/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Di pagi hari dengan cuaca yang tampak begitu cerah terlihat seorang Queen Azelea wanita cantik dengan pakaian kerjanya yang rapi serta rambut yang diikat pony tail tampak membangunkan seorang anak kecil dengan sangat lembut dan penuh perhatian.
"Lilly sayang ayo bangun ini sudah pagi sayang."suara lembut wanita itu mengalun indah di telinga bocah berumur sepuluh tahun itu yang masih tampak terlelap nyaman hingga dia mengulangi lagi memanggil namanya agar anak itu bangun dari tidurnya."Lilly,ayo bangun nanti kamu terlambat masuk sekolahnya sayang."
"Iya mama,lima menit lagi ya."Lilly Alexandra nama anak kecil itu terlihat masih menutup mata walaupun terbangun dan menanggapi ucapan ibunya.
"Tidak ada lima menit kamu sudah hampir terlambat Lilly!"Queen mulai bertindak tegas agar anaknya itu segera bangun."Apalagi belum mandi,belum sarapan.Ayo bangun Lilly."
Lilly terlihat mulai terganggu tapi matanya tetap masih lengket dan tidak ingin terbuka lebih tepatnya dia masih sangat ingin menikmati tidurnya.
"Iya mama."dan Lilly terlihat masih asyik tidur dengan memeluk boneka beruang berukuran sedang dengan sangat nyaman.
Queen terlihat mulai habis kesabaran dengan sikap anaknya yang selalu sulit untuk bangun pagi dan suka tidur itu dengan sedikit agak kasar dia menarik bonek beruang yang Lilly jadikan sebagai guling hingga anak itu bangun dengan setengah sadar."Lilly,ayo bangun ini sudah siang!"
Cuma dengan cara ampuh itu Lilly langsung bangun dan merebut kembali boneka beruangnya yang dipegang oleh sang ibu dan mengembalikannya ke tempat tidur dengan menatanya begitu rapi,Lilly sangat menyukai dan menyanyangi boneka beruang berwarna cream itu.
"Iya,iya mama aku bangun,merepotkan"ucapnya sambil menguap serta dengan setengah mengantuk.
"Lilly."panggil Queen dengan nada dinginnya agar anaknya itu berbicara lebih sopan.
Mendengar nada suara ibunya yang berubah membuat rasa kantuk Lilly menghilang seketika dan langsung menatap ibunya serta mengulas senyum cantiknya."Maafkan aku Mama sayang,aku janji akan berbicara baik."
Lalu anaknya segera berlari masuk ke dalam kamar mandi dan Queen yang tersenyum miris melihat perilaku anaknya yang selalu mengingatkanya pada laki-laki yang dulu pernah sangat dia cintai.
Lilly sangat suka tidur,menggambar,bermain skateboard,memainkan harmonica dia sungguh gadis yang tomboy dan semua kesukaannya sama persis seperti sang ayah dan membuat perasaan Queen hancur berkeping-keping saat mengingat bagaimana pria itu menolak kehadiran buah hati mereka dengan mentah-mentah.
Dia bahkan juga mengatakan jika dia bukanlah ayahnya ataupun pria yang berhak untuk bertanggung jawab dia justru balik menuduh Queen yang mungkin juga bermain dengan pria lain selain dirinya di belakangnya dan dengan gila pria itu menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya jika masih ingin melanjutkan hubungan mereka.
Sakit tentu saja rasanya sangat sakit saat pria yang dia cintainya setulus hati justru menuduhnya begitu kejam,Queen hanya mengulas senyum penuh kekecewaan lalu berbohong dengan menyetujuhi permintaannya tapi hari itu juga Queen memilih untuk pergi karena untuk apa hubungan seperti itu dipertahankan jika salah satu pasangan sudah menyerah dan tidak mau bertanggung jawab akan perbuatan dosa mereka.
Tanpa Queen sadari air matanya turun ketika mengingat sekelebat bayangan masa lalunya yang menyakitkan dan di masa kini dia selalu membuat anaknya sedih serta menangis karena selalu diejek tidak memiliki ayah meskipun anaknya tidak terlalu peduli dan justru mengajaknya teman-temannya untuk bertengkar agar tidak menghinanya Queen tahu anaknya sangat merindukan sosok seorang ayah.
Tapi apa yang dapat Queen perbuat jika ayahnya saja orang pertama yang menolak kehadirannya,bagaimana Queen dapat mempertemukan mereka.
Bagi Queen,Lilly adalah cahayanya dia bukanlah dosa yang Queen sesali karena Queen dan pria itu membuatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang bukan hanya sekedar nafsu ataupun keinginan gairah yang dipaksakan,Lilly benar-benar malaikat yang sangat Queen sayangi di dunia.
"Mama,kenapa menangis?"tanya Lilly yang terkejut serta khawatir saat keluar dari kamar mandi dan menemukan ibunya yang menangis dalam diamnya.
"Tidak,mama tidak menangis hanya saja debu baru saja masuk ke dalam mata mama lain kali Lilly harus membersihkan kamar dan buang sampah pada tempatnya seperti kertas yang sudah tidak digunakan itu."bohong Queen dengan mengalihkan pembicaraan lalu dengan cepat menggosok matanya tanpa berani menatap mata anaknya karena jika dia melihat Lilly maka runtuh sudah pertahanannya,Queen tidak ingin menangis di depan Lilly.
"Jangan digosokkan Mama nanti akan menyebabkan iritasi pada mata Mama."Lilly mengusap pelan mata mamanya dan Queen menikmati sapuan lembut tangan anaknya di matanya membuatnya semakin menangis dan runtuhlah pertahanannya."Jangan menangis Mama,jangan pikirkan hal apapun yang membuat Mama sedih karena nantinya aku juga akan ikut sedih,aku tidak suka jika melihat Mama menangis."
Lalu Lilly memeluk tubuh mamanya dengan sangat erat dan Queen tersenyum haru dengan membalas pelukan anaknya."Tidak mama tidak akan menangis itu janji mama pada Lilly,'kan."
Lalu Lilly melepaskan pelukannya dan mengulas senyum cantiknya dan menghibur mamanya."Seperti itu baru mamaku yang cantik."
"Terima kasih sayang,kamu juga cantik,kamu malaikat mama, Lilly."ucap Queen dengan senyum bahagianya.
Dia sungguh sangat bersyukur memiliki Lilly,Queen tidak pernah sedikitpun menganggap kehadiran Lilly sebagai musibah ataupun sesuatu yang harus disesali baginya Lilly adalah malaikat serta cahayanya untuk membawanya hidup kembali pada jalan kebenaran.
"Iya mama tidak akan menangis,maafkan mama ya."ucap Queen dengan tersenyum lalu memeluk anaknya dengan erat."Mama sangat menyanyangimu."
"Em,ngomong-ngomong Mama bisa lepaskan pelukkanmu Mama membuatku sesak napas."ucap Lilly pura-pura sesak nafas.
"Baiklah,maafkan mama ayo pakai seragamnya dan setelah itu kita sarapan bersama."ucap Queen dengan tersenyum lembut dan melihat anaknya yang masih memakai piyama meski sudah selesai mandi dan sangat harum.
"Baik boss."Lilly memberi hormat layaknya seorang tentara dan membuat Queen tersenyum.
Selesai bersiap-siap dengan seragam sekolahnya yang berwarna biru muda lalu Lilly segera keluar dari kamar untuk sarapan pagi bersama mamanya.
Selesai makan mereka segera berangkat bersama sebelum pergi bekerja Queen selalu meluangkan waktunya untuk mengantar Lilly ke sekolah.
"Sekolah yang benar,jangan nakal dan bertengkar lagi mama tidak ingin kamu kenapa-napa sayang."ucap Queen dengan lembut menasehati anaknya.
"Aku hanya membela diri,mereka sangat menyebalkan Mama andai saja aku memiliki ayah aku juga tidak mungkin akan bertengkar dengan mereka yang mengejekku."ucap Lilly dengan kesal.
/0/2577/coverorgin.jpg?v=20250120162647&imageMogr2/format/webp)
/0/26541/coverorgin.jpg?v=0974991390297300d4dccd6cfd30b7c2&imageMogr2/format/webp)
/0/5504/coverorgin.jpg?v=35ab9f0bd86b36561c076b646f879983&imageMogr2/format/webp)
/0/20819/coverorgin.jpg?v=81267841f6c5c8431c822d06c1bbb882&imageMogr2/format/webp)
/0/16527/coverorgin.jpg?v=2e54cd0c6edd768dfd375d41be6de1f3&imageMogr2/format/webp)
/0/19587/coverorgin.jpg?v=20241030112340&imageMogr2/format/webp)
/0/16672/coverorgin.jpg?v=d87fa4f845b95b8f9e90e34b460bad5e&imageMogr2/format/webp)
/0/17777/coverorgin.jpg?v=04e9cf7f6d4ab1c77e74757b73022bb7&imageMogr2/format/webp)
/0/12435/coverorgin.jpg?v=64f8d4062844170c933fd79480fd5f99&imageMogr2/format/webp)
/0/28887/coverorgin.jpg?v=6c753f3324156b292aa56efefccd1588&imageMogr2/format/webp)
/0/6715/coverorgin.jpg?v=17cb27d8f6b2bed7165645b85523623f&imageMogr2/format/webp)
/0/9030/coverorgin.jpg?v=20250122135841&imageMogr2/format/webp)
/0/2038/coverorgin.jpg?v=3388d8453f2b7ec6b57ba2e660d156bc&imageMogr2/format/webp)
/0/15407/coverorgin.jpg?v=eb52c08fedf92d47e98ef432bf8299d3&imageMogr2/format/webp)
/0/3863/coverorgin.jpg?v=20250122110310&imageMogr2/format/webp)
/0/13206/coverorgin.jpg?v=20250123145004&imageMogr2/format/webp)
/0/8546/coverorgin.jpg?v=fbf9b0193808dfbf370ab42642e71e9f&imageMogr2/format/webp)
/0/28864/coverorgin.jpg?v=20251203182424&imageMogr2/format/webp)