Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
10.9K
Penayangan
59
Bab

Alexandra Delacroix Adams--gadis tomboy berjuluk premanwati klan Delacroix Adams, harus menjalani hukuman sebagai Jamilah Binti Surip. Cucu Mbok Sari, Asisten Rumah Tangga keluarganya selama setahun penuh di desa Pelem, Kediri, Jawa Timur. Bagaimana Alexa--sang premanwati menjalani peran dari seorang gadis tomboy berjaket kulit, menjadi seorang gadis feminim berkebaya? Mampu juakah Alexa membangun mindset para wanita di desa, yang sudah terdoktrin dengan pemikiran bahwa tempat wanita adalah di bawah pria? Bagaimana juga sengitnya saat ia beradu argumen dengan Jenggala Buana Sagara. Seorang petani dan peternak modern di desa Pelem, yang selalu menganggap gadis kota adalah boneka cantik berotak kosong? "Kamu jangan mengajari perempuan-perempuan di desa ini menjadi pembangkang, dengan dalih emansipasi. Provokatorwati tidak dibutuhkan di sini?" -Jenggala Buana Sagara "Gue bukan ngajarin mereka membangkang. Gue cuma mau mereka berkembang. Suami-suami mereka bisa saja, sakit, mati atau malah kawin lagi. Kalau hal itu terjadi, siapa yang akan membiayai hidup mereka? Lo? Emang lo sanggup ngawinin semua janda di desa ini?" -Alexandra Delacroix Adams

Bab 1 1. Menjalani Hukuman.

Alexa menatap bayangan dirinya di depan cermin. Sungguh ia seperti tidak mengenali dirinya sendiri. Seorang gadis berkebaya kutu baru bermata bulat, balas menatapnya tajam. Dirinya berkebaya saudara-saudara!

Jikalau tidak karena harus berperan sebagai Jamilah Binti Surip, mungkin seumur hidup ia tidak akan pernah mengenakan pakaian gadis desa seperti ini. Bayangkan ia yang sehari-hari mengenakan ripped jeans dan jaket kulit, tiba-tiba harus berkain kebaya seperti ini. Tadi saja, ia nyaris terjungkal karena keserimpet kain panjang. Ia jadi tidak bisa berjalan cepat, karena kainnya ini membatasi gerakannya.

Rambutnya yang sudah mulai panjang, juga membuatny gerah. Sebenarnya kemarin ia sudah ingin memotongnya dengan model cepak seperti biasanya. Namun papanya melarang. Menurut papanya, penampilannya harus all out saat berperan sebagai cucu Mbok Sari. Mana ada cucu seorang ART yang anggun dan kemayu, punya cucu seperti seorang premanwati?

"Lexa! Mau berapa lama lagi kamu di dalam sana hah?!" Teriakan papanya membuat Alexa dengan cepat meraih koper. Ia sangat mengenal karakter papanya. Jika ia tidak keluar dalam tiga menit, bisa dipastikan pintu kamarnya hanya akan tinggal engselnya saja. Sudahlah, tidak apa-apa hari ini ia berpenampilan sebagai gadis desa. Toh besok lusa ia akan bisa berpenampilan seperti biasanya. Kopernya ini sudah penuh dengan segala atribut dan pakaian kebesarannya.

"Iya, Pa. Lexa sudah selesai kok." Seraya menggeret kopernya ia melangkah ke ruang tamu. Tampak papa, mama, serta Xander kakaknya, telah duduk di sofa. Sementara Mbok Sari dan Pak Hamid duduk di hadapan mereka.

"Nah Pak Hamid, Mbok Sari, Alexa sudah datang. Waktunya berangkat." Axel beringsut dari sofa diikuti oleh istri dan putra sulungnya. Begitu juga dengan Pak Hamid dan Mbok Sari. Sepasang suami istri yang sudah mengabdi puluhan tahun bersama keluarganya. Bahkan sebelum kedua orang tuanya terbunuh.

Ia ingat sekali. Bagaimana Pak Hamid dan Mbok Sari yang pada waktu itu baru menikah, terus membesarkan hatinya saat kedua orang tuanya dimakamkan. Selain Bang Gultom alhamrhum, Pak Hamidlah orang yang paling lama mengabdi padanya. Disusul dengan Mang Tisna, Beli Made, Bang Raju dan Erick. Pak Hamid adalah seorang supir. Sementara lima orang terakhir itu adalah para bodyguardnya. Kempatnya juga telah pensiun karena usia, dan hidup dengan keluarga masing-maaing. Hanya saja, Erick yang usianya lebih muda, sesekali masih berkunjung untuk memberi pelatihan pada pengawal-pengawal baru.

Daddynya, Pierre Delacroix Adams, adalah seorang mafia yang sangat ditakuti di masanya. Sementara mommynya, Aimee Delacroix Adams, adalah seorang istri yang sangat mencintai dan setia sampai akhir pada daddynya. Dan sudah tentu daddynya memiliki banyak bodyguards untuk melindungi dirinya dari musuh-musuhnya. Namun siapa menyangka kalau nyawa kedua orang tuanya malah, melayang di tangan adik angkat mereka sendiri. Texas Delacroix Bimantara. Om sekaligus ayah kandungnya. Kisah cinta bersegi-segi antara daddy, mommy dan omnya telah menumpahkan darah dan dendam. Namun semua itu kini telah berlalu. Satu hal yang pasti, ia tetap memakai nama belakang Delacroix Adams. Bukan Delacroix Bimantara. Karena baginya Pierre adalah ayahnya. Texas hanyalah ayah biologisnya.

Setelah menjadi yatim piatu pada usia dua belas tahun, dengan Lily, adiknya yang masih berseragam SD, Pak Hamid dan kelima bodyguards ayahnya inilah yang menjaganya. Membentuk pribadinya agar kuat, dengan mental yang tak mudah patah. Mereka semua adalah pengganti orang tua baginya dan Lily kala itu.

Kini saat ia harus melepas Mbok Sari dan Pak Hamid, yang telah ia anggap seperti keluarganya sendiri, Axel merasa matanya berair. Namun ia harus. Karena keduanya telah semakin menua dan mereka ingin kembali ke kampung halaman. Menghabiskan masa tua dan sisa hidup di sana. Dekat dengan keluarga dan sanak saudara.

"Pak Hamid, Mbok Sari. Saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas pengabdian Pak Hamid dan Mbok Sari selama ini. Terima kasih atas waktu dan tenaga yang telah Pak Hamid dan Mbok Sari curahkan selama ini kepada keluarga saya."

"Sama-sama, Den Axel. Saya dan Si Mbok juga mengucapkan terima kasih. Karena telah diberi banyak sekali kemudahan selama kami bekerja di sini. Kami telah digaji lebih dari cukup. Diberikan rumah, dan sebidang tanah yang luas untuk hari tua, serta membiayai pendidikan putra putri kami hingga menjadi sarjana di Jakarta. Bahkan sampai membuat anak-anak kami hidup mapan di ibukota ini." Pak Hamid juga menyampaikan rasa terima kasihnya.

"Sama-sama, Pak. Baiklah. Sekarang saya titipkan Alexa, di kampung halaman Bapak untuk memperbaiki segala kecerobohannya. Saya harap Pak Hamid dan Mbok Sari bisa mendidik Lexa, seperti Pak Hamid dan Mbok Sari dulu mendidik saya dan Lily dulu. Agar Lexa bisa belajar dari semua kesalahannya. Titip Lexa, ya Pak, Mbok? Saya titipkan buah hati saya pada kalian berdua."

Axel menyalami dan memeluk Pak Hamid untuk terakhir kalinya. Ia sadar, bisa saja ini adalah pertemuan mereka terakhir kalinya, karena masalah usia. Setelahnya ia menyalami Mbok Sari.

Kemudian berturut-turut istrinya Raline yang menyalami sembari menangis sedih. Raline pasti berat ditinggalkan oleh mereka berdua. Xander putranya menyusul setelahnya.

"Dan kamu Lexa, turuti apa yang dikatakan oleh Pak Hamid dan Mbok Sari. Ingat, mulai hari ini namamu adalah Jamilah Binti Surip. Anak dari Surip. Putra sulung Pak Hamid dan Mbok Sari."

"Iya, Pa," jawab Alexa takzim.

"Ingat juga, kamu akan tinggal setahun penuh di sana. Tanpa uang saku sepeser pun dari Papa. Kamu akan diberi makan tiga kali sehari oleh Mbok Sari. Setelah itu kamu harus mencari uang saku sendiri. Kalau kamu curang, Papa akan menambahi waktu hukumanmu."

"Siap, Pa!" Alexa mengeraskan suaranya.

"Kamu hanya akan bebas dari hukuman, dengan dua syarat. Menjalani hukumanmu selama setahun penuh, atau kalau ada laki-laki bernyali yang berani melamarmu pada Papa. Itu pun kalau laki-laki itu mampu mengalahkan Papa dan kakakmu di Alcatraz. Kalau dia kalah. Maka dia tidak pantas menjadi menantu Papa. Jelas, Lexa?"

"Jelas, Pa!" Angguk Alexa patuh. Benaknya hanya memikirkan satu hal. Ia akan terdampar selama setahun penuh di Desa Pelem. Karena tidak mungkin ada pemuda setempat yang berani melamarnya. Lebih jauh lagi, mampu mengalahkan keganasan papa dan kakaknya di atas ring tinju.

"Kalau begitu, segeralah berangkat." Perintah Axel. Alexa memeluk mama dan kakaknya. Keduanya memintanya bersabar dalam menjalani hukum. Mereka juga mengatakan kalau waktu setahun itu tidak lama. Ya, memang tidak lama bagi orang yang tidak mengalaminya.

Alexa memandangi seantero rumah sebelum meraih kopernya. Hanya koper inilah hartanya saat ini. Semua uangnya dan fasilitas dari papanya telah dicabut.

"Tinggalkan kopermu, Lexa. Papa sudah mempersiapkan koper tersendiri untukmu. Isinya berbagai macam model kebaya sederhana. Seperti kebaya model kutu baru, kebaya encim dan yang lainnya. Koper barumu sudah ayah siapkan di bagasi mobil. Kamu tinggal bawa badan saja ke desa Pelem. Berangkatlah sekarang."

Selamat tinggal ripped jeans dan jaket-jaket kulit kesayanganku. Sabar ya, setahun lagi aku akan mengenakan kalian semua. Doa kan aku cepat pulang ya?

***

Mobil yang dikendarai oleh Mang Dadang melaju membelah kabut pagi yang masih menggantung di kaki bukit. Alexa menatap sawah-sawah dan tepi hutan yang silih berganti mereka lewati. Ia tidak yakin apakah ia akan betah tinggal di pedesaan seperti ini.

Mobil berjalan tenang dan kali ini mereka melewati perkebunan teh yang luas, dan entah perkebunan apalagi. Sebagai anak kota tentu saja ia tidak familiar dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan. Yang ia lihat hanyalah hamparan hijau yang indah seperti lukisan. Sesekali mobil mereka berpapasan dengan mobil lain dan ataupun truk yang lalu-lalang di jalan yang sama. Tak jarang juga bertemu dengan pesepeda, barisan sapi, kambing dan hewan-hewan ternak lainnya di sisi jalan.

Alexa menghela napas kasar. Ia tidak tahu, apakah ia akan betah tinggal di desa seperti ini. Jauh dari keluarganya lagi. Hingga di usianya yang menginjak dua puluh tiga tahun, ia tidak pernah tinggal terpisah dengan orang tuanya. Paling lama adalah seminggu. Itu pun dalam rangka liburan. Bagaimana ia mampu melewati setahun tanpa mereka bahkan di tempat yang asing pula?

"Rumah Mbok masih jauh tidak?" Alexa melayangkan pandangan pada Mbok Sari, yang tampak menikmati pemandangan di sepanjang jalan.

"Sekitar setengah jam lagi, Non. Sabar ya? Nanti Non akan menikmati suasana yang berbeda. Udaranya juga masih bersih. Non pasti akan lebih sehat selama tinggal di sini. Percaya deh sama, Mbok."

Mbok Sari mengelus sayang bahu Alexa yang kini merebahkan kepala pada bahunya. Beginilah sifat Alexa bila tidak ada orang asing di sekitarnya. Kolokan dan manja. Inilah sebenarnya karakter aslinya. Penampilan kasar dan ala premannya, itu hanya tampilan luarnya. Wajar, jika melihat siapa ayah dan kakaknya. Alexa ini memang keturunan mafia dari sananya. Otomatis ia sudah dididik keras sedari lahir. Musuh-musuh warisan maupun musuh baru keluarganya, kerap muncul seperti bayangan. Dan ia harus siap siaga menerima serangan sewaktu- waktu.

"Lebih sehat sih pasti Mbok. Tapi kayaknya Lexa nggak betah tinggal di sini, Mbok. Sepanjang yang Lexa lihat hanya hamparan sawah-sawah, perkebunan dan peternakan. Mau ngapain Lexa di sini Mbok? Masa Lexa harus ngetrack dengan sapi?"

"Harus betah, Non. Ingat, tujuan utama Non ke sini untuk apa? Berapa lama? Setahun itu lama, Non. Kalau Non tidak bisa menyesuaikan diri, Non akan sengsara 365 hari lamanya. Oleh karena itu berdamailah dengan keadaan, Non. Tak kenal maka tak sayang."

Kalimat tanpa tedeng aling-aling Pak Hamid menggedor hatinya. Beginilah Pak Hamid. Ia selalu berbicara tepat pada sasaran. Ia mengamati, menelaah, baru ia akan berpendapat. Pak Hamid adalah salah satu supir yang paling dikagumi papanya. Makanya walaupun Pak Hamid sudah pensiun karena usia, papanya tetap mempertahankannya tinggal di rumah. Jasa Pak Hamid tiada terbayar oleh rupiah. Kecuali Pak Hamid sendiri yang ingin pulang seperti ini. Barulah papanya melepas dengan lega. Itu pun papanya akan memastikan kesejahteraanya di desa. Papanya tidak ingin para pahlawan masa lalunya kekurangan saat usia senja.

"Salah satunya adalah Non harus mencari kegiatan yang bisa menghilangkan kejenuhan, sekaligus menghasilkan uang. Ingat kami tidak boleh memberikan Non apa-apa. Non harus berusaha sendiri."

"Iya, Pak. Tapi saya bisa kerja apa di sini? Sepanjang yang saya lihat hanya sawah, kebun, sekolah," keluh Alexa. Masa ia premanwati jadi guru? Apa pantes?

"Nanti Non akan saya kenalkan dengan Pak Gala. Dia petani dan peternak paling sukses di sini. Bahkan mungkin se nusantara. Bapak pernah melihat Pak Gala ini di televisi. Pak Gala memiliki kebun cabai dan bawang merah seluas

25 hektar di desa Pelem ini. Konon dalam dua kali masa panen, bisa mencapai 28 ribu ton untuk bawang merah. Dan 20 ribu ton untuk cabai merah. Non bisa bekerja di sana kalau Non mau?"

Apa? Jadi buruh kabar di perkebunan. Bah, yang benar saja!

"Lah, masa saya jadi buruh kasar sih, Pak? Mana pantas," Alexa manyun. Premanwati anak mafia Axel Delacroix Adams jadi buruh pemetik cabai merah. Harga diri oh harga diri.

"Kok tidak pantas? Di sini Non adalah cucu saya. Nama Non adalah Jamilah Bin Surip. Pendidikan Non hanya lulusan SMA. Non adalah cucu seorang supir dan pembantu di Jakarta. Tidak ada yang mengenal Alexandra Delacroix Adams di sini. Ingat, setelah Non sampai di rumah saya, saya dan Mbok Sari akan memanggilmu dengan sebutan Milah. Bukan Non Lexa lagi. Mengerti, Non?"

"Mengerti, Pak," jawab Lexa takzim. Ketegasan Pak Hamid dalam meminta jawaban itu sebelas dua belas dengan ayahnya. Di luar, ia memang premanwati. Tetapi bila di rumah, dan menghadapi orang yang lebih tua darinya, ia hanyalah seorang Alexa.

"Kalau Non nggak mau jadi buruh kebun, Non jadi pengajar saja di sekolah. Atau Non bisa menjadi tenaga pengajar di kampung Inggris," Mbok Sari yang merasa kasihan pada Alexa memberi pilihan lagi. Ia tidak seperti suaminya yang tegaan. Ia sudah menganggap Alexa seperti cucunya sendiri.

"Non juga nggak usah takut kesepian di sini. Walau di kampung, tapi di sini sudah ada mesin uang, restaurant, dan kafe-kafe. Cuma kalau ke mall aja yang agak jauh. Karena letaknya di kota Kediri. Sekitar satu jam kalau mau ke sana." Mbok Sari lagi-lagi mencoba membesarkan hati Alexa yang down.

"Mesin uang, restaurant, kafe, semuanya itu memakai uang, Bu. Non Lexa kan tidak punya uang. Makanya harus bekerja dulu, baru bisa menarik uang atau ke kafe dan mall." Bantahan dari Pak Hamid menyadarkan Alexa. Pak Hamid benar. Untuk menikmati itu semua ia harus punya uang. Sementara kantongnya saat ini kosong. Sekedar untuk membeli pulsa saja, ia tidak punya. Sepertinya ia memang harus bekerja.

"Iya, Pak. Lexa akan bekerja di kebun saja. Oh ya, Pak Gala ini usianya seperti papa atau Pak Hamid? Terus galak nggak, Pak? Namanya aja Gala. Jangan-jangan aki-aki ini orangnya gualak poll." Alexa manyun lagi. Bisa stress ia tiap hari dibentak aki-aki galak karena salah dalam bekerja.

"Pak Gala seusia dengan Xander, kakakmu. Tiga puluhan. Kalau masalah galak, kamu benar. Ia galak sekali sehingga dipanggil Pak Gala. Padahal namanya adalah Jenggala Buana Sagara. Keluarganya selalu memanggilnya Gara. Bapak mengenal Gala sedari kecil. Pak Sasongko, ayahnya adalah teman Bapak."

Matiii. Alamat sengsaralah ia setahun ini. Nasib... nasib...

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Suzy Wiryanty

Selebihnya
Lelaki Kedua

Lelaki Kedua

Romantis

5.0

Arimbi Maulida merasa dunianya runtuh saat Nina, sepupunya, membawa buku nikahnya dengan Seno Caturrangga, calon suami Arimbi, ke hadapannya seluruh keluarga besar. Nina mengaku telah dinikahi Seno secara hukum dan agama dua hari yang lalu. Dengan kata lain, Seno adalah suaminya sahnya saat ini. Padahal seminggu ke depan, Arimbi dan Seno akan melangsungkan pernikahan, setelah tiga tahun berpacaran. Undangan pun sudah terlanjur disebar. Pihak kedua keluarga geger. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Seno dan Nina menjalin hubungan di belakang Arimbi hingga Nina hamil. Arimbi pada akhirnya mengalah. Ia ikhlas kalau pernikahannya dibatalkan. Namun Handoyo, ayah Arimbi tidak setuju untuk membatalkan pernikahan. Handoyo meminta pertanggungjawaban keluarga Seno yang telah mempermalukan keluarga besar mereka. Keputusan yang dianggap paling tepat pun diambil. Adalah seorang Ganesha Caturrangga, kakak kandung Seno yang belum menikah, diminta untuk menggantikan Seno di pelaminan. Arimbi tentu saja menolak. Selain ia tidak mencintai Ganesha, sejujurnya ia takut pada Ganesha. Ganesha itu sangat dingin dan tidak punya hati. Menurut Menik, sahabatnya, yang dulunya adalah pacar Ganesha, Ganesha itu workoholic. Hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja. Ganesha tidak pernah mencintai siapapun kecuali pekerjaannya. Namun karena desakan keluarga besarnya yang beralasan malu besar apabila Arimbi tidak jadi menikah, Arimbi terpaksa menerima keputusan keluarga besar mereka. Bagaimana nasib Arimbi setelah menjadi istri Ganesha? Bagaimana pula usaha Seno untuk kembali meraih hati Arimbi setelah Nina ketahuan berbohong soal kehamilannya? "Bagi saya, kamu itu cuma beban tambahan, yang lagi-lagi disampirkan keluarga di pundak saya. -Ganesha Caturrangga- "Saya juga tidak pernah ingin ada di posisi ini. Menjadi istrimu itu sialnya tujuh turunan, delapan tanjakan dan sembilan tikungan tajam. -Arimbi Maulida-

Dignity ( Demi Harga Diri)

Dignity ( Demi Harga Diri)

Modern

5.0

Menjelang delapan tahun usia pernikahannya, Suri Hidayah merasa tidak bisa mempertahankan rumah tangganya lagi. Karena Prasetyo Prasojo, suaminya telah berubah menjadi sosok yang tidak lagi ia kenali. Pras berubah setelah karirnya melesat ke puncak. Dari seorang karyawan biasa, Pras kini menjadi seorang direktur pelaksana yang disegani. Pras lupa diri. Pras yang sekarang telah berdasi, kerap merudung Suri, secara fisik dan psikis. Merendahkan pendidikan Suri yang hanya tamatan SMP, serta mencela penampilan Suri yang menurut Pras norak alias kampungan. Dalam pandangan Pras, perempuan sempurna itu haruslah seperti Murni Eka Cipta. Anggun, cerdas, berpendidikan tinggi juga berharta. Murni adalah lady boss perusahaan tempat Pras bekerja. Suri yang sakit hati, dalam diam terus berusaha memperbaiki diri. Ia mencoba mengubah penampilannya menjadi lebih baik, dan juga belajar mencari penghasilan sendiri. Suri secara otodidak belajar memasarkan hasil rajutannya melalui media sosial. Hanya saja Suri terkendala dengan masalah modal. Ia tidak mempunyai cukup dana untuk membeli benang-benang dalam jumlah besar untuk keperluan merajutnya. Adalah seorang Damar Adhiyatna, mantan suami Murni yang kebetulan bertemu dengan Suri secara tidak sengaja. Damar adalah pemilik PT. Karya Tekstil Adhiyatna. Perusahaan yang bergerak dalam bidang benang jahit. Damar yang mengetahui kesulitan Suri bersedia membantu dengan sistem barter. Damar memasok benang, dan Suri memajang hasil rajutannya di toko kerajinan tangan ibunya. Bagaimana perjuangan jatuh bangunnya Suri dalam mengumpulkan serpihan harga diri? Bagaimana juga akhir kisah cinta segitiga antara Suri, Damar, Pras dan juga Murni? Cerita ini akan menjadi saksi betapa kekuatan cinta akan mengubah segalanya. Cinta sejati itu tidak pernah pudar karena rupa, dan tidak padam dimakan usia.

Hati Seorang Perempuan

Hati Seorang Perempuan

Romantis

4.9

Senjahari Semesta Alam dengan ikhlas merelakan dirinya diceraikan oleh suaminya sendiri demi menikahi Mega Mentari--anak perempuan pemilik perusahaan yang mengaku dihamili oleh suaminya sendiri, Abimanyu Wicaksana. Sementara itu Halilintar Sabda Alam-- kakak sulung Mega Mentari. Pemilik beberapa perusahaan properti raksasa negeri ini, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Senja, yang diperkenalkan oleh mertuanya sebagai adik bungsu Abimanyu. Abimanyu yang merasa dijebak sebagai kambing hitam dalam masalah hamilnya Tari, terus berusaha mencari kebenaran yang sesungguhnya agar bisa meraih kembali hati Senja. Sementara Sabda yang awalnya jatuh cinta pada Senja, menjadi salah faham saat secara tidak sengaja memergoki Abimanyu memesrai Senja bukan seperti seorang kakak terhadap adiknya, melainkan seperti seorang laki-laki yang tengah mabuk asmara. Sabda yang gelap mata malah akhirnya menjebak Senja dan menanamkan benihnya dirahim Senja. "Saya mohon, jangan memperlakukan Saya seperti ini. Saya punya salah apa pada Bapak? Laki-laki sejati tidak akan menggunakan kekuatannya untuk memaksakan dirinya terhadap seorang perempuan. Saya mohon jangan mengotori saya. Demi Allah saya bersumpah, saya tidak seperti apa yang ada dalam pemikiran, Bapak." (Senjahari Semesta Alam) "Salah kamu adalah, karena kamu telah menjadi duri dalam daging dalam rumah tangga adik saya! Kamu fikir saya tidak tahu akan hubungan terlarang kamu dengan Abimanyu? Kalian berdua itu incest, dan itu amat sangat menjijikkan! Kita lihat saja, setelah ini kamu masih bisa memandang dunia dengan kepala tegak, atau kamu akan melata seperti ular di kaki Saya!" (Halilintar Sabda Alam)

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Alexa
1

Bab 1 1. Menjalani Hukuman.

23/03/2023

2

Bab 2 Mafia Masuk Desa.

23/03/2023

3

Bab 3 Bertemu Rival.

23/03/2023

4

Bab 4 Jamilah Binti Surip.

23/03/2023

5

Bab 5 Monyet Cantik.

23/03/2023

6

Bab 6 Sapi'i Nakal.

23/03/2023

7

Bab 7 Boss Tak Punya Akhlak.

23/03/2023

8

Bab 8 Rival-Rival Samaran.

23/03/2023

9

Bab 9 Bertemu Mantan Boss Besar.

23/03/2023

10

Bab 10 Boss Sialan!

23/03/2023

11

Bab 11 Perkara Durian.

28/03/2023

12

Bab 12 Penindasan Perempuan Di Desa.

28/03/2023

13

Bab 13 Masa Lalu Dengan Brandon.

28/03/2023

14

Bab 14 Usaha Sampai Akhir.

29/03/2023

15

Bab 15 Boss Usil Bikin Pusing.

29/03/2023

16

Bab 16 Mantan Oh Mantan.

30/03/2023

17

Bab 17 Sendal Jepit Lebih Berharga dari Permata.

30/03/2023

18

Bab 18 Berbalas Argumen.

31/03/2023

19

Bab 19 Baper Maksimal.

31/03/2023

20

Bab 20 Brave Man atau Fucek Man.

01/04/2023

21

Bab 21 Cemburu Menguras Bak Mandi.

01/04/2023

22

Bab 22 Gue Habisin Lo!

02/04/2023

23

Bab 23 Curiga.

02/04/2023

24

Bab 24 Pembalasan si Pitung.

03/04/2023

25

Bab 25 Jaka Sembung Bawa Golok.

03/04/2023

26

Bab 26 Membuka Jati Diri.

04/04/2023

27

Bab 27 Jatuh Cinta (Mau) Gila Rasanya.

04/04/2023

28

Bab 28 Fixed, Jatuh Cinta.

05/04/2023

29

Bab 29 Tantangan Perdana.

05/04/2023

30

Bab 30 Rival.

06/04/2023

31

Bab 31 Panas Hati.

06/04/2023

32

Bab 32 Malangnya Nasibmu.

07/04/2023

33

Bab 33 Kedatangan Brandon.

07/04/2023

34

Bab 34 Cemburu (Lagi)

08/04/2023

35

Bab 35 Masalah Baru.

08/04/2023

36

Bab 36 Hilangnya Papa Axel.

09/04/2023

37

Bab 37 Ditinggal Saat Sayang-Sayangnya.

09/04/2023

38

Bab 38 Permufakatan Terselubung.

10/04/2023

39

Bab 39 Usaha Maksimal.

10/04/2023

40

Bab 40 Show Time.

11/04/2023