Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Apa, Pak! Saya di pecat?!" Mata Sea membulat ketika manager HRD memberitahu soal pemecatannya.
"Iya, Sea ini sudah keputusan dari pimpinan," jawab manager HRD sambil menyiapkan pesangon buat gadis berumur 21 tahun itu.
"Apa gara-gara saya menumpahkan kopi di bajunya itu, Pak. Saya kan nggak sengaja,"
"Saya nggak bisa membantumu, Sea. Itupun yang minta kamu di pecat klien Pak Direktur."
Jantung Sea seolah mengglepar, gadis itu marah dan kesal mengetahui dirinya dipecat hanya gara-gara tidak sengaja menumpahkan minuman pada klien pak Dirut.
Setelah mengambil uang pesangon di ruangan HRD Sea langsung melesat pergi dari gedung itu. Dia merasa ini tidak adil sangat tidak adil. Bahkan hanya kesalahan kecil yang bisa saja diampuni dan di maafkan bila dia meminta maaf.
Masih dengan hati dongkol, gadis itu berjalan di sepanjang jalan pertokoan dan gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Sejenak Sea melihat banyak orang-orang berseragam putih hitam masuk ke gedung mewah itu. Hatinya penasaran.
"Pak, terima lowongan, ya?" tanyanya pada petugas keamanan setempat.
"Iya, Neng. Neng mau ngelamar? Tinggal masuk aja terus daftar," jawab petugas keamanan itu.
Dengan berjingkat gadis itu masuk ke dalam gedung dan, ya ampun! Sudah ngebludak para pelamar. Apa dirinya akan diterima dengan kemampuan terbatasnya. Apalagi tamatan sekolahnya juga nggak tinggi amat.
Karena merasa minder Sea memutuskan untuk tidak melanjutkan proses interviewnya. Dia segera berdiri dan berniat untuk pergi dari situ.
"Mbk yang baju biru-biru!" suara seseorang memanggilnya. awalnya Sea bingung, karena di situ yang pake baju lain sendiri cuma dia akhirnya gadis itu mendekat.
"Mbak, panggil saya?" tanya pada perempuan cantik dan seksi itu.
"Iya. Sudah wawancara belum?" tanya sekretaris Direktur itu.
"Belum, Mbak," jawab Sea polos.
"Kalau gitu Mbak, wawancara dulu, aja ya."
Kemudian sekretaris Direktur itu membawa Sea ke hadapan laki-laki tampan yang dingin dan terlihat sangat angkuh dan galak.
Sea menelan salivanya berkali-kali melihat pria muda yang gantengnya selangit itu. Baru kali ini dirinya berhadapan dengan pria setampan ini.
"Siapa namamu?" tanya pria itu dingin.
"Sea, Pak," jawabnya dengan degub jantung seperti mau meledak.
"Sebelumnya pernah bekerja dan apa jabatannya?" Kembali pria itu bertanya.
"Di Elemen Corp, Pak. Saya cuma Ofice Girl."
Seketika wajah Sea menunduk, bukan cuma karena malu tapi dia juga minder karena pendidikannya cuma rendah setara Sekolah Menengah Atas.
"Kalau Bapak nggak menerima saya juga nggak apa-apa kok, Pak. Saya sadar diri, tingkat sekolah saya rendah. Mungkin kalah saing sama mereka yang berada di luar sana." Wajahnya yang imut itu semakin menunduk dalam.
"Kenapa kamu berhenti dari pekerjaan kamu?" Seolah tak peduli dengan ucapan Sea, pria itu terus melanjutkan wawancaranya.
"Sa-saya dipecat, Pak," jawab Sea lirih dan makin menundukkan wajahnya.
"Kamu punya kesalahan apa sampe dipecat bos kamu?"
"Saya nggak sengaja menumpahkan air ke baju klien bos saya, Pak."
Sesaat pria itu tersentak mendengar perkataan yang jujur itu keluar dari bibir sexy Sea. Dia lantas mengamati gadis yang menunduk itu.
"Angkat wajahmu!" titah pria itu. Dan Sea dengan ragu-ragu mengangkat wajahnya yang sudah di pastikan memucat saking takutnya.
Lagi-lagi pria itu dengan tajam mengamati wajah cantik nan imut itu. Wajah yang sedikit memucat itu kembali menunduk.
"Jangan menunduk lagi!" Dengan cepat pria itu memberi titah. Sea terkejut mendengar perintah itu. Dengan ragu Sea menatap pria tampan itu. Hatinya tak henti-hentinya mengagumi ketampanan pria itu.
"Mulai hari ini kamu jadi asisten pribadi, Saya!"
Dueeeerrrr ...