ZeeZee Dimitri Oxley salah satu anggota keluarga termuda di keluarga Oxley, cenderung menyukai pemberontakan pada setiap hal yang dianggapnya tidak menyenangkan. Hidupnya berubah ketika si Kakak tertua-Rhys-menjadikannya sebagai target bagai boneka yang mudah dikendalikan. Walau awalnya dipenuhi oleh rasa takut pada Kakaknya yang bengis dan tak berperasaan, lama kelamaan ZeeZee tak lagi ketakutan saat bersama Rhys. Masalah muncul ketika ZeeZee menemukan sebuah rahasia besar tentang dirinya yang bukan Anak kandung dari keluarga Oxley dan rasa tertariknya yang makin kuat pada Rhys. Bisakah cinta ZeeZee dan Rhys bersatu?
Demi apa pun itu, tidak pernah selama dua puluh tujuh tahun hidupku, aku merasa setakut ini.
Aku bersumpah, dia terlihat mengerikan jika dilihat dari sudut pandang manapun.
Dia, Rhys Dimitri Oxley. Kakak tertua yang meski aku takut bertatapan dengannya, seumur hidup, aku tak pernah memanggilnya dengan sebutan 'Kakak' kecuali, hanya empat huruf depan dari namanya itu.
Sekarang, si pria berumur empat puluh tahun itu, duduk di tepi ranjangku. Menatap lurus padaku yang hanya mengenakan jubah mandi beserta air yang masih menetes-netes dari ujung rambutku. Sial, di mana handuk kecilku?
Aku senang keramas di pagi hari menggunakan air dingin, dan membiarkan Ibu menuduhku sengaja melakukannya, untuk menghindari sarapan bersama para tamu penjilat keluarga Oxley, dengan alasan terserang flu.
Karena gugup, aku tidak berani mengangkat wajahku. Aku bahkan tak bisa menebak seperti apa raut wajah pria menakutkan yang lebih kejam dari Ayah itu, saat kini dia menatapku lekat-lekat.
Dia aneh, saat memiliki ide untuk masuk tanpa izin ke kamarku seperti ini, tanpa penjelasan apapun yang bersedia keluar dari mulutnya.
Lalu dari mana dia mendapatkan kunci kamarku?
"Berpakaianlah, kau harus ikut denganku." Ucapannya bagai air es yang mengguyurku di pagi hari mendung, di saat tubuhku sudah sepenuhnya basah.
Aku masih diam menunggu. Hei, Kakak tertua, bukankah seharusnya kau pergi ketika Adik perempuanmu yang sudah dewasa ingin berpakaian? Sayang sekali, isi kepalaku itu tidak berguna di saat seperti ini. Aku tidak berani menyuarakan apa yang ada di dalam pikiranku padanya.
Karena aku selalu berhasil menyembunyikan semua itu jauh di dalam pikiranku. Maka diriku, tidak lebih baik dan hebat dari seorang pecundang.
"Apa yang kau tunggu?" Dia menatapku, tidak tajam, tidak menusuk, tapi ekspresinya begitu datar, dan bagiku itu lebih menakutkan.
"Ah, ya baik." Dengan cepat aku membuka lemari pakaianku, meraih apa saja yang bisa, lalu berencana untuk mengenakan pakaian sambil bersembunyi di kamar mandi, itu akan terasa lebih menyelamatkanku.
"Kenakan ini." Suaranya yang bagai angin dingin, membuatku beku.
Susah payah aku menoleh dan melihat bahwa ada pakaian yang terlipat rapi di atas ranjangku. Sungguh jangan tanya padaku, sejak kapan pakaian itu ada di sana, karena tentu saja, aku tidak tahu.
Mendekat, aku mengambil pakaian itu dengan pelan dari atas ranjang. Sempat bertatapan mata dengan Kakakku yang setengah gila itu, aku tersentak.
Ryhs, si pria kejam. Dia tidak menikah, tapi memiliki banyak wanita cantik di sekelilingnya. Entah bagaimana, mereka terlihat seperti piala bergilir di mataku.
"Kutunggu kau di luar, sepuluh menit." Dia sudah berdiri, aroma maskulinnya menyebar dalam kamarku. Bahkan aromanya masih tersisa, ketika dia sudah menutup pintu, keluar tanpa menimbulkan suara lainnya.
Delapan menit, dan aku lega dengan kecepatan gerakku ketika setelan rok pensil dan kemeja putih sebagai dalaman, beserta blazer abu-abu di bagian luar bisa berhasil cepat melekat di tubuhku.
"Ganti sepatumu," perintah Rhys, itu terasa menyinggung perasaanku.
Dia keberatan dengan pumps cokelat berbahan beledru yang kupakai. Jadi sekarang aku kebingungan dengan pilihan lain.
Tiga menit kemudian, aku kembali ke hadapannya bersama dengan dua pasang sepatu yang kutenteng. Dan dia menunjuk stilleto boots warna hitam daripada memilih sling back heels pink yang lembut.
Tanpa bicara, aku mengenakannya dan melempar sling back heels pink itu ke sudut ruangan. Membiarkannya tetap di luar kamarku tidak akan jadi berpindah kepemilikan, di rumah yang hanya berisi dua wanita, aku dan Ibu.
Pelayan wanita di keluarga kami hanya berkisar tiga atau empat orang, dan mereka tidak akan lancang mengambil sepatuku dengan berbagai pertimbangan.
Lagipula, mereka tidak berkeliaran sembarangan di rumah mewah bak istana ini. Kemunculan mereka bisa dihitung dengan jari, hanya pada saat pagi hari di jam membersihkan seluruh ruangan, menyiapkan sarapan, makan siang, dan malam.
Sisanya, mereka hanya akan datang jika diminta. Dan aku, paling enggan memanggil mereka untuk hal remeh di kamarku. Aku tidak suka siapapun mengacaukan kamarku. Pengecualian untuk Rhys, tentu saja. Pagi ini dia sudah seperti monster salju muncul begitu saja di kamarku.
"Pelajari ini ..." Dia menyodorkan sebuah dokumen padaku, tidak menatapku tapi terdengar bergumam, "jangan ada kesalahan, karena aku yang memilihmu."
Serasa angin dingin meniup leherku, aku bergidik. Kenapa harus aku? Tapi sejak kapan aku berani melawannya? Aku hanya tidak patuh pada Ayah Ibu dan kelima saudara laki-lakiku yang lain, tapi tidak padanya.
Jangan tanyakan lagi padaku kenapa, aku sungguh tidak tahu. Aku selalu melihatnya seperti seseorang yang muncul dari kegelapan dengan pistol atau pedang berlumuran darah di tangannya.
Itu fantasiku tentangnya. Meski dia Kakak kandungku, aku hampir tidak bisa menganggapnya begitu. Dia berlawanan denganku. Rhys menguasai seluruh orang di rumah ini, siapapun itu, termasuk Ayahku sebagai pemimpin keluarga yang sebenarnya.
Hampir semua perkiraannya benar, dan Ayah tunduk pada apapun yang dikatakan olehnya. Dia si Anak emas. Begitu yang sering kudengar dari pembicaraan lima saudara laki-lakiku yang lain.
"Masuklah." Dia membukakan pintu mobil mewahnya untukku, dan hebat, dia membuka pintu di samping sopir.
Itu berarti aku akan duduk di sampingnya, untuk pertama kali dalam hidupku, sepanjang usiaku selama ini.
Aku duduk dengan gugup, tidak tenang. Khawatir aku akan mendapat hukuman atas kejadian pagi kemarin.
Tapi kurasa, Ibuku lebih suka menghukumku dengan caranya seperti biasa, daripada mengadu pada Rhys tentang sikap kurang ajarku pada tamu di meja makan kami, saat sarapan pagi kemarin.
"Keringkan rambutmu, tetap biarkan tergerai berantakan." Ucapan Rhys hadir bersamaan dengan handuk putih kecil yang kini sudah berada di pangkuanku.
Dia mulai mengemudi, dan itu luar biasa. Seingatku, tidak ada anggota keluarga kami yang mengemudikan mobilnya sendiri dan aku tidak pernah melihat hal seperti itu selama ini.
Kami tidak kekurangan sopir, tapi pagi ini dia menyetir sendiri dan berhasil membuatku ketakutan setengah mati.
Bukan tanpa alasan, aku pernah mendengar dari seorang tamu wanita yang hadir di pesta ulang tahun Ibu setahun lalu, bergosip bahwa Rhys pernah melemparkan dirinya keluar dari mobil, sementara kendaraan itu terjun bebas ke jurang bersama satu orang lain masih berada di dalam mobil, yang dia biarkan mati seorang diri jatuh ke dalam jurang.
Beberapa hari setelahnya, aku melihat wajah si wanita yang bergosip tentang Rhys itu, terpampang di sebuah majalah dengan tulisan berbelasungkawa di bagian bawah majalah, berisi berita bahwa si wanita ditemukan bunuh diri di kamar mandinya.
Itu memang bukan kebetulan. Rhys melakukan sesuatu pada orang-orang yang terlalu berisik.
Aku tidak berani menatap Rhys yang sedang menyetir. Kuakui, aku takut tanpa sebab padanya.
Seluruh anggota keluargaku gila, aneh, dan perusak. Entah pada Ibuku, aku belum melihat dia merusak sesuatu secara brutal seperti Ayah dan keenam saudaraku yang lain, paling buruk, Ibu hanya mematahkan tangan seorang wanita penggoda yang berniat menipu Ibu, berharap bisa bergabung dengan keluarga Oxley dengan menjadi Ibu tiriku.
"Apa yang kau tunggu? Ayo, turun."
Bersambung.
Bab 1 Satu
12/10/2021
Bab 2 Dua
12/10/2021
Bab 3 Tiga
12/10/2021
Bab 4 Empat
12/10/2021
Bab 5 Lima
12/10/2021
Bab 6 Enam
18/11/2021
Bab 7 Tujuh
18/11/2021
Bab 8 Delapan
18/11/2021
Bab 9 Sembilan
18/11/2021
Bab 10 Sepuluh
18/11/2021
Bab 11 Sebelas
23/11/2021
Bab 12 Dua Belas
24/11/2021
Bab 13 Tiga Belas
25/11/2021
Bab 14 Empat Belas
28/11/2021
Bab 15 Lima Belas
28/11/2021
Bab 16 Enam Belas
28/11/2021
Bab 17 Tujuh Belas
28/11/2021
Bab 18 Delapan Belas
28/11/2021
Bab 19 Sembilan Belas
28/11/2021
Bab 20 Dua Puluh
28/11/2021
Bab 21 Dua Puluh Satu
28/11/2021
Bab 22 Dua Puluh Dua
28/11/2021
Bab 23 Dua Puluh Tiga
28/11/2021
Bab 24 Dua Puluh Empat
28/11/2021
Bab 25 Dua Puluh Lima
28/11/2021
Bab 26 Dua Puluh Enam
28/11/2021
Bab 27 Dua Puluh Tujuh
28/11/2021
Bab 28 Dua Puluh Delapan
28/11/2021
Bab 29 Dua Puluh Sembilan
28/11/2021
Bab 30 Tiga Puluh
28/11/2021
Bab 31 Tiga Puluh Satu
28/11/2021
Bab 32 Tiga Puluh Dua
28/11/2021
Bab 33 Tiga Puluh Tiga
29/11/2021
Bab 34 Tiga Puluh Empat
29/11/2021
Bab 35 Tiga Puluh Lima
29/11/2021
Bab 36 Tiga Puluh Enam
05/12/2021
Bab 37 Tiga Puluh Tujuh
05/12/2021
Bab 38 Tiga Puluh Delapan
05/12/2021
Bab 39 Tiga Puluh Sembilan
05/12/2021
Bab 40 Empat Puluh
05/12/2021
Buku lain oleh Dwi Sartika Juni
Selebihnya