Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
72
Penayangan
18
Bab

Mahesa, seorang pengusaha waralaba yang sukses selalu kandas dalam hubungan percintaan. Ia meyakini jika dirinya dikutuk atau diguna-guna oleh lawan bisnisnya. Ia lalu mencari cara agar wanita bisa betah terhadap dirinya dan hubungan mereka bisa sampai ke jenjang pelaminan. Dari cara yang normal sampai yang sangat tidak normal ia lakoni agar keinginannya tercapai. Dalam sepak terjangnya, ia selalu ditemani oleh Gayatri, sahabatnya dari kecil yang alih-alih menjadi sahabat, malah lebih sering menjadi body guard untuknya. Namun, akankah rasa persahabatan itu terus melekat dikeduanya? Atau justru semakin lama mulai ada rasa yang lebih dari dekedar sahabat mewarnai hari mereka?

Bab 1 GAYATRI DAN MAHESA

Gayatri mempercepat langkahnya menuju kediaman Mahesa, sahabatnya. Ia baru saja selesai merevisi tulisannya yang akan ia kirim ke editornya, ketika sebuah pesan masuk dan bunyinya cukup mengkhawatirkan. Sambil setengah berlari, ia meraih ponselnya dan menekan nomor sahabatnya yang ia panggil Mbul itu.

"Angkat dong, Mbul! Nyebelin!" Gayatri kembali menelpon dan malah masuk ke pesan suara. "Yaela!" ia menatap layar ponselnya dengan rasa kecewa. Lagi, ia melanjutkan panggilan ke nomor Mahesa. Ketika akhirnya masih pesan suara yang mewakili sahabatnya tersebut, ia lalu memutuskan meninggalkan pesan. "Mbul, kamu jangan aneh-aneh,ya!"

Semenit kemudian, akhirnya ia berada di depan rumah Mahesa yang berpagar tinggi. Pak satpam yang sudah mengenal baik Gayatri langsung membukakan pintu. "Makasih, Pak.!" Gayatri langsung masuk dan menuju taman di belakang rumah Mahesa, tempat yang selalu ia dan Mahesa gunakan saat sedang galau ataupun sedih.

Gayatri tersenyum lega ketika mendapati Mahesa baik-baik saja. Namun, ia juga jadi kesal karena gara-gara pesan singkat Mahesa, ia jadi harus berlari dari rumahnya ke rumah Mahesa yang beda blok.

"Mbul, mikir dulu kek kalau ngirim pesan!"omel Gayatri. Mahesa menatapnya sekilas lalu kembali asyik dengan pemandangan di depannya. "Apa coba maksud pesan tadi itu? Aya, aku sudah nggak kuat lagi." Gayatri yang dipanggil Aya oleh Mahesa mengulang bunyi pesan yang dikirimkan sahabatnya itu.

"Aku kira kamu mau bunuh diri pakai racun tikus!" ocehnya, namun Mahesa masih saja diam. Wajahnya diliputi rasa sedih yang teramat dalam. Gayatri jadi trenyuh. Ia lalu duduk di samping Mahesa.

"Ya, udah. Aku senang kamu baik-baik saja. Kamu kenapa?" tanyanya lembut. "Ayo cerita, Mbul!" Gayatri sedikit memaksa.

Mahesa menghela nafas panjang. "Dena jadian sama cowok lain, Ya." Adu Mahesa. Gayatri terkejut, ia ingin tak mempercayai hal tersebut.

"Serius? Kamu tahu darimana? Jangan nge prank aku ya, Mbul! Aku lagi capek banget, nih." tanya Gayatri sambil memandangi wajah Mahesa.

"Aku nggak sengaja terbaca chat dia dengan cowok itu. Awalnya Dena nggak mau ngaku, tapi setelah aku desak, dia akhirnya jujur."tutur Mahesa sedih. "Aku salah apa sih, Aya? Apa aku ini kurang baik sama cewek? Ini sudah yang ke sekian kalinya aku dikhianati. Padahal aku sudah beli cincin tunangan untuknya. Kamu tahu kan cincin yang waktu itu aku bilang harus di pesan dulu?" curhatnya dan Gayatri mengangguk mengiyakan. "Aku bela-belain nabung buat beliin dia cincin yang paling spesial." tambah Mahesa sambil menahan kesal.

Hening.

Gayatri bingung mau berkata apa, namun ia dapat merasakan kesedihan sahabatnya itu.

"Mbul, kamu tuh baik. Cowok yang paling baik yang pernah aku kenal. Belum jodoh aja sama Dena. Kan, cewek nggak cuma si Dena aja, Mbul." Hibur Gayatri.

"Sumpah, sakit banget!" Mahesa mengepalkan tangannya menahan sakit akibat diduakan.

"Iya Mbul, aku tahu kok rasanya. "ujar Gayatri. Gayatri lalu memijat mijat kakinya yang pegal karena berlarian menuju rumah Mahesa.

"Kaki kamu kenapa?"tanya Mahesa, mulai teralihkan dari rasa sedihnya.

"Dibilang pegal iya, sakit juga iya." jawab Gayatri sembari angannya masih aktif memijat.

"Kamu ngapain tadi? Jogging tanpa pemanasan?" tebak Mahesa.

"Jogging apaan siang bolong gini? Aku tadi tuh lari dari rumah kesini, tahu? Aku panik gara-gara kamu ngirim pesan aneh bin ajaib itu."celoteh Gayatri.

"Aya," kali ini Mahesa menatap Gayatri dengan tatapan kesal.

"Apa, Mbul?" balas Gayatri sewot.

"Kamu ngapain kesini lari? Kan ada motor. Memangnya motormu lagi di pinjam?" tanya Mahesa heran.

Gayatri terkesiap. Ia lalu menjitak kepalanya sendiri. "Astagfirulohalazim. Iya ya, aku kan punya motor. Kenapa tadi aku lari kesini?" ia balas bertanya kepada Mahesa.

"Ya, mana ku tahu!" balas Mahesa tak kalah sewot, namun kali ini satu sungingan senyum telah terukir di bibirnya.

"Kok aku bisa pikun gitu, ya?" Gayatri kembali bertanya dan kali ini Mahesa tak mampu lagi menyembunyikan tawanya.

"Ya Allah, Aya! Kamu nggak sadar ada motor dirumah? Ya, salam!" Mahesa mendadak lupa akan kesedihannya.

"Sumpah, aku beneran nggak kepikiran kalau ada motor, Mbul. Aku mikirnya kamu nanti ada apa-apa, soalnya kan kamu labil." Gayatri menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya, sementara Mahesa masih larut dalam tawanya.

"Aya, Aya!" ulang Mahesa sambil memegangi perutnya yang sakit karena terlalu bersemangat tertawa.

"Udah nggak sedih lagi?" tanya Gayatri jutek. "Panggilin tukang pijat sana! Kakiku nanti bengkak terus aku nggak bisa jalan, nih." Gayatri menunjuk kakinya.

"Ih, yang pelupa akut kamu yang kena getahnya aku!"protes Mahesa.

"Eh, aku tadi panik gara-gara siapa? Gara gara kamu!"balas Gayatri. "Pokoknya aku pesan tukang pijat, kamu yang bayari." Ujarnya lagi sambil memasang tampang galak.

Mahesa mengangguk setuju. Lalu mereka berdua ber-high five sambil berseru "Best friend forever!"

Bulan berlalu, tahun berganti dan Mahesa masih saja selalu belum beruntung dalam percintaan. Dalam dua tahun tujuh bulan, Mahesa sudah dikhiantai sebanyak 3 kali baik oleh pacar maupun calon tunangannya, 4 kali gagal PDKT , tapi duitnya sudah ludes untuk memanjakan cewek-cewek tersebut, 3 kali menjalin friends with benefit yang ujung-ujungnya ia di ghosting, dan selebihnya jangankan mau PDKT, baru di sapa hai saja lewat chat sudah di blokir.

Sementara Gayatri masih sibuk mencari cinta sejatinya yang tak kunjung datang juga. Beberapa kali kencan buta ternyata tak memberikan hasil yang baik untuknya. Nasib percintaanya pun tak kalah menyedihkan dibandingkan dengan kisah cinta sahabatnya. Hingga pada suatu kesempatan , mereka sepakat untuk berubah.

"Ya, kita kan selalu apes ya dalam hal percintaan." Mahesa membuka pembicaraan ketika mereka kembali bersantai di taman belakang rumah Mahesa.

"Hooh. Memangnya kenapa?"tanya Gayatri penasaran.

"Mungkin kita yang harus berubah, Ya. Lihat nih badanku yang over weight gini. Terus nih...nih..."ia menunjuk wajahnya.

"Memangnya kenapa tuh muka?" tanya Gayatri lagi.

"Ada jerawatnya, Ya."jawab Mahesa.

"Ya ampun, jerawat cuma sebiji aja."balas Gayatri sambil tersenyum geli.

"Pokoknya, mulai tahun ini, aku mau menjadi Mahesa yang keren." Ikrarnya dan Gayatri menerka-nerka apa yang mau sahabatnya ini sampaikan.

"Jadi mau gimana kamu, Mbul? Berubah jadi Iron Man?" kelakar Gayatri.

"Aku mau diet, Ya. Lalu, aku juga mau ikut program di fitness centre. Kamu ikut nggak?"tawar Mahesa. "Aku bayari, deh."rengeknya.

Gayatri mengusap wajahnya. Minta ampun kuadrat kalau sahabatnya ini punya kemauan. " Aku temani kamu aja, tapi nggak usah ikutan fitness gimana?" tawar Gayatri.

"Nggak seru, dong! Kalau kamu ikutan, aku kan jadi kayak punya saingan biar badan cepat terbentuk." Mahesa memberikan alasan.

Gayatri berfikir sejenak. Sebenarnya tidak ada ruginya juga ikut fitness, apalagi gratis. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya ia menyetujui permintaan Mahesa.

"Oke, setuju!" Ia mengacungkan jempolnya.

Seperti biasanya, mereka lalu ber-high five. "Best friend forever!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gemintang Bestari

Selebihnya

Buku serupa

Om Kos

Om Kos

Romantis

5.0

Warning! Explicit mature content included Mergokin pacar tidur sama teman sekampus, diusir dari kos, kucing kesayangan dilempar keluar rumah, ditambah hujan deras yang sedang mengguyur kota Pahlawan. Sungguh perpaduan sempurna untuk melatih kesehatan mental! Padahal semua ini hanya karena telat bayar kos sehari aja, malah dia ditendang dari rumah yang sudah diamanahkan untuk ia rawat oleh mendiang pemilik rumah. Ujian berat inilah yang sedang melanda hidup Mariska. Seolah Ujian Akhir Semester tak cukup membuatnya berdebar-debar karena harus pandai mengatur jadwal kuliah di sela kesibukannya bekerja. Namun, kata orang badai selalu datang bersama pelangi. Di tengah sadisnya ujian hidup yang harus Mariska hadapi ternyata takdir malah membawanya menuju tempat kos baru yang lebih modern, bersih, dengan harga sewa murah. Belum lagi jantungnya ikut dibuat berdebar kencang saat tahu pemilik kos ternyata pria muda, lajang, dan rrrr- hottie. Plus satu lagi yang bikin lebih jantungan, saat si Om kos malah ngotot ngajakin Mariska nikah detik ini juga. Kok bisa?! Apa alasannya? Ingin menghindar, tapi tak punya pilihan. Belum lagi saat keduanya semakin dekat malah Mariska jadi lebih sering mendapatan mimpi yang terasa seperti Deja Vu. Tanpa sadar memori gadis ini dipaksa kembali ke masa lalu di mana sebuah tragedi mengerikan menimpa keluarganya. Sanggupkah Mariska bertahan menjadi salah satu penghuni kos yang diisi oleh sekumpulan manusia nyentrik dengan beragam profesi tak terduga? "Mungkin ini cara Tuhan untuk mengajariku agar tak mudah menyerah." Ares tak menyangka bahwa dia akan bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui jalan takdir paling manis meskipun terasa tragis bagi keduanya. Lalu bagaimana dengan Mariska? Kapan ia sadar bahwa Ares adalah cinta pertamanya saat masih bocah dulu? Kisah seru mereka hanya bisa dibaca di Om Kos!

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku