Delisha yang bernasib sial, suatu hari mengalami kecelakaan tunggal dan terbangun di dalam tubuh seorang putri tunggal keluarga Bangsawan yang baru saja selesai melangsungkan pernikahannya satu jam yang lalu. Lalu, dalam kebingungannya itu, ia mendapati kenyataan kalau dirinya telah merasuk ke dalam tubuh salah satu tokoh sampingan bernasib malang yang kelak akan mati di bunuh oleh suaminya sendiri yang merupakan seorang Villain utama dalam komik kerajaan yang pernah ia baca setahun yang lalu. Bagaimana cara Delisha bertahan hidup di era kerajaan abad pertengahan menjadi seorang Nyonya muda bangsawan sambil berusaha mengatur rencana perceraiannya dengan sang suami demi bisa lolos dari kematiannya? Hidup bersama seorang Villain utama berkedok second male lead? mampukah Delisha bertahan di sana?
Musim dingin tahun 423 kekaisaran Pytolarin.
Suara riuh pesta akhir tahun yang selalu rutin keluarga Grand Duke Swiss adakan terdengar begitu meriah, Ballroom utama yang selalu di buka hanya saat pesta perayaan sekali setahun itu di hias begitu mewah dan glamour. Namun tokoh utama dalam perayaan tersebut justru tampak begitu menyedihkan, duduk di pojokan sembari menyaksikan sang Suami yang tengah tersenyum begitu ramah kepada banyak orang yang mengajaknya berbicara.
'Setidaknya aku merasa bersyukur masih bisa menatap senyuman yang begitu indah itu, meskipun dari jauh begini. Suamiku, kapan kau bisa memberikan senyuman yang begitu manis itu padaku?'
Wanita itu terus menatap suaminya, hingga sang suami yang merasa sedang di tatap melirik ke arahnya, hal itu membuat si wanita salah tingkah, empat tahun pernikahan mereka tapi baru kali ini sang suami tampak tersenyum manis kepadanya bahkan sampai menghampiri si wanita di kursinya. Sebelum sampai di posisi si wanita, sang suami tampak memberhentikan seorang pelayan yang membawa sebuah wine, lalu kembali melanjutkan langkahnya menghampiri istrinya.
"Ayesha kenapa kau duduk diam di sini? Bukankah ini adalah pesta yang sangat meriah?"
Si wanita yang ternyata bernama Ayesha itu mendongakkan kepalanya menatap suaminya, "Saya tidak memiliki teman."
"Pft!"
"Hahaha!"
Ayesha terkejut kala mendengar suaminya tertawa, di susul oleh beberapa orang tamu yang sepertinya memang mendengar percakapan singkat mereka. Ayesha menyadari kalau beberapa dari mereka tampak saling berbisik-bisik seraya menatap ke arahnya, wanita itu menundukkan kepalanya karena ia merasa sangat malu dan rasanya ingin menangis.
"Minumlah, pesta meriah ini di buat untuk merayakan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, jadi apakah kau ingin bergabung dalam kegembiraanku ini?" tanya sang suami sembari memberikan segelas wine yang tadi ia ambil.
Meski merasa sedang bersedih, Ayesha kembali mengangkat kepalanya dan menerima uluran gelas wine yang disodorkan oleh suaminya sembari mengangguk pelan, "Saya mau."
Tanpa sepengetahuannya, beberapa pasang mata menatap dengan serius Ayesha yang sedang meminum wine tersebut dengan begitu tenang, suaminya juga sedang menatapnya dengan tersenyum kecil penuh makna. Sementara itu gelas wine yang sedang di pegang oleh Ayesha langsung terlepas dari tangannya dan pecah berkeping-keping begitu mengenai lantai.
"Na-nafas sa-saya... Ke-kenapa begini?" tanyanya sambil bergumam pelan, sorot matanya yang biasa begitu tenang kini tampak melebar dan pupil matanya juga tampak bergetar.
"Bagaimana rasanya, Istriku?"
Dengan cepat Ayesha mendongakkan kepalanya, seluruh tubuhnya kini mulai bergetar hebat, air mata juga mulai membanjiri pipinya, kini ia tahu penyebab dirinya seperti ini, "Ka-kamu... ke-kenapa Derick? Kenapa? Hm?"
Matanya mulai kehilangan fokus, tubuhnya juga mulai melemas hingga akhirnya jatuh tersungkur ke lantai, namun matanya sempat menatap ke arah suaminya yang justru terlihat tersenyum begitu lebar.
'Kenapa? Apa salahku? Apakah mencintai Suamiku sendiri begitu berdosa? Aku tidak tau, aku tidak tau, aku tidak tau kalau selama ini Aku telah mencintai orang yang salah. Aku selalu berharap di Cintai olehnya, Ayah dan kakak tolong maafkan aku. Aku sudah salah memilih masa depan."
Air mata bercampur dengan darah yang keluar dari celah bibir Ayesha, membuat pakaian indahnya jadi terlihat begitu mengerikan. Namun, tidak ada satu pun dari sekian banyak orang yang mau membantu dirinya yang sedang meregang nyawa dengan begitu mengenaskan. Telinganya juga berdengung, tidak dapat mendengar ucapan suaminya yang sedang berbicara, ia hanya dapat menangkap beberapa kata saja.
"Menyedihkan... Jalang sialan... tamat."
Rasa sakit yang ia rasakan ternyata masih lebih baik dari rasa sakit pengkhianatan suaminya yang justru mampu mencabik-cabik seluruh jiwa raganya, 'Dewa, apa begitu bercandanyakah hidupku ini di mata para manusia-manusia bejat ini? Dosa apa yang sudah aku lakukan? Dari mana masalah ini bermula? Ah, ternyata karena pernikahan busuk ini. Tolong, jika kau sungguh ada, berikan aku kekuatan untuk membalas dendam pada suami brengsek itu, Dewa.'
***
Musim panas tahun 419 kekaisaran Pytolarin.
'Hei Dewa! Apa-apaan ini?! Kenapa kau malah melempar jiwaku ke dalam tubuh wanita malang ini?! Udah gitu kenapa harus di saat Ayesha sudah menjadi Istri dari pria Brengsek itu satu jam setelahnya?!'
Begitulah teriakan tanpa suara seorang gadis muda yang sedang menatap cermin di sebuah kamar mewah, di belakangnya terdapat taburan bunga mawar dari pintu sampai ke atas kasur, sebab malam ini adalah malam pernikahan mereka. Gadis bersurai pirang pucat itu tampak beberapa kali menjambak rambutnya yang sedikit bergelombang, beberapa ingatan bercampur menjadi satu, bagai kaset rusak yang terus berputar dan menyatu dengan ingatan masa lalunya.
Dia adalah Delisha, gadis yang sudah bekerja seumur hidupnya untuk melunasi hutang kedua orang tuanya yang menumpuk begitu banyak, yang menyebabkan perusahaan ayahnya mengalami kebangkrutan. Hingga dirinyalah yang harus bekerja mati-matian untuk melunasinya, sebab ayah dan ibunya yang justru lebih memilih bunuh diri bersama di rumah kontrakan yang baru satu bulan mereka sewa, hanya menyisihkan Delisha sebagai satu-satunya ahli waris hutang-hutang yang menumpuk sekian ratus juta tersebut. Namun tampaknya takdir sedang merencanakan sesuatu yang lebih luar biasa padanya. Tepat setelah Delisha melunasi hutang-hutang orang tuanya setelah 10 tahun lamanya, saat itulah sebuah kejadian mengenaskan menimpa Delisha, dirinya yang sedang berjalan di pinggiran trotoar malah menjadi korban dari sebuah bus sekolah yang kehilangan kendali, yang menyebabkan Delisha tewas seketika itu juga.
'Tapi kenapa aku harus merasuk ke dalam tubuh perempuan ini?!"
Kembali teriakan tanpa suara itu Delisha, ah tidak lagi, karena kini ia sudah menjadi Ayesha, tokoh yang akan bernasib malang sebab di bunuh oleh suaminya sendiri yang begitu ia cintai. Ayesha yang sudah di rias oleh para pelayan untuk menyambut malam pertama pernikahan mereka, kini tampak berjalan mondar-mandir karena merasa gelisah bukan main.
'Kumohon jangan datang. Kumohon jangan datang. Kumohon jangan dat...'
Cklek!
