Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dikhianati Di Hari Pernikahan

Dikhianati Di Hari Pernikahan

Nasib

5.0
Komentar
Penayangan
5
Bab

Aurelia "Rhea" Callista terbangun dengan paksa di tengah tidur siangnya, ditarik oleh sang ibu ke rumah keluarga Castor yang tengah menggelar pernikahan megah untuk putra sulung mereka, Kaelan Castor. Dengan kepala masih setengah sadar, Rhea menurut saja saat wajahnya mulai dirias oleh tim tata rias profesional yang disewa oleh keluarga Castor. Namun, kebingungan mulai merayapi pikirannya ketika ia menyadari gaun putih yang dikenakannya bukanlah seragam penerima tamu seperti yang dikatakan Tante Evelyn, melainkan gaun pengantin. Riasan wajahnya dibuat sempurna, dan rambutnya ditata layaknya seorang mempelai wanita. Sebelum sempat mengajukan protes, suara ayahnya menggema di ruangan sebelah. Kata-kata *ijab kabul* keluar dari bibir pria yang baru dikenalnya dari kejauhan-Kaelan Castor-seorang pria berkarisma yang telah sukses sebagai direktur muda di perusahaan keluarganya. Namanya disebut dalam akad nikah itu, dan saat jawaban qabul meluncur dari bibir Kaelan, dunia Rhea seketika runtuh. Ia baru sadar-dirinya bukan sekadar penerima tamu, tapi mempelai wanita dalam pernikahan yang tak pernah ia setujui. Lebih buruknya lagi, ia hanyalah pengganti bagi seseorang yang seharusnya berdiri di tempatnya. Terjebak dalam pernikahan penuh intrik, pengkhianatan, dan rahasia yang menyesakkan, bagaimana Rhea akan menghadapi nasib barunya? Mampukah ia bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta, atau justru menemukan sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya dalam diri Kaelan?

Bab 1 Pengantin yang Tertukar

Aurelia Callista tidak menyadari momen hidupnya akan berubah drastis dalam waktu kurang dari satu jam. Saat itu, ia hanya ingin menikmati tidur siangnya setelah pagi yang melelahkan mengurus toko kecil milik ibunya. Namun, sayangnya, kedamaian itu hancur seketika saat suara ibunya menggema di kamarnya.

"Aurelia! Bangun sekarang juga!"

Rhea, begitu ia biasa dipanggil, mengerang pelan dan menarik selimut lebih erat. Tapi sebelum ia sempat memprotes, tangan ibunya sudah menarik pergelangan tangannya dengan paksa, membuatnya nyaris tersandung saat mencoba berdiri.

"Ada apa, Bu? Aku capek..." keluhnya dengan suara serak.

"Jangan banyak tanya! Tante Evelyn butuh bantuanmu. Sekarang ikut!"

Tante Evelyn? Nama itu terdengar familiar. Oh, benar. Ibu dari Kaelan Castor, lelaki yang hari ini menikah. Rhea masih belum paham kenapa ia harus ikut, tapi karena ibunya tak memberi pilihan lain, ia akhirnya menyeret langkah mengikuti.

Seketika, ia dikejutkan oleh pemandangan di ruang tamu rumah keluarga Castor. Beberapa wanita berpakaian rapi menyambutnya, dan sebelum bisa bertanya, seseorang langsung menariknya ke sebuah kursi tinggi.

"Tunggu, ini-"

"Kita tak punya waktu! Cepat rias dia!" Suara Tante Evelyn terdengar panik.

Dalam waktu singkat, wajahnya mulai disentuh berbagai kuas dan produk rias. Rhea masih setengah sadar, pikirannya tertinggal di belakang tubuhnya yang dipaksa menurut. Ia bahkan tidak sempat bertanya apa yang terjadi.

Barulah saat seseorang menyelipkan jepit rambut terakhir dan menyodorkan cermin, otaknya mulai bekerja.

Wajahnya tampak jauh berbeda-lebih dewasa, lebih anggun. Tetapi yang benar-benar menarik perhatiannya adalah gaun yang ia kenakan.

Gaun putih. Gaun pengantin.

Jantungnya mencelos.

"Aku... aku bukan penerima tamu?" gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri.

Namun, sebelum bisa mendapatkan jawaban, suara berat seorang pria terdengar dari ruangan sebelah.

"Saya terima nikahnya... Aurelia Callista dengan maskawin tersebut, tunai."

Udara di sekelilingnya seolah menghilang. Tubuhnya menegang seketika.

Nama yang disebut barusan... adalah namanya.

Pandangannya beralih pada Tante Evelyn yang justru menghindari tatapannya. Kemudian ke ibunya, yang wajahnya terlihat tegang namun pasrah.

Sebuah suara memenuhi ruangan, memecah kebisuannya.

"Sah! Sah!"

Rhea tidak bisa bernapas.

Ia bukan penerima tamu. Ia bukan sekadar orang yang diminta membantu acara.

Ia adalah pengantin. Pengantin yang tak pernah diundang untuk memilih, tak pernah ditanya apakah ia menginginkannya.

Pernikahan ini bukan untuknya. Ia hanya pengganti.

Dan pria yang kini sah menjadi suaminya, Kaelan Castor, berdiri dengan ekspresi sedingin es-seolah kehadirannya di sini hanyalah masalah lain yang harus ia tangani.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nasib

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku