/0/8366/coverorgin.jpg?v=7f911a9bc8a5fc1b2c82524542a66ba8&imageMogr2/format/webp)
Aku memandang kembali bangunan kokoh yang berdiri di hadapanku, kedua orang tuaku sudah mendahului dengan om Agung, tante Eva dan mamang Danu.
Rasanya cukup ragu untuk kembali memasuki rumah ini, setelah bertahun-tahun aku memiliki kenangan buruk mengenai tempat di mana nenek dan kakekku pernah tinggal.
"Dara, kok malah bengong?” sapa om Agung menghampiriku.
Aku tersenyum kecut dan mengangguk dengan segan. Gina, sepupuku segera menarik tangan untuk mengelilingi rumah yang baru saja direnovasi tersebut.
Adikku, Tasya dan Robi, entah sudah merambah hingga ke mana. Rumah besar berlantai dua ini memang sangat luas dan menjadi lebih mewah dari sebelumnya.
Om Agung menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk memugar kembali menjadi bangunan baru dan tidak ada lagi kesan ‘suram’.
“Dua belas tahun aku pernah di sini, kayaknya semua baru terjadi kemarin,” gumamku sembari menebarkan pandangan ke seluruh ruangan, sementara berdiri di tengah, ruang keluarga.
“Emang bener, ya, Kak?” tanya Gina sembari berbisik.
Aku menoleh padanya. “Tentang?”
Gina menelan ludah dan merapatkan tubuhnya hingga memeluk lenganku.
“Kalo rumah ini angker?” ucapnya lirih.
Aku hanya melempar senyum samar. Jika kukatakan tentang berbagai pengalaman yang cukup meninggalkan mimpi buruk, pasti Gina, sepupuku, sudah hengkang kaki dan berteriak pada ibunya, meminta agar cepat pulang.
“Tergantung cara pandang kamu. Mungkin karena dulu aku penakut, makanya sering ngalamin kejadian konyol,” jawabku terkesan diplomatis.
Gina meringis dan tidak begitu saja percaya dengan penyataanku.
Entah kenapa, meski sudah mengalami banyak perubahan, aku masih merasakan ada sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuatku cemas sekaligus gelisah saat ini. Terdengar suara dari arah dapur, tante Eva, yang meminta kami melihat kamar di lantai dua.
Gina memohon kami semua untuk mengunjungi setiap ruangan. Dengan sedikit enggan, aku menaiki anak tangga, menyusul Gina yang sudah berlari lebih dulu.
Kakiku menapaki satu persatu, tapi bunyi derak aneh yang tidak seharusnya terdengar dari tangga yang terbuat dari batu dan semen, kini terdengar. Aku menoleh ke bawah, lalu kembali mendonggakkan kepala ke arah atas.
Aku benar-benar tidak ingin ke atas sana!
Bayangan itu masih melekat di kepalaku. Kini keringat dingin mulai muncul dan kakiku semakin berat melangkah.
Oh Tuhan, apa yang aku lakukan sekarang? Benarkah rumah ini tidak lagi menyimpan kengerian di masa lalu dulu?
Sebenarnya, banyak sekali perubahan pada rumah ini yang membuatku takjub. Walaupun sudah sah dimiliki oleh om Agung, aku tetap menyebut rumah ini sebagai Rumah Kakek. Entah mengapa, karena memori yang ada di rumah ini sangatlah kuat. Suka, duka bahkan hal menegangkan pun aku alami juga di sini.
Rumah ini benar-benar luas..
Garasinya bisa muat empat sampai lima mobil, walaupun area ruang tamu diperkecil, namun ruang keluarga kini diperbesar, ada pula dapur bersih dan kotor. Itu masih di lantai satu, belum lagi di lantai dua, ada lima kamar tidur di rumah ini. Ditambah dengan dua kamar kecil yang salah satunya untuk karaoke keluarga dan kamar untuk asisten rumah tangga.
“Hebat euy, Gung. Jadi keren begini rumahnya,” ucap ayahku.
“Siapa dulu dong, Agung. Hahaha,” balas om Agung berbangga diri.
“Walaupun fisik rumah ini sudah berubah, tapi kenangan di sini takkan pernah terlupakan, ya. Banyak kenangan orang tua kita disini,” ibuku menambahkan.
/0/2164/coverorgin.jpg?v=4609f02bc0d1db4396142e2ddfdff2cd&imageMogr2/format/webp)
/0/17016/coverorgin.jpg?v=1fc871c67e8daa5490ed1a3734438104&imageMogr2/format/webp)
/0/12938/coverorgin.jpg?v=af5c1dca62de2aae0e73df5ce39733d6&imageMogr2/format/webp)
/0/3761/coverorgin.jpg?v=053c837d844ca1c9c4b5a40b04fbaad6&imageMogr2/format/webp)
/0/22398/coverorgin.jpg?v=5da51303f22197156232dcfe79930993&imageMogr2/format/webp)
/0/26857/coverorgin.jpg?v=bb116a5580b0f54dc3658a4d2a247dfb&imageMogr2/format/webp)
/0/23370/coverorgin.jpg?v=8129e08c5be673a953fc32d0071ef17d&imageMogr2/format/webp)
/0/10815/coverorgin.jpg?v=c5b40876bf7b8c049e586a8b1a8faaf0&imageMogr2/format/webp)
/0/15300/coverorgin.jpg?v=9b2c0ebb139ed08152de41125af6ec7b&imageMogr2/format/webp)
/0/28876/coverorgin.jpg?v=09731113ad696b94b92efb22936e56d0&imageMogr2/format/webp)
/0/29114/coverorgin.jpg?v=8ef50e2564eedbd7adab40a8459a0b58&imageMogr2/format/webp)
/0/23240/coverorgin.jpg?v=c997b3e39e8840ccf5e8fc6adcbe5620&imageMogr2/format/webp)
/0/29167/coverorgin.jpg?v=20251106220321&imageMogr2/format/webp)
/0/28886/coverorgin.jpg?v=990aa4b0743153405a92edba20938b8d&imageMogr2/format/webp)
/0/2041/coverorgin.jpg?v=b8ee75de0d4ecf0561fc3004b0ba3189&imageMogr2/format/webp)
/0/2251/coverorgin.jpg?v=fbf918b01ec08d9205af32762af53568&imageMogr2/format/webp)