Secara spontan Ayesha memutar tubuhnya ke arah pintu kamar yang baru saja dibuka. Di sana, berdiri seorang pria dengan postur tubuh tegap dan tinggi, pria tersebut menatap Ayesha dengan tatapan dingin dan tajam, membuat seluruh tubuh Ayesha yang sedari tadi merasa gelisah, kini bertambah menjadi gemetar ketakutan. Pria itu berjalan menghampiri Ayesha dengan perlahan, salah satu tangannya masuk ke dalam saku celana putih bersihnya.
"Minggir, aku ingin istirahat." ucapnya begitu berdiri di hadapan Ayesha.
'Ha? Apa kata laki-laki bangsat ini? Minggir? Woilah, jalan menuju ke kasur kan banyak, aku yang berdiri di pinggir ini mau di suruh kemana lagi? Mau ngusir ya?' makian hanya bisa Ayesha lontarkan di dalam hati, ia tidak memiliki keberanian sebesar itu untuk menantang tokoh Antagonis di hadapannya.
Namun, karena tidak ada respon dari Ayesha, membuat Pria itu merasa kesal, "Apa kau tidak bisa mendengar ucapanku? Aku bilang minggir!"
Ayesha mendongakkan kepalanya ke atas, guna melihat wajah pria yang kini berstatus suaminya tersebut, "Matamu buta atau kau sengaja mencari perkara denganku?"
Lalu 'Maafkan aku, silahkan lewat tuan,' ucap Ayesha dari dalam hati sembari menggeser tubuhnya mepet ke dinding.
"Apa katamu?" tanya Derick balik sembari menggertakkan giginya.
"Ups!" oh tidak, ternyata Ayesha ke balik dalam mengatur dialog yang seharusnya ia lontarkan kepada Derick. Ia justru mengutarakan isi hatinya dan membatin dialog yang seharusnya ia ucapkan.
Bab 1 Ayesha Von Clark
05/11/2023
Bab 2 Buku Bersampul Coklat
05/11/2023
Bab 3 Membatasi Diri
05/11/2023
Bab 4 Kejanggalan.
05/11/2023
Bab 5 'Krak'
05/11/2023
Bab 6 Memanfaatkannya dengan baik
05/11/2023
Bab 7 Penyusup Di Kamar Istriku
05/11/2023
Bab 8 Sadarkan dirimu Ayesha
05/11/2023
Bab 9 Tali Bell
05/11/2023
Bab 10 Merebut si Nona dari Tunangannya
05/11/2023
Bab 11 Lidah Keseleo
05/11/2023
Bab 12 Pasukan Gabungan
05/11/2023
Bab 13 Ciuman Pertama
05/11/2023
Bab 14 Tuan Zig
05/11/2023
Bab 15 Zigea Roxycin Pytolarin
05/11/2023
Bab 16 Sesuai dengan Rumornya
05/11/2023
Bab 17 Familiar
05/11/2023
Bab 18 Niat memberi Clue, Justru...
05/11/2023
Bab 19 Pasangan Penguasa yang Baru
05/11/2023
Bab 20 Bangsawan Berpesta, Rakyat Berperang
17/11/2023
Bab 21 Penasaran dengan Masa Lalu Derick
18/11/2023
Bab 22 Tidak Sesuai Ekspektasi
19/11/2023
Bab 23 Grand Duchess Ayesha
20/11/2023
Bab 24 Ayesha Istriku
21/11/2023
Bab 25 Pembatalan pernikahan
22/11/2023
Bab 26 50:50
23/11/2023
Bab 27 Menerjang Banjir Demi Istriku
24/11/2023
Bab 28 Sampai Ke Barak Para Ksatria
25/11/2023
Bab 29 Mendapat Ilham
26/11/2023
Bab 30 Perjalanan Kembali
27/11/2023
Bab 31 Menantu Jeniusku
28/11/2023
Bab 32 Merubah Rencana
29/11/2023
Bab 33 Keluarga Cabang Yang
30/11/2023
Bab 34 Rencana Keluarga Orien
01/12/2023
Bab 35 Mengaku Juga Kau Akhirnya
02/12/2023
Bab 36 Di Hadapan Pohon Mawar
03/12/2023
Bab 37 Seperti Sekumpulan Piranha
04/12/2023
Bab 38 Selangkah Lebih Maju
05/12/2023
Bab 39 Berkas Peninggalan Ibu Mertua
06/12/2023
Bab 40 Dua Benda di Tangan Kiri Zigea
07/12/2023