Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Supirku Yang Seksi

Supirku Yang Seksi

Eunoia1

5.0
Komentar
1.5K
Penayangan
5
Bab

Hal gila yang pernah Astrid lakukan adalah telah menghabiskan malam yang panas dengan supir pribadinya! Semua gara-gara suaminya yang ketahuan selingkuh, membuatnya mencari pelampiasan sejenak dengan minum-minum. Bonusnya Ia malah tidur dengan supirnya yang tampan dan seksi. Walaupun malam itu Ia setengah sadar, tapi masih ingat jelas sangat menikmati setiap sentuhan Gio. Astrid seperti menelan ludah sendiri karena sama-sama berhianat, namun Ia pastikan skandal memalukan itu tidak akan tersebar. Untungnya Gio bisa diajak kerja sama dengan tutup mulut, hanya saja lelaki itu meminta sebuah imbalan. Kira-kira apa hal yang diminta nya?

Bab 1 Sudah Tidur Bersama

Merasakan dingin yang menerpa kulit tubuhnya, membuat perempuan itu berusaha menarik kembali selimutnya. Baru saja berbalik untuk melanjutkan tidur, sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya yang seperti tidak tertutupi sehelai benang pun membuat kedua matanya langsung terbuka.

"Enggh."

Suara geraman di belakangnya dengan nada rendah khas laki-laki itu membuat Astrid merinding. Dengan perlahan kepalanya menoleh ke belakang untuk melihat, setelah memastikan jika itu bukanlah suaminya membuat Astrid repleks menjerit kencang dan turun dari ranjang sambil membawa selimut nya.

"Kyaa kau siapa?!" teriaknya ketakutan sendiri.

Si pria itu pun ikut terbangun, menyadari tubuh telanjangnya terbuka dan tidak tertutupi apapun membuatnya ikut panik sendiri. "Hei aduh selimut nya, astaga!" gerutunya. Melihat jaketnya di bawah ranjang, Ia segera membawanya untuk menutupi bagian sensitif nya.

"Kau.. Kenapa aku dan kamu. Ini tidak mungkin, kan?" tanya Astrid masih tidak percaya sendiri. Kenapa Ia dan supir pribadinya se-kamar?

"Em maaf, tapi sepertinya dugaan Nyonya salah," ujar Gio sambil tersenyum kikuk.

"Maksudnya?!"

"Memangnya Nyonya tidak ingat kejadian semalam?" tanya Gio memastikan.

"Memangnya apa?" Astrid meringis merasakan pening di kepalanya, "Kenapa kamu ada di sini? Sana keluar!" usir nya.

"Tapi kita kan sedang di hotel," ucap Gio memberitahu, sepertinya perempuan itu belum sadar sepenuhnya.

"Apa? Kenapa kita di hotel?" Seketika itu pun perasaan Astrid semakin tidak enak.

Astrid memilih berlari masuk ke kamar mandi sambil menyeret selimut yang menutupi tubuh telanjangnya itu. Ia terduduk dengan lemas di atas kloset tertutup dengan tatapan kosong, masih bingung dengan suasana ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya dan supirnya bisa sampai ada di kamar yang sama dan parahnya dalam keadaan telanjang?

"Tidak-tidak, ini tidak mungkin, kan?" gumam Astrid sambil menggelengkan kepalanya saat menduga jika sepertinya Ia dan supirnya itu sudah menghabiskan malam yang panas, alias berhubungan seks.

Astrid lalu berdiri mendekati wastafel, membasuh wajahnya beberapa kali. Saat Ia menatap bayangannya di cermin, kedua matanya terbelak melihat banyak tanda merah di leher dan sekitar dadanya. Sepertinya benar jika Ia dan Gio sudah berhubungan badan, tapi bagaimana bisa?

Malam itu..

Flasback

"Nyonya sudah, anda sudah minum banyak," cegah Gio sambil menahan botol vodkanya.

Astrid yang duduk di sebelahnya langsung menatap tajam. "Heh siapa kamu berani-berani nyuruh saya hah?!" bentaknya galak.

"Maaf Nyonya saya ini supir Nyonya, tapi kan tugas saya di sini menjaga anda." Gio mencoba bicara dengan baik. Tahu jika bosnya itu sudah mabuk.

"Hah kamu supir saya?" tanya Astrid sambil menunjuk dirinya sendiri. Tatapannya memicing mencoba melihat jelas pria yang wajahnya terlihat blurd itu.

"Iya saya supir baru, Nyonya sepertinya benar sudah mabuk."

"Enggak kok saya gak mabuk," bantah Astrid sambil mengibaskan tangannya di udara, "Tapi masa sih saya punya supir ganteng kaya kamu?"

Gio menaikkan sebelah alisnya mendengar itu, tanpa bisa ditahan bibirnya melengkungkan senyuman mendapatkan pujian seperti itu, "Saya ganteng?" tanyanya ingin memastikan.

"Iya kamu ganteng, nama kamu siapa?" Astrid pun mengulurkan tangannya.

"Nama saya Gio." Untuk menjaga sopan santun, Gio pun membalas jabatan tangan itu. Tingkahnya ini terlihat konyol, tapi kan Astrid juga sedang mabuk jadi Gio menanggapi saja.

"Namanya aja ganteng, apalagi wajahnya hehe," celetuk Astrid sambil terkekeh kecil.

Perempuan itu pun menuangkan lagi minumannya ke gelas kecil dan menegaknya cepat, kedua matanya terpejam beberapa saat sambil meringis pelan saat minuman hangat itu masuk ke tubuhnya.

"Nyonya juga cantik," sahut Gio membalas tanpa sadar.

"Saya memang cantik, banyak yang bilang gitu." Astrid terlihat percaya diri sekali, tapi tingkahnya tetap terlihat lucu karena sedang mabuk.

"Pasti dulu sebelum menikah banyak yang mendekati Nyonya ya, beruntung sekali suami anda itu bisa menikahi anda." Gio tiba-tiba merasa iri dengan nasib suami dari Astrid karena bisa mendapatkan perempuan secantik dan se-seksi ini.

Senyuman Astrid tiba-tiba menghilang, "Tapi sayangnya dia tidak bersyukur mendapatkan aku," gumamnya dengan tatapan kosong.

"Mana mungkin," bantah Gio.

"Kalau dia merasa cukup mendapatkan aku, lalu kenapa dia malah mencari wanita lain?" tanyanya sedih.

Gio bisa melihat wajah cantik itu menjadi murung, membuatnya tidak tega sendiri. Ia memang tidak tahu masalah apa yang sedang terjadi di rumah tangga atasannya itu, di sini kan Gio hanya bekerja sebagai supir. Tetapi yang Gio dengar, katanya suami Astrid itu selingkuh.

"Benar kata Nyonya, menurut saya Tuan itu kurang bersyukur. Padahal sudah punya istri yang cantik." Gio berujar karena ingin menghibur Astrid yang sedang galau.

"Menurut kamu apa kekurangan saya?" tanya Astrid sambil memiringkan kepalanya sedikit.

Gio yang melihat tingkah menggemaskan perempuan itu terkekeh kecil, tangannya gemas sekali ingin Ia cubit pipi kemerahannya itu. "Pokoknya Nyonya ini sempurna, tipe ideal saya sekali."

"Kok sama," celetuk Astrid.

"Apa?"

Telunjuk Astrid terulur menyentuh dada Gio dan menunjuk-nunjuk kecil di sana, "Kamu juga mirip banget sama tipe ideal saya, ganteng dan punya badan seksi," sahutnya.

"Beneran nih?"

"Iya lah, masa saya bohong." Astrid pun kembali meminum vodka nya.

Entahlah apa Gio harus percaya atau tidak, karena saat ini kan Astrid sedang mabuk jadi setengah sadar. Melihat perempuan itu yang akan meminum vodka nya dari botol langsung, membuat Gio pun dengan cepat merebutnya.

"Ih apa-apa an sih? Balikin gak?!" sewot Astrid merengek.

"Sudah ya Nyonya, ayo kita pulang," bujuk Gio.

"Gak mau, saya gak mau pulang. Saya gak mau ketemu si brengsek Andy, dasar laki-laki kurang ajar berani banget dia selingkuh dari aku!"

Gio sampai meringis pelan melihat Astrid yang sampai berteriak keras begitu, seperti sedang mengeluarkan semua uneg-uneg nya. Tetapi untung saja suaranya teredam oleh musik dj yang keras, orang lain pun sepertinya tidak akan peduli.

"Sudah ayo kita pulang." Gio lalu menarik tangan Astrid turun dari kursinya, Ia tidak peduli dengan penolakan perempuan itu karena Gio khawatir melihat keadaannya yang buruk.

Tetapi baru saja beberapa langkah, Gio terpekik melihat Astrid yang hampir pingsan, tapi untungnya Ia segera menangkap tubuhnya itu. Akhirnya Gio pun memutuskan menggendongnya ala bridal style ke luar dari sana. Gio lalu memasukan Astrid ke kursi penumpang di depan, setelahnya Ia ikut masuk.

"Kenapa aku di sini?" tanya Astrid yang sudah sadar lagi, walau masih meracau tidak jelas.

"Nyonya tidur saja, kita pulang sekarang ya." Gio pun menyalakan mesin mobilnya dan mengendarai pergi dari sana.

Tetapi Gio terpekik dan hampir oleng saat tiba-tiba Astrid mencondongkan tubuh kepadanya, "Kamu siapa? Kenapa ganteng banget?" tanyanya berbisik tepat di sisi wajahnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Eunoia1

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.8

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku