Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Bola mata Kala membulat sempurna saat melihat beberapa lelaki berjas hitam menjemput di dalam kamar. Perlahan, Kala bisa melihat ada lima lelaki yang sedang menatapnya. Kelima lelaki itu memakai kacamata hitam. Semua memiliki wajah yang sangat menyeramkan. Bagaikan gigolo yang akan memangsanya.
“Nona Kala?” serunya. Kala yang duduk sambil memeluk lututnya segera menatap lelaki berjas hitam yang sedang berdiri beberapa sentimeter dari tubuhnya. Kaki Kala bergetar. Dia sedikit ketakutan namun Kala berusaha menatap kelima lelaki asing itu.
“Tuan kami sudah menikahi anda, anda adalah istrinya sekarang,” jawabnya. Kala menghela napas panjang. Seakan ada bongkahan besar yang berada di tengorokannya saat ini. Bagaimana bisa dia sudah menikah dengan lelaki asing yang tidak dikenalnya?
“Tuan Robert sudah memerintahkan bahwa anda adalah istri kedua dari tuan kami,” sambungnya lagi. Perlahan, air mata Kala menetes di pipi. Ini adalah rencana dari pamannya yang tidak pernah Kala inginkan. Dia tidak ingin dijual kepada lelaki yang tidak dikenalnya.
Menjadi perempuan kedua? Menjadi istri kedua? Ini bagaikan mimpi. Ya, mimpi buruk untuknya.
“Aku tidak mau!” ucap Kala, dia berusaha memberontak.
“Nona, anda tidak bisa melawan kami. Ayahmu telah menjual dirimu kepada kami!” ucap lelaki itu. Kala menyeka air matanya. Dia menghunuskan pandangan tajam kepada lelaki yang berusaha menariknya.
“Dia bukan ayahku!”
“Nona, kami hanya tahu bahwa tuan Robert telah menyetujui pernikahan anda dengan tuan kami!”
“Ibu anda sedang berada di rumah sakit dan perempuan itu merupakan tahanan buat kami!” sambungnya. Kala spontan menoleh ke arah lelaki itu. Ada kebencian yang ada di matanya.
Sejak tiba di Nevada, Kala segera menuju rumah sakit Valley Hospital Las Vegas. Kala tiba-tiba lemas saat melihat ibunya terbaring tidak berdaya. Bola mata Kala kembali memanas mengingat hal itu. Dia berusaha mencengkram gaunnya dengan erat. Dengan sekuat tenaga, Kala berusaha berdiri.
“Ikuti kami nona atau kami akan memaksa anda untuk mengikuti kami dengan cara kasar!” sahut suara lelaki itu. Kala menghela napas panjang.
Hari ini, setelah Robert menamparnya dan menyuruhnya keluar dari rumah milik orang tuanya sendiri, ternyata lelaki itu juga menjualnya kepada lelaki asing.
“Sial!”
“Aku akan membunuhmu, Robert!” gerutu Kala dalam hati.
“Aku berjanji, aku akan membunuhmu!” ucap Kala geram. Dia terpaksa harus mengikuti kelima lelaki berjas hitam itu. Kala dengan pelan masuk ke dalam mobil. Tangannya diikat dengan erat. Seakan dia adalah tahanan yang hina. Kala membenci hal seperti ini.
Di dalam mobil, lelaki berkacamata itu sesekali menatapnya.
“Nona, tuan kami akan menemui nona malam ini,” ucapnya kemudian. Kala acuh, dia tidak ingin mengikuti perintah lelaki itu. Di dalam mobil, Kala menatap keluar jendela. Malam yang indah dengan jalan yang tertutup salju. Kala harus menerima kenyataan pahit ini.
Sepulang dari Manchester untuk menyelesaikan studinya. Kala bertemu dengan Robert. Setelah bertemu lelaki paruh baya itu, Kala malah mendapatkan perlakuan yang tidak enak. Robert menamparnya. Kala hanya ingin tahu kronologis ayahnya meninggal saat ditembak oleh lelaki asing di dalam rumahnya sendiri.
Kala yang tidak terima diperlakukan kasar akhirnya melawan Robert. Namun lelaki itu malah menyekapnya dan menjualnya kepada lelaki asing untuk dijadikan istri kedua.
“Nona!”
Kala spontan menyeka air matanya yang menetes di pipi. Membayangkan nasibnya, Kala malah bermuram durja.
“Tuan kami tidak bisa bertemu dengan anda malam ini. Dia akan bertemu dengan anda besok,” jelas lelaki itu lagi. Kala tidak peduli. Bagi Kala, dia ingin bebas dan kembali ke Manchester untuk memulai hidupnya lagi.
“Aku ingin pulang!” ucap Kala lirih. Bola matanya berkabut.
“Tidak bisa Nona! Tuan Robert sudah setujuh dengan pernikahan nona dan tuan Willian,” sambungnya. Kala membulatkan matanya.
“Lelaki itu bernama William?” sahut Kala kemudian. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Semua terdiam. Tidak ada yang berani menjawab.
“Katakan, mengapa lelaki itu ingin menjadikanku istrinya?”
“Istri kedua? Aku tidak mau!”
Kala menghunuskan pandangan tajam kepada seluruh lelaki yang berada di dalam mobil. “Sudah sampai Nona!” ucap salah satu pengawal. Kelima lelaki itu kemudian turun. Kala mengikutinya dari belakang.
Suhu begitu dingin, Kala hanya memakai gaun tipis. Dia perlu pakaian tebal atau dia akan mati. Kelima pengawal itu kemudian membawahnya ke dalam sebuah ruangan yang penuh dengan ornament Italia kuno.