Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Lucas: Obsesi Liar Sang Bos Dominan

Lucas: Obsesi Liar Sang Bos Dominan

Stupid Cupid

5.0
Komentar
647
Penayangan
7
Bab

Lucas Demian adalah racun-yang memikat sekaligus mematikan. Sekali terjerat pesonanya, melarikan diri bukan lagi pilihan. Selama ini, Lucas selalu memegang kendali, membuat para perempuan tunduk tanpa perlawanan. Namun, di balik aura sempurnanya, Lucas menyimpan rahasia kelam: mimpi liar yang selalu menghantuinya. Hidup Lucas berubah saat ia dipindahkan ke tim baru dan bertemu Isabella, salah satu karyawannya yang pendiam namun menyimpan ribuan luka. Ada sesuatu pada Isabella yang membuatnya yakin-dia adalah wanita dalam mimpinya. Namun, keyakinan saja tak cukup. Lucas harus tahu pasti, dan untuk itu, ia bersedia melakukan apa saja. Dari menyelamatkan Isabella dari kekacauan hidupnya hingga menjadikan dirinya pusat dunia perempuan itu, Lucas bertekad menjadikan Isabella miliknya. Tapi obsesi adalah pedang bermata dua. Akankah Lucas berhasil menjerat Isabella ke dalam genggamannya, atau justru kehilangan kendali atas dirinya sendiri?

Bab 1 Kejutan Sensual

"Ahh ... ahh!"

"Lebih keras, tolong, ahh!" Wanita itu menggerakkan tubuhnya yang berada di pangkuan pasangannya, naik dan turun. Rasanya sangat menggetarkan ketika sesuatu di dalam dirinya terasa semakin naik dan memuncak. Ia mengalungkan lengannya pada leher sang pria dan membiarkan wajah pria itu tenggelam di antara buah dadanya.

"Ahh ... ahh ...."

Desahan itu bak irama melodi yang mengiringi pertemuan dua tubuh. Selain sebagai suara kepuasan dalam diri, juga memberikan sensasi terhadap pasangan. Ada suatu masa ketika seks dianggap sebagai hal yang tabu. Kini banyak orang yang akhirnya mengatakan bahwa waktu telah berubah, meski gagasan kuno tampaknya masih ada.

Dari banyaknya manusia di bumi yang penasaran dengan aktivitas itu, Isabella adalah salah satunya. Ia memiringkan kepalanya sepanjang video seks yang dia putar di laptop itu mengharuskan sang tokoh bergerak ke kanan dan ke kiri. Rasa panas dalam dirinya memang menguar, tapi hanya sensasi yang dapat ia rasakan.

Hingga video akhirnya berakhir, pandangan Isabella masih menatap kosong layar laptopnya. Tampaknya, dia merupakan salah satu wanita yang memiliki otak kotor. Apa karena usianya sudah cukup tua? Berumur 27 tahun tanpa pernah merasakan pengalaman seks membuat Isabella kerap menjadi ledekan teman-temannya yang sudah menikah atau memiliki berbagai pengalaman di luar sana. Dia merasa menjadi yang paling polos karena masih perawan.

Tapi bagaimana tidak? Isabella menjadi seperti ini karena hal yang dia lihat secara langsung di masa kecil. Hal yang sangat traumatis sampai Isabella sama sekali tidak berani melakukannya secara langsung. Sehingga sampai sekarang hanya fantasi yang bisa membantunya menuntaskan hasrat seksual yang ia punya.

Tapi tidak perlu khawatir. Isabella memang belum memiliki pengalaman seks di usia ini, tapi dia sudah bertunangan. Secara visual, Isabella menilai tunangannya memiliki bentuk tubuh yang bagus. Dia yakin mereka pun akan memiliki pengalaman yang luar biasa di atas ranjang. Sehingga dia hanya perlu bersabar sedikit lagi menuju pernikahan mereka.

"Eh, sudah hampir pagi! Aku harus segera tidur," gumam Isabella setelah melihat jam dinding di kamarnya. Sebagai karyawan yang baru diangkat menjadi asisten manajer selama enam bulan, dia tidak boleh melakukan kesalahan seperti terlambat datang. Itu hanya akan menurunkan kredibilitasnya di mata atasan. Lantas Isabella menutup laptopnya dan mulai tertidur.

Keesokan paginya, seperti hari senin biasa yang padat, jalanan memiliki kemacetan yang tinggi. Di dalam bis, Isabella mulai menyalakan siaran radio yang sering ia dengar di sela-sela waktu kosong. Siaran radio ini menarik karena mereka selalu membahas topik-topik terkait seks.

"Hei, Para Pendengarku yang luar biasa! Tidak perlu malu dengan seks," ucap penyiar wanita itu. Isabella jadi mengulum senyum, dia selalu penasaran dan ingin bertemu dengannya. Selain memiliki suara yang bagus, penyiar itu selalu membawakan cerita atau penjelasan yang ramah dan akrab di telinga. "Kita memiliki hak untuk memuaskan dorongan seksual kita. Jadi, kamu ingin mengalami orgasme? Kalau begitu, lakukan sampai hal itu benar-benar tiba! Memang laki-laki saja yang memilikinya? Tentu tidak, Sayangku. Perempuan juga berhak untuk merasa puas."

Isabella mengangguk, yang disampaikan penyiar itu sangat benar. Kebanyakan perempuan ragu memiliki perasaan untuk merasakan hasrat seksual mereka karena dianggap tabu. Sudah diberikan cap bahwa yang menjadi binatang buas adalah laki-laki, sehingga perempuan tampak seperti Biksu yang selalu menahan dirinya. Bukankah ini tidak adil?

Sangat, tidak adil.

Bis berhenti di sebuah halte yang dekat dengan kantor Isabella. Ia pun segera melepas earphone-nya dan turun dari bis bersama beberapa orang yang juga mengantre turun. Hari senin, hari bekerja. Isabella sudah dapat mencium aroma kerja keras dari lingkungan ini karena raut wajah para karyawan yang tampak bosan dengan rutinitas menjenuhkan ini.

"Jam 10 pagi pertemuan dengan Tim Statistik, jam 2 siang pertemuan dengan Tim Hukum, jam 5 sore ada kursus, rapat mingguan tim ...," gumam Isabella yang berjalan teratur menuju lift. Dia sudah bisa melihat bagaimana isi lift yang ramai dan berdesakan dengan banyak orang.

Sampai di mejanya, pandangan Isabella mengedar. Dia sudah bekerja di sini hampir empat tahun dan sudah mengalami perubahan jabatan selama 3 kali. Rasanya menarik karena Isabella jadi belajar banyak hal. Ia pun meletakkan dua cup kopi yang dibelinya dalam perjalanan tadi. Karena terbiasa lembur, dia jadi memiliki kebiasaan untuk membeli dua kopi sekaligus.

"Selamat pagi, Sahabat Kesayanganku!" seru Fira dengan antusias. Dia memang orang yang sangat riang dan memberikan energi positif bagi siapa pun yang berada di sekitarnya. Salah satunya adalah Isabella. Sudah 4 tahun Isabella berteman dengan Fira. Mereka merupakan rekan seperjuangan karena memasuki perusahaan di tahun yang sama. Meski posisi Fira belum menjadi karyawan tetap dan masih hanya karyawan kontrak sekaligus anggota tim, sedangkan Isabella memang lebih unggul karena kompetensi dan pengalaman yang dia punya.

Pandangan Fira beralih pada cup kopi yang ada di meja Isabella. Dia mengambil salah satunya dengan senyum lebar. "Terima kasih ya kopinya! Aku pasti akan meminumnya. Aku sudah tahu kalau Bella-ku memang yang terbaik!" Lalu meletakkannya di mejanya sendiri yang berada di samping meja Isabella. Kalau Isabella memiliki kebiasaan membeli 2 kopi karena lembur, Fira memiliki kebiasaan mencuri kopi Isabella dan menganggapnya sengaja membelikan kopi itu untuknya. Padahal Isabella tidak mengatakan apa pun hingga pada akhirnya mengangguk saja karena tidak ingin mempermasalahkan hal sepele seperti sebuah kopi.

"Wah, ngomong-ngomong, apa Pak Manajer sama sekali tidak pulang?" Fira sudah duduk di sebelah Isabella sembari berbisik. Dia menunjuk ke arah Andreas, Manajer mereka, yang tampak menggunakan pakaian yang sama dengan yang dikenakannya kemarin.

Isabella bukan tipe orang yang suka membicarakan orang lain. Lebih tepatnya, dia bahkan tidak peduli. "Entahlah. Mungkin beliau punya banyak pekerjaan."

"Tapi, apa kamu juga lembur kemarin?" Fira berganti menoleh pada Isabella. Hanya dengan senyuman, dia sudah memberikan jawaban pada Fira bahwa dirinya memang juga lembur. "Apa-apaan ini! Sudah beberapa hari ini kalian semua terus begini! Lihat wajahmu, Bella! Kulitmu menjadi lebih kusam karena terlalu sering kurang tidur."

Isabella jadi menyentuh kulitnya sendiri. Dia tahu kalau sahabatnya itu memang jauh lebih feminim dan mempedulikan penampilan tinimbang dirinya. Tapi terkadang Isabella merasa ada sisi hiperbola yang menjadi bagian dari karakter Fira. Perempuan itu selalu saja heboh sendiri kalau Isabella memiliki penampilan yang menurutnya kurang.

"Tenanglah. Kulitku memang selalu begini, Fira. Bahkan jika aku tidak begadang," ucap Isabella yang berharap Fira tidak lagi mengomentari penampilannya dengan suara yang keras.

"Apa aku menyakitimu? Aku minta maaf, aku tidak bermaksud!" Fira kembali heboh sendiri karena berpikir Isabella marah oleh perkataannya. Dia segera mendekat pada Isabella. "Ketahuilah, Bella, aku hanya ingin yang terbaik untukmu! Pernikahanmu sudah semakin dekat. Bukankah akan lebih baik kalau kamu menjaga penampilanmu saat menjadi pengantin nanti?"

Apa yang dikatakan Fira memang tidak salah. Mungkin Isabella perlu mengambil beberapa perawatan demi menjaga penampilannya. Tidak menyenangkan juga kalau tunangannya menganggap dirinya tidak pandai merawat diri.

"Baiklah, terima kasih atas kekhawatiranmu, Fira. Mulai sekarang aku pasti akan segera menyelesaikan pekerjaanku dan mengurangi lembur," ucap Isabella lalu kembali menatap komputernya yang sudah menyala. Saat memeriksa email perusahaan, dia baru sadar bahwa ada beberapa email yang masuk dini hari.

2:34 AM

Apa ini? pikir Isabella yang firasatnya mulai tidak enak. Ia pun membuka pesan itu dan menemukan adanya pemberitahuan bahwa sistem bermasalah.

"Astaga, ini ...."

Tak lama kemudian ponselnya, ponsel Fira, dan ponsel semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut bergetar, pertanda bahwa mereka baru saja mendapatkan pesan dari dalam grup yang sama.

"Rapat darurat bersama kepala manajer," gumam Fira yang setelah itu menatap Isabella. Sepertinya memang terjadi masalah.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Stupid Cupid

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku