icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Binar di Mata Arga

Bab 3 Layak Ditunggu

Jumlah Kata:1105    |    Dirilis Pada: 10/12/2022

pasti bukan s

, juga buka

bukan seba

*

ah saling mengenal. Kami saling menghindar dan memilih untuk berada di jarak aman. Kami seper

wa tas dan semua barang-barang kamu sekalian, ya,"

terbengong-bengong. Aku terkenal sebagai siswa teladan. Jadi,

a barang, ya? Aku bergegas mengemasi buku pelajaran dan peralatan lai

tanyaku penasaran s

n? Beliau baru saja menelepon ke sekolah. Kamu diminta un

seorang guru, beliau jarang terlihat bicara dengan mimik serius seperti sekar

membungkuk, lalu mencium tangan Melia. Ups, tangan Pak Mukidi, maksudku. Dar

sendiri. Aku segera berlari ke arah parkir motor dan melajukan kendaraan dengan ke

ukurlah, ini hari Selasa. Jadi, jalanan di Kota Yogya tidak terlalu

rjadi sesuatu. Karena warga memadati gang menuju ke rumah, aku memutuskan

ar, ya," kata sala

, mulai tidak sabar. Pak Jumari me

aan tunggal. Ayo, segera mandikan jenazahn

engar jawaban dari mulut Pak Jumari. Hampir saja aku terjat

ikhlas, Ga. Kasihan ayah kamu."

ang terbaring berselimut kain jarik dan Ibu sedang bersimpuh, menangis dengan wajah p

sayang Ayah, Bu." Aku tidak hanya sedang m

g menyebabkan motornya oleng dan terjatuh. Nasib sial, dia lupa mengaitkan tali helm.

ung dengan pikiran kami sendiri. Ada sesuatu yang hilang di dalam hati. Walau Ayah bukan sosok yang ceria,

h. Aku harus bisa melindungi, juga merawat Ibu dan satu adik laki-lakiku. Sudah me

*

. Aku teringat pesan almarhum untuk terus berjuang mendapatkan c

itu memang tidak main-main dengan ucapannya waktu itu. Dia bersikap seolah tidak mend

lnya aku juga tidak percaya bahwa tahu itu digoreng dadakan. Penjualn

h melihat kegigihan anak sulungnya ini dalam mencintai gadis itu. Aku tahu, Ibu tidak tega untuk melemahkan impianku sehi

Ada masalah

ama Melia, Bu," jaw

ekolah, kan? Masih bisa ketemu, kan?" Ibu menggelengk

ga aku kembali sekelas dengan satu-satunya gadis yang aku cintai itu. Hal ini membuatku lebih berse

emik. Berbagai kejuaraan aku ikuti untuk menambah daftar penghargaan. Aku pikir, semua i

aik. Hari terakhir berada di sekolah tak akan aku sia-siakan. Aku mem

ta foto bareng? Plea

i dulu. Oh God, please, jangan sampai aku kena diabetes melihat senyumnya, kataku

anjut kuliah ke mana, Mel?"

kan gak sepinter lo, Ga. Dan gue emang pengi

ampus ini cukup terkenal dan masih satu kota dengan tempatku tinggal. Tidak mungkin bagiku untuk kul

" Aku memberi semangat sambi

, membuat keberanianku bangkit kembali

an sukses, seperti keinginanmu. Tunggu aku!" Aku segera menjauh

itkan dahi mendengar

Melia pelan, tetapi a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka