bukan Wanita SIMPANAN

bukan Wanita SIMPANAN

Natalie Ernison

5.0
Komentar
618
Penayangan
19
Bab

⚠️Mature Romance [Agedan Dewasa - Ucapan Kasar - Kekerasan Fisik] "Sialan! Apa aku sudah gila! Ini sangat gila!" Cashe gemetar atas kenyataan yang telah terjadi. Ahhh.. "Kau benar-benar nikmat dan membuatku mabuk!" ucap si pria yang sudah setengah gila, akibat kenikmatan yang ia rasakan dari hubungan panas mereka malam ini. Keduanya bermandikan keringat dan suara decitan dari ranjang pun tak dapat dihindari lagi. Beruntung, ruangan tersebut sudah di seting kedap suara. Bahkan di luar sedang ada music dengan volume yang cukup besar, hal ini membuat suara desahan mereka tak terdengar. "Apa yang aku sedang lakukan... mengapa rasanya aku..." Cashe hampir tersadar dari keadaan mabuk beratnya. Akan tetapi sensasi dari dalam tubuhnya membuat Cashe harus tetap menurut dan menikmati gempuran dari si pria tampan itu. Cashe tanpa sadar telah melakuakn tindakan yang akan sangat mempermalukan nama baik keluarganya yang masih keturunan bangsawan terhormat. Terlebih lagi, Cashe akan segera menikah dengan seorang pria keturunan bangsawan juga. Namun, apa daya, semua sudah terjadi. Bagaimanakah Cashe menghadapi permasalahan baru ini? Lalu, siapakah pria tampan yang telah merenggut kehormatannya?

Bab 1 Cinta satu malam

Hai-hai semua pembaca terkasih☺️ terima kasih telah hadir dan membaca karya-karyaku. Kali ini aku akan mengajikan cerita baru dan tentunya mampu membuat kalian semua merasa berkeringat dingin hehe....

Selamat membaca, I Love You all🧚

******

Hari ini, merupakan hari yang sial bagi seorang gadis yang sedang beranjak dewasa. Sebut saja namanya, Cashelie Craig atau sapaan akrabnya ialah Cashe.

"Longue Bar VIP xxx"

"Brengsek! Bagaimana bisa aku percaya dengan pria bajingan itu!" Gumam Cashe penuh rasa kesal. Kedua pipinya sudah terlihat merah, dikarenakan Cashe telah meneguk beberapa gelas minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi.

Cashe berjalan dengan tergopoh, di tambah lagi kepalanya cukup pening akibat kebanyakan minum. Tanpa sengaja, Cashe menubruk seorang pria dengan postur tubuh proporsional.

"Hei bajingan, menyingkirlah!" Ucap Cashe tanpa peduli siapa pria tersebut.

"Sepertinya, aku mengenalmu, gadis kecil," ucap si pria sembari meraih dagu Cashe. Cashe sempoyongan dan hampir terjatuh, namun pria tersebut menahannya.

"Lepaskan tangan kotormu, kau hanyalah pria bajingan yang lemah..." ucap Cashe lagi.

"What? Aku lemah?" si pria pun menarik tangan Cashe menuju sebuah kamar vip.

...

"Aku tidak akan pernah bersedia menikah dengan bajingan itu! Maka, bantulah aku!" Ucap Cashe yang tiba-tiba terlihat agresif.

"Gadis kecil, apa kau tahu perbuatanmu ini dapat mengundang cacing Alaska milikku?" ucap si pria tampan itu.

Cashe seketika tertawa, "kau hanyalah pembual. Justru kau yang akan kalah telak!" Ucap Cashe mengejek. Entah mengapa, Cashe tiba-tiba menginginkan sentuhan yang ganas dari pria tersebut.

Melihat Cashe membuka-buka area dadanya, pria tersebut pun tak dapat menahan diri. Terlebih lagi, sepertinya pria ini juga senang atas kesempatan kali ini. pria ini juga terlihat cukup mengenal Cashe.

"Kau akan tahu akibat dari keberanianmu." Pria itu pun menyingkap dress yang sedang Cashe kenakan, dan kemudian membuka lebar kedua paha Cashe. Cashe terlihat semakin liar, dan sepertinya Cashe telah meminum sebuah obat perangsang.

Pria itu pun membuka lebar selangkangan Cashe dan mulai melakukan penjelajahan maksimal.

Hahh agkk... Cahse mendesah nikmat, kegiatan pria ini benar-benar gila. Mampu membuat Cashe berkali-kali membusungkan dadanya.

"Nikmatilah, siapa yang akan kalah telak." Ucap si pria dan mulai mengeluarkan Mr.P miliknya dan kemudian mengarahkan ke dalam mrs.V milik Cashe.

"O Shit! Kau masih virgin!" Gumam si pria yang terkejut akan hal itu. Namun kabut gairah seakan sudah membakar seluruh pikiran juga tubuhnya. Pria itu pun berkali-kali menerobos masuk ke dalam liang mrs.V milik Cashe, dan akhirnya tetesan darah perawan pun menetes dan membuat Cashe merasa sakit luar biasa.

Hmm mm... Pria itu membungkam mulut berisik Cashe dengan kecupan menuntut dan memabukan. Namun Cashe terlihat sangat kaku, apakah ini juga ciuman pertama Cashe, pikir si pria.

Ahhh.. "Kau benar-benar nikmat dan membuatku mabuk!" ucap si pria yang sudah setengah gila, akibat kenikmatan yang ia rasakan dari hubungan panas mereka malam ini.

Keduanya bermandikan keringat dan suara decitan dari ranjang pun tak dapat dihindari lagi. Beruntung, ruangan tersebut sudah di seting kedap suara. Bahkan di luar sedang ada music dengan volume yang cukup besar, hal ini membuat suara desahan mereka tak terdengar.

"Sial! Ini sangat nikmat!" ucap si pria dan terus memompa milik Cashe.

"Apa yang aku sedang lakukan... mengapa rasanya aku..." Cashe hampir tersadar dari keadaan mabuk beratnya. Akan tetapi sensasi dari dalam tubuhnya membuat Cashe harus tetap menurut dan menikmati gempuran dari si pria tampan itu.

Arghh! Pria itu pun mendapatkan klimaks luar biasa dari seorang gadis perawan, dan tak lupa ia mencabut mr.P miliknya sehingga tidak membuat masalah baru lagi.

Karena kelelahan bercinta, si pria pun akhirnya terlelap sejenak.

Setelah menjelang subuh, Cashe akhirnya terbangun dalam keadaan telanjang tanpa busana sehelai pun. Ditambah lagi, area selangkangannya terasa cukup perih. Hal itu dikarenakan kegiatan panasnya bersama si pria. Belum sempat melihat wajah si pria dengan seksama, Cashe terburu-buru kabur, dan kembali mengenakan rambut palsu miliknya.

"Sialan! Apa aku sudah gila! Ini sangat gila!" Cashe gemetar atas kenyataan yang telah terjadi.

Bagaimana mungkin Cashe menyerahkan keperawanannya pada pria yang tidak dikenal. Cashe sedang tidak ingin mengingat semua kejadian, dan ia hanya ingin segera pulang.

***

Cashe gemetar hebat, ketika melihat jam tangannya sudah menunjukan ini bukan malam hari lagi. Cashe melaju cepat ke arah apartemen miliknya, dan beralasan ia tidur di apartemen. Karena jika tidak, keluarganya akan menghukumnya dan membuat Cashe berada di dalam masalah baru.

"Apartemen California Pusat Kota"

Cashe memiliki kebiasaan unik, yaitu selalu melakukan penyamaran ketika ingin pergi ke Club malam. Hal ini Cashe lakukan, agar tidak ada yang benar-benar mengenalnya.

Cashe berusia dua puluh tahun, dan Cashe sudah menyandang gelar sarjana di jurusan hukum. Cashe dapat lulus kuliah dengan sangat cepat, dikarenakan ia seorang gadis yang sangat cerdas dan juga berasal dari keturunan bangsawan. Cashe merupakan asisten dari seorang pengacara terkenal di kota California.

Dengan kejadian malam ini, tentu saja menjadi aib besar bagi keluarga besarnya. Ditambah lagi, di semua anggota keluarga besar Craig yang menikah, mereka benar-benar wanita maupun pria yang murni perawan dan juga perjaka. Mereka menjunjung tinggi martabat, etika, sopan santun. Dikarenakan mereka adalah keluarga yang masih berasal dari keturunan bangsawan elit dan terhormat.

Namun, perbuatan gila Cashe malam ini sungguh diluar nalar. Terlebih lagi, Cashe sedang dijodohkan dengan seorang pria yang juga keturunan bangsawan elit. Akan tetapi, Cashe berhasil mengetahui sifat buruk di calon suaminya. Padahal, Cashe sudah mulai menyukai si pria tersebut.

"Aku tidak mungkin melakukannya... ini tidak mungkin... ini hanya mimpi..." ucap Cashe dan berusaha untuk terlelap, dan menganggap semua hanyalah mimpi saja.

Knock knock knock....

Suara ketukan pintu pun membangunkan Cashe, dan Cashe baru tersadar ini sudah menjelang siang hari.

Cashe pun melangkah menuju pintu utama dengan mengenakan piyama miliknya.

"Nona muda, Tuan dan Nyonya memintaku untuk menjemput nona." Ucap salah seorang pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Cashe.

"Oke. Tunggu sejenak." Ucap Cashe, lalu berganti pakain.

***

Selama berada di mobil, Cashe benar-benar gelisah. Ternyata, ini bukanlah mimpi. Namun, semua kejadian benar-benar kenyataan sebenarnya.

Cashe terus memilin ujung baju miliknya, ia sangat takut karena merasa telah melakukan kesalahan besar.

"Mansion Kediaman Keluarga Craig"

"Selamat siang, Tuan dan Nyonya." Ucap sang pengawal yang sedang bersama Cashee.

"Selamat siang, daddy mommy." Ucap Cashee menyapa, wajahnya terlihat sangat pucat hari ini.

"Cashelie, kau tidak perlu terlalu keras untuk hidupmu. Ini adalah akhir pekan, seharusnya kau beristirahat, bukannya terus bekerja." Ucap Grandpa Craig, kakek dari Cashee.

"Baik Grandpa, terima kasih." Ucap Cashee lalu memeluk sang kakek.

"Cashe, untuk selanjutnya, jika kau ingin menginap di apartemen, kabari kami secepatnya." Ucap Mr. Craig, ayah Cashee.

"Baik, daddy."

"Adik bodoh! Kau sangat suka membuat semua orang mencemaskan mu!" ucap seorang pria tampan, yang merupakan saudara laki-laki ke dua Cashee.

Daymion Craig

Berusia dua puluh tujuh tahun dan seorang pengacara yang cukup terkenal di bidangnya. Tampan, sudah tentu tidak perlu dipertanyakan lagi.

Sementara itu di sisi lainnya...

***

"Mansion Kediaman Kingsley Drax"

"Cashelie Craig, putri bungsu dari keluarga Craig. Keluarga ini masih keturunan bangsawan yang sangat elit dan terhormat. Begitukah?" ucap seorang pria yang sedang duduk di atas kursi berputar.

Yah, pria ini ialah Kingslei Drax, pria yang sudah menjadi orang pertama merenggut keperawanan Cashee di club malam.

Siapakah Kingslei sebenarnya? Apakah seorang yang sangat terpandang juga?

****

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Natalie Ernison

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku