Naluri Lelaki
kan rudalnya ke inti Bela y
a tetap ikut mendorong lesakan rudal milik kekasihnya itu, ak
dikit, kamu ta
kkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. Bela meracau di landa kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding miliknya dengan se
terlalu hingga cairan merah yang kental keluar dari pusaranya, yang
it secara tiba-tiba membuat Bela tidak terlalu merasak
Gak terlalu sa
i pelan-pelan ya, m
ran itu namun hanya awalnya saja perl
maaat bangeeeet
u dan sesekali dia kembali merangkul dan membelai-belai punggung Eric. Mereka
ngkasa. Dia merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimnya yang
HHHHHHHHH ..." Bela menjerit keras dia
itu dia capai. Bela pun terbujur di atas tempat tid
g sangat halus itu, di saat Bela orgasme dia merasakan ada semburan hangat yang membanjiri senjatanya dan a
enjatanya di tengah gundukan kembar bela
t tapi kenyal itu. Lalu dia menggerakkan pinggulnya dan memperlakukan cela
caknya dia hanya terdiam membisu sambil menutup mata m
pada posisi semula dan melesakkan
erakkannya sukup lama
nya menurut dengan ajakan kekasihnya itu. Hingga dia kembali mengerang nikmat ulah Eric yang kian menjadi bahkan, terlihat Bela
hirnya dia mencapai puncak yang di susul oleh Bela yang ke tiga kalinya
kata Eric yang terbujur lemas di atas pelukan Bela yang berada
ja dan mengecup bibir
tang apa yang telah terjadi dia me
ah kita lakukan? " uc
sudah melakukanya
i sa
n Bela Eric kembali menempelk
ni semua, aku kan selalu ada di sisimu, bila perlu aku ak
taku kamu sanga
h sayan
memeluk kek
menikmati penyatuan itu dia merasa jijik pada dirinya sendiri, tetapi dia tida
ental yang berwarna merah mengalir di tubuhnya dan dia kembali memicingkan matanya menatap senjata Eric yang besar itu, yang sebelumnya
berdiri di h
anpa sehelai benang di tubuh mereka. Namun sudah tengah malam Eric tidak bisa tidur, dia sangat gelisah berada di samping Bela, yang sebenarnya dia juga menyesali perbuatan yang baru saja mereka lakukan, Dia
k, mengapa aku bisa sampai sekeji ini, sudahlah ini sudah terjadi semoga saja tidak terja
ditambah lagi gundukannya yang mencuat itu, terlihat jelas bahwa gunung itu menantang mulus yang diatasnya ada menara kecil berwarna kemerahan itu, dia kembali melirik ke arah bawah sana di bawah pusar itu ada gundukan tambem yang tumbuhi rumput-rumput halus yang diapit mulus, Eric kembali merasa bergetar ingin kembali mengul
juan dia merantau ke kota itu membuat dia kembali bersedih,
sangat menyesali perbuatanya itu, namun apa daya Eric sebagai lelaki yang puny
sa terbalaskan suka sama suka tanpa ada unsur paksaan di tambah lagi ruangan itu yang sangat dingin dan hening tanpa ada yang membatasi, apalagi yang
ih kembali tubuh kekasihnya itu dan menempatkan kepala Be
bung .