Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Detektif Lorong Waktu

Detektif Lorong Waktu

laksmi

5.0
Komentar
95
Penayangan
5
Bab

Pada Tahun 1985 Terjadi pembuahan berantai seorang detektif bernama Fendi mencoba menangkap pelaku Pembunuh berantai namun ditengah pengejaran mengikuti arah kemana pelaku pergi sehingga dia melewati sebuah lorong tanpa disadari ketika kehilangan arah Fendi dipukul dari arah belakang oleh Sang pelaku jatuh tersungkur sehingga Fendi pingsan ketika bangun dengan sempoyongan Fendi berjalan menuju keluar lorong dan betapa kagetnya Fendi dia sudah berada di 30 tahun kemudian berhasilkah Fendi menangkap pelaku Pembunuhan dan berhasilkah dia kembali kekeluarganya?

Bab 1 Pembunuhan berantai

Fendi melewati terowongan menembus masa depan ke 30 tahun kemdian

Fendi masih yakin dengan dugaannya. Ia menduga pelakunya masih sama. Sayangnya, ketua tonib. masih belum sanggup mempercayai dugaan fendi itu... Wartawan sandi mendatangi kontor polisi. Ruangan ketua toni ternyata kosong melompong. Yang ada hanyalah suami amira yang sedang memangku bayinya yang sedang tertidur pulas.

Sementara itu, fendi dan petugas jono pergi ke toko tempat pembuatan dasi. Salah satu barang milik amira yang ditemukan adalah dasi yang masih dibungkus dengan plastik.

Si pemilik toko membenarkan, dasi itu dibuat di tokonya dan pembelinya adalah amira . Menurutnya, Amira meninggalkan tokonya sekitar pukul 7 malam. Amira juga menanyakan jadwal bis.

Fendi dan petugas jono keluar dari toko. Kebetulan halte bus tepat berada di depan toko pembuatan dasi itu.

Di dalam bus, fendi menunjukkan foto amira pada supir bis. Ternyata supir bis mengenali amira. Katanya, amira turun dari bisnya di depan markas divisi 18. Seorang tentara juga turun bersama amira malam itu. Amira dan tentara itu saling mengenal.

Fendi dan Petugas jono akhirnya turun di depan markas divisi 18. Mereka pun menemui tentara yang dimaksud supir bis tadi. Marganya butet.

Tn. butet terlihat tidak banyak bicara. Yang menarik perhatian fendi saat itu adalah luka di wajah Tn.Butet .

Tn. Butet tidak bisa menjelaskan. Namun sepertinya kemudian ia terpaksa menjelaskan karena fendi terlihat menelpon seseoran dan bicara tentang motel. Sepertinya Tn. butet punya alibi yang jelas.

Beberapa tentara diinterogasi di kantor polisi. Tapi, lagi-lagi polisi belum bisa menemukan titik terang.

Akhirnya, mayat amira sudah dimakam oleh suaminya Di TPU keluarga mereka meratapi kepergian amira.

Fendi juga menghadiri upacara Pemakaman tapi ia hanya melihat dari jauh.fendi terpaksa mengaku pada suami amira bahwa ia tidak bisa menangkap si pelakunya.Suami amira tidak terima karena ia sudah memberikan seluruh daftar nama tentara. Ia yakin, salah satu dari mereka itu pasti pelakunya.

Fendi mengatakan, ia sudah memeriksa mereka tiga kali tapi tidak seorang pun cocok. Dan lagipula tidak ada seorang pun yang menyaksikan kejadian itu. Mereka sama sekali tidak punya saksi.

Suami amira makin sedih. Merasa sudah dibohongi oleh Fendi padahal fendi pernah berjanji akan menangkap pelakunya

Fendi hanya bisa meminta maaf.

Fendi merasa sedih mengingat itu. Ia semakin sedih ketika melihat bayi amira yang kini sudah tidak memiliki ibu lagi...

Hari itu hujan turun dengan deras. Fendi pulang ke rumah tanpa payung, membiarkan hujan membasahinya.amira keluar dari rumah dengan membawa payung. Ternyata suaminya sudah pulang tapi tidak langsung masuk, melainkan hanya duduk merenung di tangga rumah.

menceritakan kesedihan dan kegagalannya pada Yeon Sook. Yeon Sook menggenggam erat-erat tangan suaminya, menyandarkan kepalanya di pundak suaminya...

=== 20 September 1986 ===

Suami amira masih mendatangi kantor polisi padahal waktu sudah berlalu 6 bulan sejak insiden itu terjadi. Kasus pembunuhan itu juga sudah ditutup.

Fendi yang baru saja tiba di kantor, berbicara dengan suami amira. Suami amira masih menanyakan perkembangan kasus istrinya. Apakah sudah ada tersangka atau saksi?

Suami Amira sempat berpikir kemungkinan pelakunya sama karena ada beberapa kasus pembunuhan lain terjadi di lingkungan mereka.

Tapi, kali ini fendiberpendapat pelakunya tidak sama meskipun kejadiannya hampir mirip. fendi meminta suami amira berhenti mendatangi kantor polisi.

Suami amira mengerti kedatangannya itu mengganggu fendi. Namun, tidak ada yang bisa dilakukannya selain itu.

Wartawan sandi tiba-tiba datang. Fendi mencoba menyuruh suami amira tapi wartawan sandi sudah keburu melihat suami amira . wartawan sandi mengenali suami amira. Ia pernah melihat suami Amira datang ke kantor polisi beberapa waktu yang lalu.

Wartawan sandi mencoba menanyakan alasan suami amira datang ke sana. Kasus yang mana yang ingin dibicarakan?

Fendi langsung membentak wartawan sandi. Mengusirnya pergi. Ia semakin marah saat melihat Reporter Oh diam-diam memasukkan kartu namanya ke dalam saku celana suami Amira.

Kasus kelima terjadi lagi. Kali ini terjadi di dalam terowongan. Tidak sengaja, Kwang Ho melihat 6 tahi lalat di tumit korban. Fendi teringat sesuatu dan bergegas pergi.

Ternyata, fendi pergi menemui Dr.Rendi. Dr. rendi mengakui kalau tahi lalat itu memang ada dan tertulis di laporan. Fendi langsung marah karena Dr.Rendi tidak memberitahukannya sebelumnya.

Dr. Rendi tidak menyangka tahi lalat itu sebuah keanehan karena tidak ada seorang pun yang pernah membuat tato di tumit kaki.fendi yakin tato itu perbuatan si pelaku. Pelaku sengaja meninggalkan tanda di tubuh korbannya.

Dr.Rendi kaget saat fendimenyuruhnya bersiap karena sebentar lagi korban yang lain akan tiba. Ia semakin kaget karena fendi bilang, korban kali ini memiliki 6 titik.

Dr. Rendi teringat, korban yang pertama punya 1 titik, korban kedua punya 2 titik, korban yang ketiga punya tiga titik dan korban keempat punya empat titik. Insiden yang sekarang adalah insiden yang kelima tapi kenapa korban memiliki 6 titik? Masih kurang 1 lagi."Apa kau yakin ada 6 titik?"

Fendi sangat yakin. Tiba-tiba ia memikirkan kemungkinan adanya korban kelima.

fendi langsung berdiskusi dengan ketua toni. Kali ini mereka sama-sama meyakini bahwa kasus yang selama ini mereka tangani adalah kasus pembunuhan berantai.

Mereka pun langsung memerintahkan melakukan penyisiran. Menanyai semua orang tentang adanya wanita yang hilang atau adanya orang yang terlihat aneh.

Usaha mereka belum membuahkan hasil...

--

fendi pulang ke rumah untuk mengganti pakaian. Ketika akan berangkat ke kantor lagi, sonya memberikan hadiah istimewa untuk fendi . Sebuah kalung peluit.

Ia meminta fendi meniup peluit itu jika dalam bahaya dan ia akan datang menyelamatkan fendi.

fendi menertawakan tingkah aneh istrinya itu. Sebelum pergi, ia mengajak sonya pergi naik kapal menyusuri sungai Han di hari ulang tahun sonya nanti.

sonya setuju. Ia bahkan minta dibelikan bunga mawar nanti.

Fendi memeluk sonya, meminta maaf karena pulang hanya sebentar padahal ia sudah 5 hari tidak pulang ke rumah.

Sonya mengerti kondisi pekerjaan fendi . Ia sudah bersyukur fendi tetap pulang meskipun hanya sebentar.

Fendi lalu melepaskan pelukannya, berangkat kembali ke kantor.

Fendi dan petugas jono menandai lokasi TKP di peta. Mereka belum menemukan polanya.

Hingga keesokan harinya, fendi masih memelototi peta. Bertanya-tanya kenapa si pelaku memilik lokasi itu. Apakah lokasi itu familiar dengan si pelaku?

Fendi merasa si pelaku pasti memulai membunuh di lokasi yang dikenalinya. Di saat kepercayaan dirinya semakin tinggi karena tidak tertangkap, pelaku mungkin bergerak lebih jauh.

Karena pembunuhan pertama terjadi di lokasi Soojeong-ri, Jalan Bangjoo,fendi menyimpulkan pelaku mungkin tinggal di daerah itu.

Ia pun mengajak petugas jono bersamanya, menanyai satu persatu orang yang ada di lingkungan itu. Sampai akhirnya, tisak sengaja mereka mendengar pembicaraan dua gadis kecil. Adiknya menangis karena anjingnya hilang.

Fendi dan petugas jono pun memutuskan bertanya. Dari gadis itu, mereka tahu bahwa belakangan ini banyak anjing di kota mereka hilang. Gadis itu sangat yakin, di malam anjingnya hilang, ada seorang 'abang' berdiri di depan rumahnya.

Saat fendi bertanya, gadis itu menunjukkan tempat tinggal 'abang' itu. Rumah dengan halaman luas yang dulunya sempat ditinggali oleh 'abang' tersebut. 'Abang' yang dimaksud gadis itu adalah seorang pelajar smu.

Ia mengaku sempat menanyakan pada oppa itu tapi oppa itu bilang tidak melihat anjingnya. Padahal ia sangat yakin melihat oppa itu di depan rumahnya malam itu.

Fendi dan petugas jonobpun mendatangi rumah itu. Mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah itu karena pintu depan terkunci. Mereka hanya berkeliling rumah sampai akhirnya Kwang Ho merasa melihat sesuatu yang aneh.

Sebuah gundukan di halaman belakang rumah...

Fendi langsung menggali dengan tangannya sampai akhirnya kedua tangannya menyentuh darah.

petugas jono langsung mual.

Tiba-tiba seorang pelajar smu datang. Bertanya, siapa mereka.

Pelajar itu lalu dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi. Kwang Ho langsung mengkonfrontasinya, mengatakan kalau pelajar itu yang membunuh wanita-wanita itu sama seperti pelajar itu membunuh anjing-anjing itu.

Pelajar itu terlihat syok. Matanya berkaca-kaca.

Setelah digali, polisi menemukan banyak bangkai anjing. Sebagian sudah berupa tulang belulang dan sebagian lagi masih utuh.

Ketua toni mempertanyakan apa yang dilakukan fendi. Yang mereka temukan itu bukan manusia.

Fendi bersikeras bahwa pelajar itu mengubur anjing-anjing itu setelah membunuhnya. Ia yakin, pelajar itu mempraktekkannya lebih dulu pada anjing lalu pada manusia.

Tapi, ketua toni sama sekali tidak percaya karena anak itu hanya seorang pelajar smu.

Fendi tidak peduli. Ia akan membuat pelajar itu mengakui perbuatannya.

Fendi kembali bertanya, tapi si pelajar itu masih tidak mengaku. Ia hanya mengaku telah membunuh anjing-anjing itu tapi tidak pernah membunuh manusia.

Pelajar itu bicara dengan suara bergetar karena menahan tangisnya.

Fendi emosi, langsung mencengkeram baju anak itu. Nyaris saja memukul anak itu.fendi kembali bertanya alasan anak itu membunuh karena ia yakin anak itulah pelakunya.

Anak itu terdiam beberapa saat. Ekspresinya berubah. Sekarang ia terlihat lebih berani dan lebih percaya diri. Seperti ingin menantang Kwang Ho. Dia bahkan balik bertanya, apakah perlu ada alasan untuk membunuh seseorang?

Anak itu menantang Kwang Ho memukulnya, siapa tahu ia mungkin akan mengaku.

Fendi tidak sanggup lagi menahan emosinya. Ia pun menghajar anak itu. Untungnya, Chief Oh datang, mencegah fendi bertindak lebih jauh.

Fendi menyakinkan komandan faldi bahwa anak itu adalah pelakunya. Bahkan tadi anak itu bilang tidak perlu ada alasan memubunuh seseorang.

Ketua toni memberitahukan Kwang Ho bahwa ia sudah mengkonfirmasi dan anak itu punya alibi.

Fendi terkejut. Ia masih sangat yakin anak itulah pelakunya. Kalau bukan anak itu, siapa lagi?!

Tapi ketua toni sama sekali tidak percaya. Ia membawa anak itu pergi.

Tanpa ketua toni dan fendi tahu, anak itu diam-diam tersenyum.

Anak itu sepertinya anak orang berpengaruh karena dari kantor polisi, ia dijemput oleh seseorang. Ketua toni pun sampai membungkuk 90 derajat ketika mobil itu pergi.

Fendi masih di kantor polisi. Saat itu jam menunjukkan pukul 8 lewat 15 malam.

fendi mengambil senter, memutuskan mengunjungi TKP yang terakhir. Ia hendak mengajak petugas jono, tapi karena petugas jono sudah tidur lelap, ia pun pergi sendirian.

Begitu fendi tiba di depan terowongan, senter yang dibawanya tiba-tiba mati. Kwang Ho berniat pulang tapi tiba-tiba merasa mencium bau rokok.

Fendi pun memasuki terowongan lebih dalam. Ia melihat seseorang duduk tepat di dalam garis yang ditandai polisi. Garis yang dibuat polisi itu ternyata mengeluarkan sinar hijau di saat sekitarnya gelap. Orang tersebut bergerak aneh, seolah-olah meniru gerakan korbannya saat merenggang nyawa.

Fendi langsung yakin, orang itu adalah pelakunya. Ia pun langsung mengejarnya. Menyuruhnya berhenti.

Di sebuah spot yang gelap, fendi kehilangan si pelaku. fendi kebingungan.

Tiba-tiba kepalanya dipukul. Fendi terjatuh. Belakang kepalanya mengeluarkan darah. Kalung peluitnya juga terlepas.

Fendi berusaha melihat lebih jelas tapi pandangannya semakin kabur.

Melihat fendi mulai tidak sadarkan diri, si pelaku itu pun pergi setelah membuang batu yang dipakainya untuk memukul fendi...

Fendi masih melihat siluet si pelaku yang meninggalkan terowongan. Ia melihat peluit hadiah sonya tergelatak tidak jauh darinya.

Fendi berusaha meraih peluit itu tapi keburu tidak sadarkan diri...

Bersambung...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh laksmi

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku