Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
98
Penayangan
8
Bab

Liona Cassandra dibenci Luvia karena merupakan anak simpanan suaminya. Sejak kecil, hidup Liona menderita. Kebencian luvia membuatnya menjodohkan Liona dengan pria yang menurutnya buruk. Namun, kesalah pahaman terjadi. Yang menikahi Liona bukanlah pria yang dimaksudkan Luvia, melainkan pria lain yang tampan dan kaya raya. Liona menikah dengan pria Bernama Leonel Hiraeth Jayantaka yang ternyata sangat menggilainya. Mereka melewati malam-malam yang begitu panas dan bergairah. Di antara kebahagiaan Leon dan Liona, Damian muncul sebagai orang ketiga. Damian terlihat menggilai Liona. Sejak kehadiran Damian, banyak masalah yang muncul dalam bisnis Leon.

Bab 1 Part 1

Pintu dibuka dengan kasar. Gadis berambut panjang dengan gaun menawan masuk dengan wajah kesal. Ia mengabaikan gadis lain di belakangnya dan terus mendumel.

"Ada apa, Anne? Pulang dari pesta seharusnya senang. Di sana kau pasti diajak kenalan pria-pria tampan, kan?" Luvia menyambut anak kesayangannya dengan wajah semringah. Ia berharap ada kabar baik yang datang.

Anne mendengkus,"apanya? Itu bisa saja terjadi kalau perempuan ini tidak ikut."

Wanita paruh baya itu melirik Liona, gadis yang tidak bersalah sama sekali."Apa yang sudah kau perbuat terhadap Kakakmu?"

Liona menggeleng."Aku tidak melakukan apa-apa. Bahkan kami tidak bersama saat pesta berlangsung."

Anne bersedekap dan memandang Liona dengan sinis."Apa Ibu tahu? Selama pesta berlangsung ia menggoda banyak lelaki. Semua tergoda olehnya. Ia seperti bunga yang dikerumini lebah. Dia terlihat seperti menjual dirinya dengan murah."

Luvia menegang dan menunjukkan wajah yang benar-benar tak suka dengan gadis itu. "Kau benar-benar seperti Ibumu, Liona."

Tangan Liona mengepal. Ia memang anak dari hubungan gelap antara Ibu dan Ayahnya. Bisa disebutkan bahwa ia adalah anak dari istri simpanan. Sekarang, Ibunya telah meninggalkannya dan menitipkan pada sang Ayah. Ia memang harus bersyukur karena ia memiliki kehidupan yang layak. Ia juga diterima meskipun hanya anak darì wanita simpanan. Namun, ada yang harus dibayar dàri setiap perbuatan. Ķini ia yang menañggung perbuatan kedua orang tuanya.

"Seharusnya aku tidak pernah menganggap statusmu setara dengan anak dari hubungan yang sah." Luvia menatap Liona dengan penuh kebencian,"kehadiranmu merusak kebahagiaan yang sudah ada."

Liona ingin marah, tapi, ia tak bisa menyalahkan keadaan karena semuanya sudah salah sejak awal. Seharusnya ia tidak dilahirkan dan menerima semua karma ini. Satu-satunya cara ia bisa terbebas dari perilaku mereka adalah dengan keluar dari rumah ini. Namun, ia tak punya sepeser harta untuk digunakan bertahan hidup. Selama tinggal di sini, ia dipekerjakan seperti pembantu. Ia tak menerima uang. Namun, ia mendapatkan pakaian dañ makanan yang layak.

"Aku tak akan pergi ke pesta lagi,"balas Liona dengan tegas. Padahal selama ini ia pergi ke pesta hanya karena permintaan Anne yang tak percaya diri pergi sendirian. Namun, apalah daya. Pembelaannya akan membuat Livia semakin marah.

"Bukan itu. Kau jangan sok cantik dan cari perhatian di depan para pria. Jika kau tidak ikut, semua orang sudah tahu kalau kau adalah anak kedua di keluarga ini. Aku hanya meminta kau menjaga sikap. Apa itu berat, Liona?"tanya Luvia dengan nada kesal.

Liona menelan ludahnya."Baik, maafkan saya."

"Pergilah ke kamar dan renungkan kelakuanmu hari ini. Aku sudah muak,"balas Luvia sembari membawa Anne pergi.

Liona tertegun. Ia duduk di tepi jendela. Akibat perbuatan Ibunya, ia harus menanggung akibatnya seumur hidup. Namun, Liona tak pernah membenci Ibunya. Ia hanya sedikit menyesali kenapa jalan hidup Ibunya seperti itu. Ada banyak lelaki di dunia ini, kenapa harus berhubungan dengan pria beristri.

Liona melepaskan semua perhiasan di tubuh dan mengganti pakaian. Ia mencuci muka lalu menyempatkan diri untuk menikmati kesunyian malam. Liona terbiasa dengan rasa sunyi. Alih-alih meratapi, Liona memilih untuk menikmatinya. Kamarnya ada di bagian belakang. Jadi, ia tak mendapatkan pemandangan yang indah selain dinding yang tinggi. Namun, Liona meletakkan beberapa bunga warna-warni di balkonnya. Hingga harinya tak semakin sunyi.

Jika dipikir-pikir lagi, usia Liona hampir memasuki usia tiga puluh tahun. Hampir sama dengan usia Anne yang hanya terpaut beberapa bulan darinya. Keduanya belum mendapatkan jodoh di usia yang hampir kepala tiga. Livia sangat resah dengan Anne yang belum mendapatkan pasangan. Oleh karena itu Livia mendorong Anne untuk selalu hadir di setiap kegiatan sosial.

Liona mungkin tak mendapatkan jodoh. Ia terkurung di rumah ini sebagai anak yang diperlakukan seperti budak. Ia mengenal beberapa lelaki di pesta. Namun, hanya sebatas itu saja. Ia tak pernah menjalin hubungan yang lebih jauh karena Livia selalu menghalanginya.

Liona ingin menikah. Bukan karena usianya,tapi, karena ia ingin keluar dari rumah neraka itu.

Ia ada di sini karena bentuk rasa bersalah sang Ayah. Meskipun begitu, sang Ayah juga tidak menyayanginya.

Liona berbaring di kursi panjang yang ada di balkon. Terkadang ia tertidur di sana sampai pagi karena sedih. Sepertinya malam ini ia akan tidur di sana lagi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Adiatamasa

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku