Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Sang Majikan
"Dare!" Thea sungguh berani untuk memilih pilihan itu.
Thea Callia. Dia adalah seorang gadis berusia dua puluh dua tahun yang bar-bar, tetapi sebenarnya sangat lugu.
Semua kenakalan yang Thea buat tak lepas dari pengaruh keluarganya yang hancur.
Thea adalah salah satu contoh dari ribuan anak broken home yang salah jalan, masuk ke dalam pergaulan bebas yang liar.
"Cepetan kasih gue tantangan! Gue bukan pengecut kayak kalian semua!" Thea menunjuk satu per satu wajah teman-temannya.
Teman-temannya tertawa senang, saling bertos ria. Mereka rasanya ingin sekali membuat Thea yang sombong itu menjadi malu.
Hah! Mereka semua akan mempermalukan Thea di kafe yang ramai ini.
"Ok! Lo pilih dare, kan?" tanya Bara.
Bara Liondra, seorang pemuda dengan tato di lengan kanan yang notabennya adalah mantan pacar Thea selama satu Minggu.
Hah?! Iya, mereka berdua mantan, berpacaran karena napsu dan putus karena napsu nyatelah terpuaskan.
Thea mengangkat kepalanya angkuh. Dia memandang Bara dengan tatapan 'bodo amat'.
"Ya iyalah! Gue ini bukan kalian yang isinya cuman badut pengecut, terutama Lo, Bar!" seru Thea.
Bara tersenyum licik sembari meminum vodka-nya.
"Cewek sombong yang gak pernah ngaca! Oke! Sekarang tantangannya adalah ... lo pergi ke meja itu, cium bibir cowok yang ada di sana, dan ajak dia buat one night stand sama Lo malam ini juga!" Sungguh tak main-main apa yang teman-teman Thea minta.
Thea tersenyum remeh. One night stand? Thea adalah ratunya! Sejak dia lulus SMA sudah terhitung belasan kali dia mencicipi bagian bawah para pemain ONS-nya. Itu hal yang sangat biasa bagi Thea.
"Cih! Tantangan itu adalah hal yang sering gue lakuin!" ucap Thea dengan kembali menggunakan nada sombong.
Bara dan teman-temannya yang lain tersenyum licik. Sangat mudah rupanya membuat Thea jatuh ke dalam permainan mereka. Bara dan yang lainnya memang merencanakan ini, target pria yang mereka tunjuk tadi, bukanlah orang sembarangan.
Bara mengenal orang itu, orang yang akan menjadi tujuan Thea adalah sahabat dari kakak Bara.
Thea segera melangkah mendekati meja si pria yang akan menjadi sasarannya. Namun, sebelum itu suara dari teman-temannya memperingati Thea lagi.
"Dan jangan lupa buat rekam semuanya sebagai bukti!" seru salah seorang teman Thea.
Thea berbalik, mata kucingnya menatap kumpulan dari anak-anak nakal itu dengan senyuman remeh.
"Cih! Bayar kalo lo mau videonya!" ucap Thea dengan mengibaskan rambut coklat panjangnya.
Namun, Thea tak sama sekali takut. Dia langsung berjalan kembali dengan angkuh mendekati meja tempat di mana teman-temannya memintanya untuk mencium seorang pria.
Mata Thea yang memang rabun, baru menyadari jika sasarannya itu adalah seorang pria dengan spek Dewa!
'Gila! Ini sih orang ganteng. Tajir banget kayaknya dia!' batin Thea yang malah merasa bersyukur.
Sebelum sampai di hadapan si pria dengan tampilan classy itu, Thea menyempatkan diri untuk berbalik dan melihat teman-temannya.
Dia mengajukan hari tengahnya sekaligus tersenyum mengejek.
"Permisi, sir!" Thea menyapa terlebih dahulu.
Thea agak bingung bagaimana caranya untuk mencium bibir menggoda milik pria di hadapannya itu.
"Hmn?" sahut si pria dengan memandangi Thea dari ujung rambut, hingga ujung kakinya.
Thea berpakaian layaknya anak baru gede zaman sekarang. Celana rok selutut dengan stoking hitam jaring-jaring, dan jangan lupakan crop top berwarna merah darah kesuakaan Thea.
Tentu saja tampilan Thea sangat jauh berbeda dengan pria yang saat itu sedang ada di hadapan Thea. Si pria itu menggunakan setelan jas Gucci dan sepatu Balenciaga.
'Total outfit-nya bisa buat jalan-jalan keliling Korsel seminggu!' Thea membatin.
"Anu ..."
Thea menjeda kalimatnya. Kenapa Thea jadi gugup sih?! Biasanya Thea ini sangat ceplas-ceplos.
'Duh! Ni mulut gue kok jadi bodoh, sih? Ngomong Thea! Ngomong!' batin Thea yang kesal sendiri dengan dirinya.
"Gue ... gue sama teman-teman gue, gue ..." Thea tanpa sadar mengulang-ulang kata-katanya.
Teman-teman Thea yang ada di meja lain, saat itu tengah menatap puas ke arah Thea.
'Mampus! Kalo kali ini Lo gak bisa melakukan Dare ini, gue yang bakal menang, Thea!' batin Bara yang senyumannya licik.