Alexa
id ada bayangan Pak Sutris dan Bu Sri. Keduanya adalah orang tua Bagus yang juga tinggal di rumah ini. Di tangan Pak Hamid ada sebuah se
di--aduh!" Alexa mengaduh tertahan saat si B
amanya." Pelototan Pak Hamid mengindikasikan satu hal. Bahwa ia
h Pak Gala yang kemarin P
ak sopan sudah menuduh orang sem
Kung. Lihat nih, kedua tangan Milah a
-endap di belakang rumah kita? Ya, Milah kira ma--aduh!" Alexa memaki. G
ya datang untuk memantau Bagus memerah susu!" sergah Gala galak, seray
? Astaga!" Alexa merasa sangat ngeri mendengar kata-k
dis kota! Memerah susu yang saya maksudka
llah Wa S
i arah belakangnya. Kurang
eh Bagus itu." Gala menunjuk ember-ember yang bergelimpa
g susu-susu sapi yang akan diperah. Kam
kagak pernah ngelihat hal begituan sebelumnya.
ului berjalan menuju teras. Diikuti oleh Mbok Sari dan Bagus. Sementara Alexa masih saling bertata
imu. Saya kira bahwa saya akan menemui gadis lugu yang tuturnya sopan dan sika
kan secara genetik. Jadi berhenti memband
kori langkah Gala walau hatinya sungguh kisruh. Baru hari pertama tinggal di kampung, masalah yang ia hadapi telah kacau seperti ini. Apalagi jika mengingat ia harus b
erbuat dari bambu yang disambung-sambung. Cuaca masih gelap dan berangin. Alexa b
mentara Mbok Sari dan kedua orang tua Bagus sudah tidak ter
a di sana. Ia ngeri apakah bangku bambu ini kuat menyangga berat badan mereka berdua. Mengingat perawakan Gala saja sudah
irinya yang duduk dengan takut-takut. Ia ngeri membayangkan
, untuk menemani Bapak dan Ibu. Untuk itu Bapak ingin kamu mempekerjakan Milah di perkebunan, kalau kamu tidak keberatan." Pak Hamid dengan lancar memperk
adi telah salah menuduh Nak Gala." Selama berbicara Pak Hamid menata
eperti seorang anak SD yang tengah berseteru, dan dipak
Jakarta memang penyebutan kata gue itu sudah lumrah. Tetapi kalau di sini itu
etat. Sekarang air muka Gala saingan dengan ketatnya kolor baru. Menegangkan. Selain itu si Gala ini juga tidak sopan. Karena terus mengotak-atik ponselnya
minta
H
ng. Cuma
Milah bisa mulai bekerja? Menurut Bagus, saat ini sedang musim panen cabe. Nak
Fixed, ia telah resmi menjad
Karena ini masih terlalu pagi. Nanti sekitar dua jam setengah lagi barulah waktu yang tepat untuk m
i oleh organi
selama dua jam lamanya. Lebih baik ia meneruskan menyapu dedaunan, dan setelahnya kemb
ala memoton
an-romannya bakalan ada kejadian y
a bisa. Rencananya tadi, hanya saya dan Bagus yan
lexandra Delacroix Adams diganti menjadi Jamilah Binti Surip saja rasanya sudah menyesak
lebih tua," peringat keras Pak Hamid yang kedua kalinya ini, son
kol sekali melihat kekeraskepalaan cucu Pak Surip ini. Ia sama sekali tidak menyangka, kalau Jamilah Binti Surip, yang dalam bayangannya ada
tnya shock adalah sikap beraninya. Rasanya agak janggal kalau cucu dari seorang yang konon katanya, maaf, hanya seorang supir
Silakan kalau begitu. Biar nanti Milah juga
encanany
oh tujuannya dibuang ke desa ini adalah untuk menjalani hukuman. Hanya saja membayangkan dirinya harus memerah susu, selain t
an keras di kampung ini? Kalau begitu untuk apa kamu ikut dengan
ang mulutnya
s susu. Meres lo pun gue jabanin. Paham lo!" Saat ma
mbil ember-ember itu dan ikuti
ung tadi. Alexa memandangi langkah sombongnya geram. Setelahnya i
us Mas Galanya. Dikhawatirkan terla
ini rata-rata pemalu dan kemayu. Sementara si Milah ini tomboynya sampai ke pembuluh darahnya. Dengan rambut jagung pend
di hidupnya. Indah itu wanita impian setiap laki-laki. Manis dan manut. Tidak seperti perempuan bar bar yang menatapnya dengan pandangan berapi-api begini. Tapi jujur, ada gelenyar aneh di pembuluh
ingatkannya secara langsung. Bahwa ia tidak boleh jatuh cinta pada Jamilah. Selain karena ia sudah memiliki Indah tentu saja, Jamilah itu terlarang baginya. Jujur, sebenarnya ia sedikit heran. Biasanya
ini ember ke mulut lo!" Alexa berbalik. Ia benar-benar
Kalau kamu galak begini, siapa yang mau padamu? Kamu bisa nggak laku nanti, Milah." B
uil harga dirinya. Tapi juga harga diri semua perempuan di dunia. Bagus menjadikan wani
dan terlepas dari predikat perawan tua, itu bukan zamannya lagi. Kami juga punya perasaan. Jadi kami juga berhak memilih pasangan yang sesuai dengan keinginan kami . Satu h
kolah. Karena sesungguhnya dibalik kata-kata ketusnya, Jamilah ini mampu mer