Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DIKEJAR CINTA CEO PREMAN

DIKEJAR CINTA CEO PREMAN

idasudiraharja

3.5
Komentar
246
Penayangan
27
Bab

Blurd ; Khanza Azzahra dan Erlangga Yudistira harus berpisah karena cinta mereka terhalang restu dari ayah Zahra. Ayah Zahra tak merestui hubungan putrinya dengan Erlangga yang seorang preman. Penampilan urakan tak bermasa depan. Untuk membuktikan cinta tulusnya pada ayah Zahra. Erlangga kembali pada kehidupan aslinya dan merubah penampilan layaknya seorang CEO. Namun, cinta mereka kembali di uji karena Zahra sudah di jodohkan dengan pria bernama, Andi. Mampukah Erlangga membuktikan pada ayah Zahra tentang cinta tulusnya? Akankah cinta Erlangga dan Zahra kembali bersatu?

Bab 1 Ditolak mentah-mentah

"Ck, apa yang akan kamu harapkan dari pria seperti dia, Zahra?" Malik, ayah Zahra menatap Zahra dengan tajam, lalu menoleh pada Erlangga yang kini menatapnya dengan penuh amarah. "Pria urakan, tak bermasa depan," makinya lagi.

Malik tak bisa menerima saat Zahra datang bersama seorang pria berpenampilan preman. Apalagi saat pria itu meminta izin dan restu untuk melamar Zahra. Amarah Malik begitu meledak tak terkira hingga terus memaki dan menghina pria itu.

Erlangga Yudistira, seorang preman yang mencintai Khanza Az-Zahra. Harus menerima pil pahit serta hinaan dari ayah Zahra, saat dirinya melamar dan ingin menikahi Zahra. Gadis cantik nan lembut yang mampu merebut hatinya.

Erlangga mengepalkan tangannnya, rahangnya mengeras saat mendengar hinaan dan makian yang di lontarkan ayah Zahra. Namun, saat Erlangga melihat Zahra yang menangis, amarahnya pun mereda. Erlangga berusaha menetralkan amarahnya dan berusaha untuk tetap tenang.

"Tapi Ayah, Kak Erlangga pria baik kok. Zahra tahu siapa dia, Ayah."

"Pria baik kamu bilang?" Malik mencibir ucapan putrinya.

"Iya, Ayah. Ayah hanya belum mengenalnya dan belum tahu siapa Kak Erlangga Ayah."

"Apa mata kamu sudah buta, Zahra? Apa kamu tidak bisa lihat bagaimana penampilan pria ini, Zahra?"

"Ayah ... Zahra mohon jangan menilai Kak Erlangga dari penampilannya saja. Karena Zahra tahu betul siapa Kak Erlangga, Ayah."

"Sudahlah Zahra! Ayah akan cari pria lain yang lebih baik dari dia. Kamu seperti tak ada pria lain saja. Mengapa harus dengan pria urakan seperti dia." Malik membuang wajahnya berkali-kali karena tak suka pada Erlangga.

"Tapi saya mencintai Zahra dengan tulus, Om," ucap Erlangga kembali memberanikan diri. "Saya akan berusaha keras untuk membahagiakan Zahra, juga akan berusaha menjadi suami yang baik nanti setelah kita menikah."

"Heh, kau pikir hidup cukup hanya dengan cinta? Jangankan untuk urusan akhirat dan menjadi suami yang baik, memberikan kebahagiaan dunia saja kau tak akan mampu memberikannya pada putriku. Lebih baik kau mencari wanita yang juga sepadan dengan hidupmu. Sama-sama urakan dan jangan dekati putriku lagi! Karena aku tak akan pernah sudi mempunyai menantu sepertimu." Malik pun beranjak dari duduknya, lalu menoleh pada Zahra yang masih terisak. "Hapus air matamu, Zahra! Tak usah menangisi pria seperti dia. Ayah akan carikan yang jauh lebih baik darinya." Malik pergi dari hadapan Zahra dan Erlangga setelah menghancurkan harapan indah dari dua insan yang saling mencintai itu.

"Saya mohon, Om. Beri saya kesempatan untuk membuktikan jika saya memang mencintai Zahra. Saya juga akan buktikan jika saya bisa membahagiak Zahra, Om."

Khanza Azzahra adalah gadis berusia 21 tahun. Memiliki wajah cantik berseri bermata hitam bulat berkulit putih bersih. Zahra, adalah nama panggilan gadis cantik, penurut nan lembut itu.

Zahra mencintai Erlangga yang seorang preman. Awal pertemuan mereka adalah saat dirinya selalu di tolong oleh Erlangga dari godaan dan gangguan para preman jalanan. Pertemuan yang sering itupun menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka. Zahra dan Erlangga sama-sama merasa sangat nyaman ketika mereka ngobrol dan berbagi cerita satu sama lain. Zahra yang sudah tahu bagaimana sifat dan karakter dari Erlangga sebenarnya, tak mempermasalahkan tentang penampilan Erlangga.

Sebelum akhirnya mereka memutuskan ingin melanjutkan ke jenjang serius, yaitu pernikahan. Zahra yakin jika sebenarnya Erlangga adalah pria baik, hanya saja penampilannya yang sedikit urakan. Akan tetapi, Zahra yakin suatu hari nanti jika dirinya pun akan bisa merubah penampilan Erlangga setelah menikah nanti. Erlangga yang sudah jatuh hati pada gadis itu, tak ingin menunggu lama lagi untuk melamar Zahra, dan akan menikah setelah Zahra lulus kuliah yang hanya tinggal beberapa bulan lagi.

Namun, siapa sangka harapan bahagia itu ternyata hanya ada dalam angan-angan mereka. Karena kini cinta mereka tak di restui oleh ayah Zahra. Lalu apa mereka harus berpisah? Atau mereka akan memperjuangkan cinta mereka dengan membuktikan jika mereka memang saling mencintai?

Setelah mereka mendengar penolakan dari ayah Zahra atas hubungan mereka. Mereka pun meminta waktu untuk mengobrol berdua. Walau awalnya Malik tak mengizinkannya. Akan tetapi, pada akhirnya Malik pun mengizinkan dengan syarat mereka harus segera mengakhiri hubungan mereka.

"Aku mencintaimu Kak, hikz," lirih Zahra.

Ucapan lirih itu semakin membuat hati Erlangga sakit. Mulutnya kelu untuk saat ini. Hanya bisa mengeratkan pegangan tangannya pada tangan Zahra.

"Aku lebih mencintaimu, Zahra."

"Lalu kita harus bagaimana, Kak? Aku tidak mau di jodohkan dengan pria lain. Aku cinta sama Kakak, hikz." Zahra terus menangis karena bingung.

Zahra mencintai Erlangga. Namun, Zahra juga tak mungkin membangkang dan menentang ayahnya. Selain Zahra anak yang penurut, Zahra juga memang selalu takut pada ayahnya.

Erlangga menelan ludahnya dengan susah payah. Ludahnya begitu terasa tersekat di tenggorokannya. Juga ludah itu terasa sangat pahit dilidahnya.

"Aku janji akan kembali melamarmu nanti saat aku sudah layak untuk bersanding denganmu." Erlangga menatap mata bulat penuh deraian air mata itu dengan dalam. "Aku harap kamu akan bersabar dan bisa menjaga cinta kita, aku akan kembali melamarmu nanti."

"Tapi, aku takut Kakak tidak kembali dan aku harus menikah dengan pria lain. Aku tidak mau, Kak."

Erlangga menarik napasnya dalam dan memejamkan matanya untuk menetralkan sesak di hatinya. Karena bukan hanya hati Zahra yang terluka, melainkan dirinyalah yang lebih terluka. Akan tetapi, Erlangga pun tak ingin jika Zahra harus jadi anak pembangkang nantinya jika mereka harus tetap bersama sebelum dirinya bisa membuktikan ketulusan cintanya pada ayah Zahra dan membuktikan jika dirinya juga layak bersanding dengan Zahra.

"Aku mohon dengarkan aku, Ra." Erlangga menerawang ke atas langit biru yang indah walau tak seindah hatinya. "Aku akan kembali nanti, aku janji." Erlangga mengeratkan pegangan tangannya pada Zahra. 'Apa yang harus kulakukan?' Erlangga membatin sambil terus menatap wajah sang pujaan hatinya dengan sendu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku