icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Ex Brother

Bab 2 Dua

Jumlah Kata:1126    |    Dirilis Pada: 12/10/2021

aku bergegas turun dengan mendorong pintu tanpa

mi dengan senyum yang dipaksakan. Dia mengenakan terusan polkadot hitam dengan warn

mari kuantar kalian ke sana.” Dia mengangguk

k, tapi Rhys menarikku ke sebuah lemari besar di dekat sebuah pintu

yang tidak terisi apapun, aku berusaha

am sini. Itu menandakan, lemari kayu tua nan koko

arang, tidak ada satupun orang di rumah ini yang berada di pihaknya. Kau hanya perlu merayunya dengan lembut, agar setuju menandatangani surat pernyataan jual

a padaku, dan mengerikan, tubuh bagian depanny

?” Dia bertanya dengan suara ya

saha menjawab sey

watir, karen aku akan berada di sana. Memperhatikan kalian.” Dengan kedua matanya ya

bai

u, menghilangkan sedikit rasa ngeri

gkahnya. Jangan buru-buru, lakukan semua itu dengan baik. Ada hukuman dariku jika kau gagal, ZeeZee.” Rhys mengucapkan namaku dengan

eolah dia pria sejati yang baik hati. Rhys menahanku dengan isyarat tan

n sekitar blazer abu-abu yang kukenakan. Dia menatapku yang mengernyit karena

rulang kali tentang caraku berjalan sesuai kesukaan target kami. Dan Rhys

iri. Berita tentang Tom, mulai sering menghiasi majalah dan surat kabar sejak itu. Bahkan rumor tentang Tom yang mulai be

udah mulai dibuka olehnya, dan dia mempersila

besar seperti Ayahku, dan caranya duduk mirip den

jelas terbaca dari wajahnya. Dia tampan, seimb

t sawo matang, bibir dan alis yang tipis, juga rambut hitam yang disisir rapi

etelah tadi melangkah sangat anggun—l

i, Tuan Tom

lalu menopang dagunya. “Selamat pagi, sa

arena aku tahu, ini belum apa-apa. Bukan saatnya ak

in dalam urusan yang hampir mirip seperti ini. Aku juga te

untuknya, dan menjadi pertama kalinya dia memberiku tugas. Dan tugas

ang mengatur napas?”

to boots-ku agar dapat memberi ketukan yang rapi dan terkesan t

sesaat. Memastikan bahwa dia terpengaruh, aku langsung duduk di pangkuan

memahami tipikal pria kesepian seperti Tom. Aku melihat ke ara

tapku, maksudku, menatapku dan Tom dengan tatapan tak berkedip. Sempat canggung, tapi

ke tubuh Tom. Aku tidak ingin terkesa

kondisi ini bukan bawaan lahir, jadi dia akan membutuhkan wak

bawah bibirku. Dia tersenyum senang, tetap dalam

l yang sama seperti ini padaku, di kamarku pada malam hari yang gelap gu

akan dia salah satu dari keenam Kakak laki-lakiku, ta

ak itu, aku selalu mengunci pintu kamar da

rena tadi, dia bisa duduk santai di tepi ranj

a aneh dan menjijikkan, meski aku j

ini sung

dia tidak mengangguk atau memberi isyarat lain. A

i aku,” bisikku le

aku tahu itu caranya dalam meng

emuda

daripada sakit. Baru saja aku merasa ragu, Tom su

oba-coba

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka