Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Deduksi Detektif Kejam

Terjerat Deduksi Detektif Kejam

DALIA DESEMBER

5.0
Komentar
2.1K
Penayangan
39
Bab

Di tengah perjalanan karir yang menanjak, Linda harus menghadapi obstacle sulit yakni sebuah pernikahan yang tidak diinginkan. Mantannya dihabisi, keluarganya dijauhkan, Linda diasingkan dari dunia luar. Semua itu ulah dari suaminya yang bernama Erik Bayroad, detektif nomor 1 di Inggris. Perlahan Linda akan menerima takdirnya, bahwa dia tidak akan bisa lepas dari cengkeraman orang ini. Bersama Erik, Linda akan menemukan sisi kehidupan yang penuh tantangan.

Bab 1 1. Erik & Linda Wedding Day

Seorang gadis menyeret kaki di atas tanah yang becek. Di bawah hujan rintik yang membasahi gaunnya gadis itu seolah tidak peduli.

Linda menghentikan langkahnya di bawah pohon rindang tempat dia biasa bermain. Usianya 25 tahun, dia baru lulus kuliah dan sedang dalam fase mencari pekerjaan, namun sesuatu yang tidak disangka-sangka menghapus jalannya.

Di tempat persembunyiannya, Linda duduk seraya memeluk kedua lutut kakinya. Berharap mengenang masa masa indah sebagai anak polos.

Anehnya, Linda malah menangis. Dia tidak rela, tidak rela menjadi barang gadai untuk melunasi hutang kedua orang tuanya.

Linda meraba pohon dan berbicara pada sang rindang. "Aku tidak bisa menjalani hidup dengan paksaan. Aku ingin hidup bebas, menikahi pria baik dan pengertian lalu memiliki 2 anak. Apa mimpi itu terlalu indah untukku dambakan?"

Sang rindang tidak bisa membalas ucapan Linda, dia ada untuk mempercantik dunia bukan mengabulkan harapan gadis yang menderita.

Begitu sakit hati Linda saat ini tatkala mendengar langkah kaki dari belakang pohon.

Pria bersetelan hitam itu adalah calon suaminya. Dia tampak normal. Sorot matanya yang lembut membuat Linda tidak tahan menatapnya.

"Aku tahu kamu ada disini. Jejakmu selalu mengarah ke pohon besar ini." Ucap Erik seraya tersenyum tipis menatap pohon pinus kesayangan Linda.

Erik mengulurkan tangannya namun Linda menepisnya.

"Jangan sentuh aku! Kita bukan suami istri!"

Erik mengusap tangannya. Begitu kuat pukulan Linda hingga tangan Erik kebas.

Dengan tatapan kecut Linda melanjutkan kalimatnya. "Bahkan meskipun kita sudah sah, aku tidak sudi disentuh olehmu. Kau dan ayahmu yang kejam memaksaku menerima pernikahan ini!"

Linda melempar segenggam tanah ke baju Erik. Sontak karisma Erik dalam setelan pengantin pun menurun.

Dengan wajah ketus Erik meninggalkan Linda yang keras kepala lalu membawa orang tua Linda untuk membujuk Linda kembali ke pesta pernikahan.

Sang ibu sangat khawatir karena anaknya yang cantik menghilang dari ruang rias, beruntung Erik bisa menemukan dan membujuknya untuk kembali.

Bagi Linda kebaikan Erik lebih seperti rantai yang membelenggu lehernya. Linda segera diseret ke pernikahan oleh kedua orang tuanya.

Erik sempat memiliki masalah dengan bajunya, namun dia memutuskan untuk tetap memakainya dengan alasan tidak ada baju ganti yang lebih pas dari jas yang dia pakai saat ini.

Erik hanya tersenyum cerah setiap kali berhadapan dengan Linda yang memasang ekspresi kecut.

Sekali lagi, Linda menolak menggandeng tangan Erik. Namun apalah daya, pendapatnya tidak lebih besar dari keinginan orang tuanya yang gila harta.

Sebenarnya orang tua Linda cukup kaya. Akan tetapi, mereka memiliki hutang atas properti yang terbakar saat menjalankan proyek. Properti itu milik keluarga Bayroad. Keluarga calon suami Linda.

Linda berusaha untuk tersenyum selama pesta pernikahan. Hatinya bergetar saat Erik memasang cincin pernikahan di jari manisnya.

"Momen ini, harusnya bukan dengan dia ... " Usaha Linda menahan tangis mencapai titik maksimal di momen ini.

Berbanding terbalik dengan mempelai wanita, yang menelan pil pahit di hari pernikahannya, Erik Bayroad justru menerima Linda sepenuh hati.

Setelah menerima cincin dan memotong kue pernikahan, keduanya duduk di pelaminan. Momen yang tidak akan pernah keduanya lupakan.

Linda menjadi bagian keluarga Bayroad. Namanya diganti jadi Linda Bayroad mengikuti nama suaminya.

Hari pertama Linda sebagai istri Erik. Erik membangunkan Linda yang tertidur dengan baju pengantinnya. Sentuhan tangan Erik sangat lembut, tidak seperti yang Linda bayangkan.

"Bangun Lin. Kamu tidak akan kesiangan di hari pertama pernikahan kita kan?"

Linda mengusap matanya yang berair karena menangis. Dia tidak bisa tidur seranjang dengan pria jahat.

"Kamu menangis?" tanya Erik dengan nada terkejut.

"Kenapa sih mas? Kamu perhatian banget ke aku? Aku sudah bilang tidak sudi jadi istri kamu."

Linda kembali menangis.

Melihat keadaan Linda Erik pun tidak ambil pusing dan memilih meninggalkannya.

Erik berpikir. "Ini masih hari pertama. Dia pasti akan membuka hatinya kalau aku terus bersikap baik padanya."

Erik teringat awal mula perjodohannya dengan Linda. Erik tidak mengerti apa yang kurang dari dirinya selain pekerjaan yang terkadang memburukkan citranya di mata masyarakat.

Erik bekerja sebagai detektif di kantor swasta. Dia terkenal kejam dan tegas.Namun, di mata keluarga dia adalah pria sempurna yang tidak seharusnya mengalami kesulitan dalam pernikahan dan percintaan.

Erik juga cukup menyukai Linda. Baginya Linda tidak hanya cantik, tetapi juga berprestasi. Ditambah, Linda memiliki pesona keibuan yang kuat. Erik menyukai wanita yang dewasa secara mental dan psikis seperti Linda.

Erik sebenarnya orang baik. Dia hanya kejam kepada kriminal tapi orang-orang sudah terlanjur menyebarkan rumor buruk tentangnya.

Kembali ke Linda. Linda menilai dirinya sebagai wanita muda yang tidak layak mendapat kesulitan hidup. Dia memiliki seorang kekasih berusia sama yang menurutnya tidak kalah sempurna dari suaminya.

Sayangnya perkara hutang membuatnya terjerat kontrak pernikahan. Linda masih tidak rela tinggal serumah dengan pria asing. Hatinya penuh akan kebencian, perasaan itu membuatnya ingin muntah. Linda tidak tahan lagi, dia ingin kabur dari rumah besar itu dan menemui kekasihnya yang sebenarnya.

Linda keluar dari kamar Erik. Matanya terbelalak ketika menyadari kemegahan rumah yang dia masuki kemarin malam.

Ornamen serba putih dan granit yang menutupi rumah ini sangat cantik. Bahkan ada beberapa pembantu, wanita muda, yang mengenakan seragam putih serasi.

Linda meminta bantuan ke salah satu pembantu yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah. "Maaf, permisi, dimana pintu depan rumah ini?"

"Selamat pagi Nyonya. Anda benar-benar tidak tahu?" Pembantu itu bertanya balik karena merasa aneh dengan Linda.

Linda menggeleng, wajahnya tampak sangat polos. Tidak tega melihat istri majikannya kebingungan pembantu itu membantunya tanpa tahu Linda ingin melarikan diri.

Saat Linda melihat jalan keluar, dia langsung berlari tanpa memperdulikan si pembantu yang berteriak kepadanya. Konyolnya, lantai di depan pintu masih basah sehingga Linda terpeleset lalu membentur lantai dengan cukup keras.

Darah membanjiri ubun-ubunnya. Rasa sakit itu melengkapi penderitaan hatinya, seperti sepasang merpati yang melambangkan penderitaan.

"Nona! Kepala anda berdarah!"

"TOLONG BANTU KAMI!!"

Para pembantu menggotong Linda ke kamar Erik, merawat lukanya lalu meminta Linda tetap di kamar.

"Mereka sangat sigap. Pasti penghuni rumah ini betah kalau ada mereka. Mereka juga cantik, lantas kenapa pria itu menikahiku padahal di rumahnya ada banyak pembantu cantik?" Gumam Linda dalam hati.

"Aku tidak mau sekamar dengan pria kejam itu! Apa yang bisa aku-"

Erik datang membawa obat pereda rasa sakit. Linda menolak minum obat pemberian Erik, dengan alasan obat itu terlalu pahit.

Erik menarik nafas panjang.

"Maafkan kecerobohan pembantuku. Tapi kau juga salah, berlari seperti dikejar anjing di dalam rumah."

Linda hanya bisa termenung meratapi kebodohannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku