/0/29987/coverorgin.jpg?v=ae31e45a1e39dad40e590c256c3a2bf9&imageMogr2/format/webp)
Pagi yang cerah di kawasan Jakarta. Alexa membuka mata dan melihat jam dinding. Sungguh terkejut sekali Alexa melihat jam yang sudah menunjukkan 06.30. Alexa bergegas bangun dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai Alexa segera memakai baju. Di ruangan makan Winda sedang mempersiapkan sarapan. Sambil clingak-clinguk Winda mencari keberadaan Alexa yang belum turun juga.
"Huh… ini anak belum bangun jam segini! Padahal hari ini kelulusan sekolahnya!" geram Winda.
Tak lama datang Gio sang suami mendekatinya sambil mengendus aroma tubuh Winda. Gio memeluk tubuh Winda dan menciumnya sambil bertanya, "Kenapa kamu geram gitu?"
"Putri kita belum bangun," jawab Winda yang kesal.
"Kalau begitu Mama gih bangunin. Papa ingin bicara dengan Alexa," suruh Gio yang serius.
"Baiklah," balas Winda yang melepaskan pelukannya lalu menuju ke kamar Alexa.
Sesampainya di kamar, Winda mengetuk pintu. Namun Alexa tidak kunjung keluar. Lalu Winda berteriak memanggil Alexa, "Alexa… Alexa… buka pintunya… mama ingin masuk."
Alexa yang selesai berkemas langsung membuka pintu. Kemudian Alexa melihat Winda sambil melemparkan senyuman yang manis itu, "Mama."
"Kamu enggak sekolah? Kok bangunnya siang banget," tanya Winda yang masuk ke kamar Alexa.
"Aku kesiangan bangun. Rasanya aku hari ini malas sekali berangkat sekolah," jawab Alexa.
"Hmmp… dasar anak muda sekarang. Bisa-bisanya ngomong malas. Bagaimana mau sukses kalau sedari awal malas begitu?" kesal Winda pada Alexa. "Mama tunggu di bawah dulu."
Alexi menganggukan kepalanya sambil melanjutkan berkemas. Lalu Alexa mengambil tas sekolahnya dan menuju dapur.
***
Sesampainya di dapur Alexa melihat Gio yang sudah rapi. Alexa memicingkan matanya sambil tersenyum kecut. Bagaimana bisa sang papa kembali ke rumah ini setelah dirinya dan sang mama ditinggalkannya begitu saja? Tanpa basa-basi Alexa menyapa Gio dengan memakai bahasa formal, "Selamat pagi Pak Gio."
"Lexa," panggil Winda. "Jangan panggil papamu dengan Pak Gio."
"Dia bukan papaku. Dia adalah musuh terbesarku di dalam hidupku. Mama tahukan selama ini kita menderita karena ulah orang ini," tunjuk Alexa ke arah Gio dengan penuh amarah.
"Winda… jangan diteruskan. Biarkan Alexa memanggilku apa," ujar Gio yang menyuruh Winda diam.
Winda terdiam sambil menuangkan susu untuk Alexa. Setelah selesai Winda duduk di samping Gio. Setelah semuanya kondusif, Gio meminta Alexa duduk di hadapannya, "Alexa duduklah."
"Aku tidak mau," ketus Alexa.
"Alexa… Duduklah sebentar! Papa ingin bicara sesuatu sama kamu!" tegas Gio.
Alexa menuruti kemauan Gio. Alexa duduk di depan Gio sambil menghembuskan nafasnya. Kemudian Gio mengeluarkan suaranya, "Alexa…. Terserah kamu memanggil papa apa? Papa enggak jadi masalah. Tapi ingatlah suatu hari kamu akan mengerti apa yang terjadi?"
"Kenapa papa pergi ketika Lexa menginginkan pelukan hangat darimu? Kenapa papa tidak pernah hadir ketika ulang tahun Alexa? Kenapa papa menghilang dari hidup Lexa? Kenapa pa?" tanya Alexa yang kecewa.
"Papa tidak bisa cerita sekarang. Jika ada waktu yang baik papa akan cerita," jawab Gio.
"Sebenarnya ada apa sih pa?" tanya Alexa yang bingung.
/0/5472/coverorgin.jpg?v=10b7f3df1d4895a07dbbd640a08d6b4d&imageMogr2/format/webp)
/0/5389/coverorgin.jpg?v=3f1a2b7c62c06963606a529b41b5320f&imageMogr2/format/webp)
/0/2776/coverorgin.jpg?v=d6e9c62132a23459cb18b99192476594&imageMogr2/format/webp)
/0/2474/coverorgin.jpg?v=4a3ca59d465d6a60fb3b259f72248d08&imageMogr2/format/webp)
/0/6995/coverorgin.jpg?v=477071284bf8dcad96b8a97850f7598f&imageMogr2/format/webp)
/0/10879/coverorgin.jpg?v=832f849f50e9ff94dbfcfb8d619a6081&imageMogr2/format/webp)
/0/5461/coverorgin.jpg?v=3ac303780a237094524cb6ff4f1c3c17&imageMogr2/format/webp)
/0/7651/coverorgin.jpg?v=4c2f9a954961dfe599635b3d8f1e787d&imageMogr2/format/webp)