Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Neraka dalam Pernikahanku

Neraka dalam Pernikahanku

Natalie Ernison

5.0
Komentar
879
Penayangan
35
Bab

⚠️Mature Romance 21+ Diam sembari manangis, namun harus tetap tenang untuk melayani nafsu birahi sang suami. Pernikahan indah yang didambakan setiap wanita, ialah harapan besar Diane. Namun, nasib yang ia terima tak seindah impian. Pria yang ia cinta dan akhirnya menjadi suaminya tidaklah sebaik yang Diane kenal. Alexavier Caspian menikahi Diane hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya. Bahkan setiap melakukan hubungan seks, Alexavier selalu membayangkan wanita lain, hanya untuk membuatnya mencapai puncak kenikmatan. Kepribadiannya pun sangat kasar dan selalu membuat sang istri menangis tersiksa. Sebagai seorang istri, tentu hal ini sangat menyakitkan bagi Diane. Alexavier juga tidak menginginkan kehadiran seorang anak didalam pernikahan mereka. Lalu, apa sebenarnya yang Alexavier inginkan dari Diane? Apakah ia sengaja ingin menyiksa Diane?

Bab 1 Tak sebaik yang kukira

"NERAKA dalam Pernikahanku "

Author by Natalie Ernison

Semua wanita tentu ingin merasakan kisah pernikahan yang indah dan bahagia bersama pria yang dicintai. Namun, bagaimana jadinya jika pria yang akan menjadi suami ialah pria yang memiliki banyak rahasia besar.

Yah, Diane Georginie ialah seoarang photographer kecil. Profesi tersebut ia lakukan sejak masih kuliah, dan uang yang ia dapatkan ialah untuk biaya kuliah sekaligus biaya kehidupan sehari-hari.

Suatu saat Diane berkenalan dengan seorang pria yang cukup dingin namun mampu menggetarkan perasaan Diane. Mereka saling jatuh cinta, walaupun Dianelah yang terlebih dahulu jatuh cinta pada Alexavier Caspian. Alex sangat memperhatikan setiap detail penampilan Diane dan apapun yang Diane lakukan. Sungguh pria yang amat perhatian.

Akan tetapi, Diane tidak pernah mengetahui bahwa Alexavier memiliki watak yang sangat temperamental. Bahkan, hal itu terjadi menjelang hari pernikahan mereka. Diane berpikir, James hanya sedang dalam tekanana pekerjaan dan ia pun memaklumi hal itu.

Namun, Al sudah meminta Diane untuk menyerahkan keperawanannya bahkan sebelum mereka sah menjadi pasangan suami istri.

Semua kebaikan Al pun berbeda, saat sudah mendapatkan seluruh kehidupan Diane... Diane kerap kali di ajak untuk tinggal di kediaman keluarga Caspian.

.

.

.

"Di kediaman keluarga Alexavier"

Prang!!

Suara pecahan kaca jatuh terlempar dan berserakan di lantai marmer, tepat di ruang makan mereka.

"Tolol! Dasar wanita payah! Jika kukatakan aku tidak suka disela saat bicara, harusnya kau mengingatnya dengan baik!" AL membentak Diane, setelah ia membanting sebuah gelas kaca tepat di hadapan Diane.

"Kak, aku tidak pernah bermaksud untuk menyelamu bicara, aku hanya mengatakan yang sebenarnya..—"

"Diam! Wanita tolol!"

Bhuak!

Alexavier memukul lemari di sampingnya menggunakan telapak tangannya, lalu bergegas berangkat bekerja.

Diane hanya bisa terisak pilu, sembari membersihkan pecahan beling yang disebabkan oleh Al. Kini Diane hanya seorang ibu rumah tangga, karena setelah menikah Al tidak mengijinkannya untuk pergi bekerja.

Dari segi ekonomi, kehidupan mereka sangat terpenuhi dan juga sangat mewah. Mereka tinggal di sebuah mansion warisan dari Mr. Caspian, ayah dari Al. Al adalah putra pertama keluarga Capsian, dan mereka juga sangat mengasihi Diane. Hanya saja, Diane tidak dapat mengatakan keadaan hubungannya bersama Al, dikarenakan Mr. Caspian memiliki penyakit jantung berbahaya.

"Nyonya Diane!" Seru salah seorang pelayan mansion, lalu membantu Diane untuk membersihkan beling tersebut. Setelahnya, Diane bergegas untuk kembali ke kamar yang berada di lantai atas.

... ...

Di kamar tersebut Diane terus menangis sedih, baru saja ia menikah dan sudah mendapatkan perlakuan dan ucapan menyakitkan dari suaminya. Diane hanya mengingatkan Al untuk memperhatikan barang-barangnya sebelum berangkat bekerja, agar tidak ada yang terlupakan, namun Al justru menganggap Diane tidak berhak untuk terlalu banyak bicara.

Drrttt....

Ponsel Diane bordering dan bergetar, tertera nama sang ibu di layar ponselnya.

Dengan mengatur napas perlahan sembari menyeka air matanya, dan mulai mengobrol bersama ibunya. Diane selalu mengatakan bahwa kondisinya sangat baik dan begitu bahagia. Walaupun kenyataannya, Diane setiap hari selalu menangis dan tak tahu harus mengadu ke siapa...

~ ~ ~

Di malam hari, seperti istri pada umumnya, Diane melayani Al dengan baik. Al bahkan menyetubuhinya dengan santai dan seolah tidak pernah ada permasalahan apapun. Al melakukan hubungan intim terkesan memaksa dan cukup kasar. Diane hanya mampu menahan sakit yang ia alami dan menangis tanpa suara.

"Seks adalah kebutuhan semua pria, jadi kau harus selalu bersedia untuk melayaniku. Jika tidak, maka kau akan melihat rumah tangga ini sama seperti rumah tangga pasangan di luar sana." Ucap Al setelah puas menikmati tubuh indah istrinya, yang selalu berusaha untuk melayaninya.

Setiap selesai melakukan hubungan suami istri, Al kembali fokus dengan ponsel miliknya dan tidak mempedulikan perasaan Diane. Diane bukanlah pelacur pribadinya, yang bisa dengan mudah diminta untuk memuaskan dirinya, lalu mengabaikannya setelah dirasa puas.

Di siang hari, kembali terjadi pertengkaran hebat antara Diane dan Al. Kali ini Diane sudah sangat tidak tahan lagi pada semua perlakuan suaminya.

Bhuak!

Al menghantam tembok tepat di samping kepala Diane saat ini sedang berdiri tegak.

"Harus berapa kali kukatakan, kau hanya cukup mendengarkan saat aku bicara tanpa banyak protes!" Bentak Al.

"Tapi aku terlalu lelah dengan apa yang kakak katakan! Semua yang kulakukan selalu saja salah, kakak selalu berpikir terlalu jauh.. mengapa kakak tidak pernah mendengarkan penjelasanku.. aku sedang kelelahan.." isak Diane setelah mengatakan ungkapan hatinya.

Al adalah pria yang sangat keras dan tidak peduli dengan alasan apapun, selama ia merasa dirinya benar dan akan selalu benar.

Al tidak ingin menikmati masakan dari para pelayannya, dan harus Diane yang memasak baginya, bahkan seluruh pakaian miliknya, haruslah Diane yang membersihkan dan merapikannya.

Siang ini Diane terlambat menyiapkan makanan, karena ia harus membersihan dan merapikan kamar juga pakaian miliknya bersama Al. Al meradang lalu menyalahkan, jika Diane istri yang malas.

"Kau sangat malas! Jangan pikir karena di mansion ini ada banyak pelayan, lalu kau bisa bersantai. Aku bisa memecat mereka dan kau akan mendapat lebih banyak pekerjaan! Mengerti!" Bentak Al.

"Mengapa hanya berdiri di sana? Cepat siapkan makanan untukku! Atau kau sudah tidak ingin lagi menyiapkan makanan untukku, huh!"

Dengan gemetar, Diane mengantarkan makanan ke hadapan Al. Diane harus tetap berada di dekat Al ketika Al sedang menikmati makanannya. Dengan air mata yang berlinang, Diane mengunyah makanan miliknya dengan susah payah. Semua makanan seakan terasa hambar bagi Diane, perlakuan kasar James sangat menyakitkan baginya.

~ ~ ~

"Tuan, di ruang tamu sudah ada Tuan besar" ucap salah seorang pelayan memberitahukan kedatangan Mr. Caspian pada Al.

"Yah, katakan aku sedang makan siang bersama Diane." Balas Al, dan kembali menghabiskan makan siang miliknya.

"Hapus air matamu dan jangan perlihatkan wajah sedihmu pada keluargaku, karena itu sangat menjijikan.." ketus Al, tidak banyak kalimat yang ia lontarkan namun cukup menusuk hingga menyisakan rasa sesak pada Diane.

"Baik kak, aku akan menyusul setelah membersihkan..—"

"Biarkan pelayan melakukannya, sekarang cepat rapikan wajah kusutmu!" Al berbalik badan untuk menunggu Diane bersiap.

~ ~ ~

"Daddy, mengapa tidak memberitahukan pada kami terlebih dahulu jika ingin berkunjung, sehingga aku bisa mengirim supir." Ucap Al lalu duduk bersama Diane di hadapan ayahnya.

"Daddy hanya merasa jenuh berada di mansion," ucap Mr. Caspian. Tak lama setelahnya, seorang anak gadis berlari ke arah mereka.

"Kak Diane aku bersama Daddy akan tinggal hingga sore hari, kami rindu dengan masakan lezat kakak. Benarkan daddy?" ucap gadis tersebut.

Joesline ialah adik perempuan semata wayang dari Al, ia sangat manja pada Diane yang menurutnya sosok kakak perempuan perhatian. Hal itu membuat Joesline lebih sering datang berkunjung ke mansion kediaman James.

"Aku sudah memasak makanan kesukaanmu, Joesline." Ucap Diane dengan senyuman tulus. Sang adik iparnya terlihat sangat antusias terhadap perlakuan lembut dari Diane.

... ... ...

Hingga suatu malam tiba...

Ahk.. emmhh... suara desahan seorang wanita yang terdengar cukup lirih.

Yah, itu adalah suara Diane yang menahan rasa sakit pada area kewanitaannya, akibat perlakuan dari Al yang cukup kasar saat berhubungan intim.

"Pelanlah kak, ini cukup menyakitkan.." keluh Diane, saat Al memompa tubuhnya dengan cukup kasar.

Area kewanitaan Diane terasa cukup perih, namun Al tidak pernah peduli akan hal itu.

"Bukankah kau juga menikmatinya.. mengapa harua protes!" Ketus Al, lalu membalikan tubuh Diane, dan kembali memompa tubuh Diane.

Diane terus merintih kesakitan, Al sangat kasar dan tidak peduli. Area kewanitaannya sudah cukup perih, tak ada pemanasan ssbelumnya, dan Al justru langsung menyetubuhi Diane begitu saja.

Meremas seprei dengan air mata berlinang, dan hati yang penuh kesedihan...

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Natalie Ernison

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku