sekaligus
g tentang urusan kantor dan itu
ending kalian makan malam berdua, deh.
tidak lagi bicara soal kerjaan," jawab Pak
liah di mana?" t
ional dan sudah semester akhir. Semoga dia segera lulus,"
netika. Kalau Binar ini mewarisi sifat
yang bodoh sebetulnya. Dia cukup kreatif dan cerdas. Hanya saja dia tidak mam
ta saja, Ga. Dia bisa jadi marketing atau
yang biasa lewat depan rumah dia sekalian." Binar terlihat makin seba
ndiri, Pak. Dari dulu cita-citanya menjadi seora
pengalamanmu. Anak muda punya cita-cita tinggi, itu bagus. Tidak seperti pacar, eh
e, Tirtomoyo Jurusan HI? Pacarku juga, lho. Kampus dan jurusan yang sama, semester akhir j
di pacar Mbak Binar temann
Arya Dwi Putra?" Bi
saya. Mbak Bi