Gadis yang masih duduk di bangku SMA itu tak menyangka hidupnya yang tenang terusik semenjak kenal dengan cowok tengil yang selalu mengganggunya. Keduanya tak bisa akur, hingga suatu saat keadaan berubah. Seiring berjalannya waktu sudut pandang Meira terhadap Deon kian berubah. Deon merubah hidup Meira yang abu-abu menjadi lebih berwarna, Deon bisa menjadi moodbotser Meira, dan Deon jugalah yang menjadi alasan jantung Meira berdegup tak karuan setiap kali berada di samping lelaki itu. Deon adalah pelengkap hidup Meira yang tak sempurna. Begitu pula dengan Meira, gadis itu mampu meluluhkan hati seorang Deon Arkayuda. Menjadi penyemangat hidup Deon dan menjadi alasan Deon untuk tetap tinggal. Tapi apa yang mereka harapkan di luar kendali, ternyata semesta memberikan skenario lebih hebat dari apa yang telah direncanakan. Tapi percayalah,cinta mereka akan tetap hidup, meskipun raga dan jiwanya tidak lagi menyatu. "Karena dari perbedaan kita bisa saling melengkapi." -Deon Arkayuda
Seorang pemuda masih asyik meringkuk dibalik selimut tebalnya. Jam menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit namun sepertinya ia masih asik dengan mimpi indahnya.
Tok tok tok
"Yon, bangun Nak, sekolah." Panggil sang Mama dibalik pintu.
Hening.
Tak ada jawaban.
"Euy Deon bangun!" Sang Mama semakin mengetok keras. Geram dengan putranya, Mama pun mengambil kunci cadangan kamar Deon kemudian membuka paksa.
Ceklekk
Mama menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kamar Deon yang masih gelap. Tungkainya menuju jendela kemudian menyingkap tirai gorden.
"Eughh, siapa sih yang gangguin kencan gue sama Jisoo." Pemuda itu mengerjapkan matanya tatkala sinar mentari menembus retina sang empu. Menggerutu pelan karena mimpi indahnya terusik.
"Jangan kebanyakan halu bujang. Bangun, ini bentar lagi kamu telat!" Setelah mengumpulkan nafas, Mama Deon berteriak keras di depan telinga anaknya. Deon tersentak kaget seraya melebarkan bola matanya.
"Astaghfirullah iya Ma iyaa ini mau mandi. Masih pagi-pagi udah ngegas aja Mamaku ini," gerutu Deon. Tak urung kakinya melangkah menuju kamar mandi.
"Baru hari pertama udah telat, gimana sih, Yon!" Omel Mama yang masih bisa didengar Deon dibalik kamar mandi. Sedang Deon hanya memutar bola matanya malas.
----
"Sepuluh menit lagi jam 7 pas. Gilaa untung gak telat gue." Lelaki yang berseragam putih abu-abu itu terlihat kelelahan karena berlari hingga akhirnya sampai di depan gerbang sekolah barunya.
"Hfff Pak, saya belum terlambat kan?" Tanyanya pada security.
"Belum, berapa menit lagi bel. Kamu cepetan berbaris sana!" Ucap security yang ber-name tag Anton itu."Oke, Pak. Thankies yo Pak Bro," setelah say-bye dengan pak security, lelaki itu pun menuju lapangan dan ikut berbaris.
Karena hampir telat, dia berada di barisan mbelakang. Cowok itu mengibas-ibaskan seragamnya karena gerah. Saat menoleh ke samping, tak sengaja dia melihat seorang gadis yang sibuk memperhatikan guru yang berpidato. Tersenyum manis, langsung saja Deon Arkayuda memamerkan kharismanya.
"Hey cewek, nama lo siapa? Kenalin nama gue Deon Arkayuda, panggil aja Deon" Deon mengulurkan tangannya sambil senyum-senyum namun tidak direspon sama sekali. Bahkan memandang ke arah Deon pun tidak berminat.
" Elah jutek amat. Emang gue kurang ganteng apa sampe lo gak mau liat," gerutunya. Masih tidak direspon, Deon greget sendiri sama cewek disebelahnya.
"Heh, nama lo siapa sih? Gue tuh cuma pengen kenalan aja bukannya mau ngapa-ngapain lo jadi lo gak usah takut karena gue bukan penjahat tapi gue tampan dan baik hati," cerocosnya dengan suara yang agak meninggi hingga kini mereka menjadi pusat perhatian. Cewek itu pun menatapnya tajam kemudian menundukkan kepalanya, dia sangat tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ini.
"Heh kamu yang di barisan kedua paling belakang. Maju ke depan!" Ucap Ibu Lusi, guru yang tadi berpidato.
"Saya Bu?" Tanya Deon polos.
"Memangnya siapa lagi? Kalau guru sedang berbicara jangan ikut-ikutan bercerita juga! Itu sangat tidak sopan. Maju kamu!" Dengan santainya Deon berjalan ke depan
"Kamu berdiri disitu sampai upacara penyambutan selesai." Deon hanya mengangguk pasrah, semua pasang mata yang ada di sana menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda.
"Sial amat gue, hari pertama jadi anak SMA aja udah dihukum. Ini semua gara-gara tuh cewek, untung cantik. Kalo nggak, udah gue cincang lu" gerutunya dalam hati.
Bab 1 Prolog
16/03/2024
Bab 2 Hari Pertama
16/03/2024
Bab 3 Rusuh
17/03/2024
Bab 4 Insiden
17/03/2024
Bab 5 Orang Asing
17/03/2024
Bab 6 Dihukum
17/03/2024
Bab 7 Rumah Sakit
17/03/2024
Bab 8 Proses PDKT
17/03/2024
Bab 9 Salah Paham
17/03/2024
Bab 10 Tupperware VS Deon
17/03/2024
Bab 11 Confess & Lampu Hijau
17/03/2024
Bab 12 Free Class
17/03/2024
Bab 13 Lebih Dekat
17/03/2024
Bab 14 Ketemu Mantan
17/03/2024
Bab 15 Bukan Barang Taruhan
17/03/2024
Bab 16 Menjauh
17/03/2024
Bab 17 Jarak
17/03/2024
Bab 18 Official Taken
17/03/2024
Bab 19 Kasmaran
17/03/2024
Bab 20 Wacana Masa Depan
17/03/2024
Buku lain oleh Eka's story
Selebihnya