Eric Damian seorang laki-laki pekerja keras, yang sukses namun percintaannya itu tidak sesukses pekerjaannya. Dia sangat mencintai wanitanya dia hanya memiliki naluri terhadap wanita yang bernama Dewi Bela.
"Kring......kring.... kring" Suara alarm yang begitu nyaringnya sehingga mampu membangunkan Eric pagi itu. Eric sengaja menyetel alarm karena hari itu, Eric baru berkerja sebagai Menejer disebuah perusahaan di bidang pengadaan barang dan jasa. Oleh sebab itu dia di tuntut datang lebih awal dari biasanya.
Eric adalah seorang Anak lelaki pertama dari 4 bersaudara, dia sangat berantusias untuk bekerja agar dapat membantu orangtuanya dalam menyekolahkan Adik-adiknya.
Umurnya saat itu sekitar 24 tahun dengan postur badan yang gagah dan tentunya lumayan tampan dengan kulit warna sawo matang.
"Permisi Bu, Eric berangkat dulu ya," ucap Eric seraya pamit pada Ibu kostnya yang sedang menyirami tanamannya.
"Iya, kamu hati-hati ya di jalan, " ucap Ibu kostnya itu.
Eric menjalankan ritualnya secepat mungkin, agar dia bisa lebih cepat kekantornya tempat dia bekerja. Eric meninggalkan kostsannya itu dengan mengendarai motor sport kesayangannya.
Eric tinggal sendiri di kota itu umur yang masih muda dia sudah mendapatkan jabatan yang bagus dikantornya.
Dia memang sudah dipasilitasi rumah dan mobil kantor namun dia tetap memilih untuk tinggal dikostsannya di karenakan rumah dinasnya lumayan jauh dari kantornya. Karena itu dia juga lebih memilih menggunakan motor berpergian ke mana-mana.
Karena baginya naik motor itu sangatlah menyenangkan dan tampil lebih maskulin, Apa lagi jalanan Ibu kota itu jam kerja dan pulang selalu ramai dan macet sepanjangan sehingga membuat dirinya memilih untuk menaiki motornya itu.
Sesampai di kantornya Eric melirik jam dinding yang ada di atas pintu ruanganya tepat jam 7.10 wib. Suasana dikantornya itu pun masih sangat sepi lantaran karyawan yang lainnya pun belum ada yang datang.
"Pagi pak!" sapa Dewi Bela yang akrap dipanggil Bela itu memecahkan rasa hening Eric yang sibuk mengutak-katik handphone nya itu.
"Iya, pagi juga Bela," sahut Eric yang langsung tiba-tiba berdiri dia melengus keluar dari ruangan itu dia ingin sarapan tepat di sebelah kantorya, karna Eric merasa risih jika dia hanya berdua saja dengan Bela di ruangan itu.
Seperginya Eric dari sana membuat Bela ingin membersihkan ruangan itu dia juga membersihkan meja-meja dan menyapu ruanganya.
Bela sebenarnya bukanlah seorang klining service dia adalah lidership bagian pemasaran tetapi karena dia selalu datang duluan dari karyawan lainya, sehingga dia mengambil inisiatif sendiri untuk bersih-bersih sembari mununggu temannya yang lain.
Bela adalah sosok wanita yang berparas cantik, dia berambut lurus dengan kulit warna sawo matang, dia bergabung di perusahaan itu sekitar 1 tahun yang lalu, dia mendapatkan pekerjaannya itu setelah selesai kuliah.
Bela adalah Anak pertama dari empat bersaudara 3 perempuan dan yang bungsu laki-laki, namun takdir berkata lain Adek laki-lakinya itu sudah meninggal karena kecelakaan. Sehingga mereka semuanya adalah perempuan.
Namun karena pekerjaan Bela yang lumayan jauh dari rumahnya dia memilih untuk ngekost di daerah kota itu.
Dan dia juga tinggal di rumah sebuah keluarga yang tidak memiliki Anak, karena kebaikan Bela dengan keluarga itu, Bela sudah di perlakukan seperti Anak sendiri sejak kuliah dulunya dulu.
Bela sangat betah tinggal di sana karena dia sangat di manja oleh orangtua angkatnya itu.
Tepat jam 7.30 wib Eric sudah berada di ruangan metting, karena kebiasaan kepemimpinannya dia selalu mengadakan metting setiap hari Senin pagi dan setiap hari Sabtu sore guna untuk mengevaluasi kinarja dalam satu Minggu.
Setelah semua karyawan masuk ruangan, meeting pagi itupun berlangsung dengan pokok pembahasan tentang di siplin masuk jam kerja, karena dalam 1 bulan pertama dia bekerja, Eric selalu memperhatikan kurangnya di siplin jam kerja.
Sebagai manusia biasa diapun hampir memutuskan mencari kerja yang lain di karenakan betapa banyaknya yang harus dia benahi di dalam perusahaan tersebut dan hari demi hari dilaluinya dengan semangat yang luar biasa sehingga menghantarkan perusahaan itu ke puncak kejayaanya.
Banyak karyawan sangat senang dengan kepemimpinanya yang sangat tegas dan sangat di siplin. Dan tidak sedikit juga karyawan yang tidak suka gaya kepemimpinanya di karenakan karyawan yang biasa mangkir dan nakal tidak bisa lagi bermain-main dengan sesuka hati mereka.
"Tuk... tuk...tuk...:" Pintu ruangan Eric berbunyi
"Iya, silahkan masuk!" sahut Eric langsung.
"Permisi pak,ini laporan keuangan mohon untuk di tandatangani Pak," ucap Ratih seraya menyodorkan file yang disematkan di map yang berwarna merah itu pada Eric selaku atasannya.
Eric menerima berkasnya sambil melemparkan senyuman ramahnya dia langsung menandatangani berkasnya tanpa memeriksanya lagi, karena dia sangat mempercayai kinerja Ratih yang selalu jujur.
Ratih sudah sangat lama bekerja dan menjabat menjadi bagian keuangan, bahkan Ratih adalah salah satu tangan kepercayaan Bos pemilik perusahaan yang di pimpin Eric itu.
Dua tahun berlalu Eric menjalani rutinitasnya itu setiap hari, bahkan dia sempat lupa untuk mengambil cuti tahunanya. Diapun terpikir sejenak, untuk mengambil cutinya untuk liburan.
Satu minggu Eric liburan membuat Bela kewalahan di kantornya karena dia harus mengisi kekosongan tugas dari Eric di tambah tugas utamanya adalah sebagai marketing.
"Selamat malam Pak Eric, maaf mengganggu liburanya Pak, saya mau tanya kira-kira kapan Bapak masuk kembali Pak? karna hari selasa ada jadwal ikut meeting di luar kota untuk tender pengadaan barang, demikian isi Whatshap Bela kepada Eric.
"Iya Bela, mohon di informasikan kepada Candra supaya dia yang menggantikan saya, " balas Eric
"Iya Pak, namun mohon maaf Pak sebelumnya Candra juga sekarang sedang cuti mendadak karena orang tuanya meninggal, jadi Pak Candra sudah berangkat kemarIn sore Pak, " pesan dari Bela yang di baca oleh Eric yang merasa bimbang karena disatu sisi dia ingin liburan, namun dia juga tidak mungkin mengabaikan pekerjaan begitu saja.
Candra adalah sekretaris Eric, Eric memilih laki-laki sebagai sekretarisnya untuk menghindari skandal-skandal yang sering terjadi di sebuah perusahaan yang kerap membawa perusahaan jatuh kejurang yang tidak benar.
"Baiklah Bela,sebenarnya saya cuti 2 minggu, tetapi tidak masalah hari Senin saya pastikan saya masuk," ucap Eric membalas pesan Bela. Mereka sudah terbiasa membicarakan hal bekerja walau di luar jam kerjanya akan tetapi seiring waktu berjalan keakrapan mereka berduapun berubah menjadi sebuah rasa yang berbeda.
Eric menganggap Bela adalah sosok wanita yang hebat dan di siplin hal itulah membuat Eric menjadi kikuk terhadap Bela, demikian juga sebaliknya Bela juga menyukai Eric kerena kekagumanya serta ketegasanya yang mampu membawa perusahaan menjulang tinggi.
Namun mereka sama-sama memendam rasa yang ada di hati mereka, Eric sangat merasa takut mengutarakan cintanya terhadap Bela walau pun sebenarnya sangat banyak waktu dan kesempatan yang diberikan Bela untuk mengungkapkan cintanya terhadap Bela.
Karena Bela juga merasa yakin bahwa Eric punya cinta terhadapnya, namun rasa takut Eric jauh lebih besar di banding rasa cintanya.
bersambung....
Bab 1 Perkenalan
05/11/2022
Bab 2 Pendekatan
05/11/2022
Bab 3 Jatuh Cinta
05/11/2022
Bab 4 Pertamakalinya
05/11/2022
Bab 5 Darah segar
05/11/2022
Bab 6 Mengulang Kembali
05/11/2022
Bab 7 Sesal Namun Nikmat
05/11/2022
Bab 8 Perjalanan Pulang
05/11/2022
Bab 9 Eric dan Jevis
05/11/2022
Bab 10 Kehadiran Cinta
05/11/2022
Bab 11 Kegalauwan Eric
07/11/2022
Bab 12 Masih Dalam Kegalauan Eric
07/11/2022
Bab 13 Pekanbaru
08/11/2022
Bab 14 Berpacu Dengan Waktu
09/11/2022
Bab 15 Pengakuan Rinto
11/11/2022
Bab 16 Kerinduan
12/11/2022
Bab 17 Galau Lagi
14/11/2022
Bab 18 Selanjutnya
14/11/2022
Bab 19 Sesal Jevis
15/11/2022
Bab 20 Eric Pulang
16/11/2022
Bab 21 Cap Merah
18/11/2022
Bab 22 Pelampiasan
18/11/2022
Bab 23 Jevis Licik
20/11/2022
Bab 24 Jebakan Jevis
21/11/2022
Bab 25 Penghianatan Hubungan
22/11/2022
Bab 26 Eric Tak Kuasa
22/11/2022
Bab 27 Diluar Dugaan Eric
23/11/2022
Bab 28 Dilema Hilda
24/11/2022
Bab 29 Kegalauwan
25/11/2022
Bab 30 Bela Merasa Hancur
26/11/2022
Bab 31 Bela Positif
28/11/2022
Bab 32 Harus Pergi
28/11/2022
Bab 33 Penjejakan
29/11/2022
Bab 34 Nikmat
30/11/2022
Bab 35 Berjuang
02/12/2022
Bab 36 Semangat Baru
02/12/2022
Bab 37 Lagi dan lagi
04/12/2022
Bab 38 Kepuasan
06/12/2022
Bab 39 Suasana Baru
07/12/2022
Bab 40 Perjodohan Jevis
10/12/2022