Binar di Mata Arga
pasti bukan s
, juga buka
bukan seba
*
ah saling mengenal. Kami saling menghindar dan memilih untuk berada di jarak aman. Kami seper
wa tas dan semua barang-barang kamu sekalian, ya,"
terbengong-bengong. Aku terkenal sebagai siswa teladan. Jadi,
a barang, ya? Aku bergegas mengemasi buku pelajaran dan peralatan lai
tanyaku penasaran s
n? Beliau baru saja menelepon ke sekolah. Kamu diminta un
seorang guru, beliau jarang terlihat bicara dengan mimik serius seperti sekar
membungkuk, lalu mencium tangan Melia. Ups, tangan Pak Mukidi, maksudku. Dar
sendiri. Aku segera berlari ke arah parkir motor dan melajukan kendaraan dengan ke
ukurlah, ini hari Selasa. Jadi, jalanan di Kota Yogya tidak terlalu
rjadi sesuatu. Karena warga memadati gang menuju ke rumah, aku memutuskan
ar, ya," kata sala
, mulai tidak sabar. Pak Jumari me
aan tunggal. Ayo, segera mandikan jenazahn
engar jawaban dari mulut Pak Jumari. Hampir saja aku terjat
ikhlas, Ga. Kasihan ayah kamu."
ang terbaring berselimut kain jarik dan Ibu sedang bersimpuh, menangis dengan wajah p
sayang Ayah, Bu." Aku tidak hanya sedang m
g menyebabkan motornya oleng dan terjatuh. Nasib sial, dia lupa mengaitkan tali helm.
ung dengan pikiran kami sendiri. Ada sesuatu yang hilang di dalam hati. Walau Ayah bukan sosok yang ceria,
h. Aku harus bisa melindungi, juga merawat Ibu dan satu adik laki-lakiku. Sudah me
*
. Aku teringat pesan almarhum untuk terus berjuang mendapatkan c
itu memang tidak main-main dengan ucapannya waktu itu. Dia bersikap seolah tidak mend
lnya aku juga tidak percaya bahwa tahu itu digoreng dadakan. Penjualn
h melihat kegigihan anak sulungnya ini dalam mencintai gadis itu. Aku tahu, Ibu tidak tega untuk melemahkan impianku sehi
Ada masalah
ama Melia, Bu," jaw
ekolah, kan? Masih bisa ketemu, kan?" Ibu menggelengk
ga aku kembali sekelas dengan satu-satunya gadis yang aku cintai itu. Hal ini membuatku lebih berse
emik. Berbagai kejuaraan aku ikuti untuk menambah daftar penghargaan. Aku pikir, semua i
aik. Hari terakhir berada di sekolah tak akan aku sia-siakan. Aku mem
ta foto bareng? Plea
i dulu. Oh God, please, jangan sampai aku kena diabetes melihat senyumnya, kataku
anjut kuliah ke mana, Mel?"
kan gak sepinter lo, Ga. Dan gue emang pengi
ampus ini cukup terkenal dan masih satu kota dengan tempatku tinggal. Tidak mungkin bagiku untuk kul
" Aku memberi semangat sambi
, membuat keberanianku bangkit kembali
an sukses, seperti keinginanmu. Tunggu aku!" Aku segera menjauh
itkan dahi mendengar
Melia pelan, tetapi a