Alexa
stream. Yaitu mengikuti pembalap lain yang berada satu baris atau garis di depannya, dengan memanfaatkan aliran udara sekitar untuk mendapatkan momentum menyalip lawan. Saat menyalip ia a
Bulan lalu ia kalah taruhan hingga ia terpaksa melakukan hal curang. Yaitu memakai uang kas club untuk membayar kekalahannya. Dan akibatnya ia diasingka
ik rolling speed. Di mana ia akan menggantung gas saat menikung dalam kecepatan tinggi. Teknik ini lakukan agar tenaga mesin mobil tidak melem
mengalahkan pembalap-pembalap lainnya. Khususnya Brandon Sanjaya. Kakak almarhumah Aliya Sanjaya yang br
ak bisa menginjak gas. Alexa gelagapan. Laju mobil melambat dan ia mulai tertinggal. Tidak bisa. Alexa berusaha menarik kakinya sekuat mungkin. Ketika sesuatu itu tidak juga melepaskan kaki
xa, kok si Mbok
a berani dirinya melakukan hal sedurhaka itu.
ermimpi rupanya. Sebentar... sebentar menendang Mbok Sari? Kaget Alexa memandang ke samping. Ia melihat Mbok Sari merin
xa tadi lagi mimpi, Mbok." Alexa bangun dengan grubukan.
exa mencium lengan Mbok Sari yang tidak sengaja terkena
ni air minum untuk Non sampai tumpah. Tapi ini udah siang, Non. Non
yang memindai jam dinding di sudut kamar. Masih pukul 05.05 WIB. I
am 5 lewat, itu namanya sudah siang. Dan orang yang bangun di atas jam
lum sempat matuk." Alexa kembali membuat alasan. Namun ia tidak jadi melanj
rim laporan jelek pada papamu?" Kalimat yang diucapkan Pak Hamid seketika membuatnya kecut. Apalagi ketika mendengar nama papanya
rti ini? Bukan saingan mematuk rezeki bersama ayam bukan?" Alexa mencoba bergurau demi mend
ring yang berguguran. Kamu sapu semua daun-daun kering itu dengan sapu
rumah rupanya. Menunggu terang pun seharusnya tidak masalah bukan?
mubazir. Ntar sore juga bakalan berjatuhan lagi daun-daunnya." Alexa mencoba memberi alasan. Daripada setiap pagi d
pagi hari, siang atau sore nanti Non mandi lagi tidak?" Alexa terdiam. Pak Hamid i
tnya. "Seperti itulah jawaban Bapak mengenai daun-daun
sesuatu, sama persis dengan papanya bukan? Tidak di ibukota tidak di k
enanti. Yaitu membersihkan halaman rumah. Ia harus melakukan semuanya secepat mungkin. Menurut Mbok Sa
i ia lihat juga jarang menggunakan kebaya-kebaya seperti ini lagi. Kemarin secara selintas saat melewati rumah-rumah penduduk, ia melihat gadis-gadis sebayanya lebih banyak menggunakan kulot dan tunik panjang. Sementara kaum ibu-ibunya mengenakan daster, gamis atau terusan. Hanya dirinya saja yang kerapian me
k hingga ke tulang. Alexa celingukan. Tidak ada orang di teras ini. Baguslah, dengan begitu ia bisa berolah rag
ng berfungsi untuk menjaga keseimbangan saat akan menyerang ataupun bertahan. Walau tentu saja gerakan
ih menggandrungi seni bela diri dalam negeri yaitu pencak silat. Menurutnya gerakan-gerakan pencak silat itu sangat indah, ma
ama kelamaan ia berhasil menyiasatinya. Semakin lama kini gerakannya semakin cepat. Demikianlah dalam lima belas menit terakhir ia telah berkeringat akibat latihan pencak silatnya. Setelah merasa tubuhnya bugar, barulah ia m
Ia pun mulai berjalan mengendap-endap menuju pintu penghubung belakang rumah. Tepat ketika pintu penghubung terbuka, ia segera mengayunkan batang sapu lidi kepad
ah seseorang yang bertubuh besar, menangkap pergelangan tangannya dan memutarnya ke belakang punggungnya. Walau kaget, namun Alexa ti
sekali lagi, menahan gerakannya. Ada Bagus yang berdiri di belakang bayangan gelap
ng nyerang gue!" sembur Alexa kesal. Ini orang kagak ada peka-pekanya jadi ma
ni bukan maling. Ini Pak Je
g udah mengendap-endap di rumah Pak--Akung," semburnya k
itu periuk. Jangan sembarangan mengganti nama pemberian orang tua saya. Mengerti kamu!" Sambil menggeram marah, si Belanga ini menekuk
ng! Ngerti lo!" Alexa memalingkan wajah ke samping. Dengan berani menantang tatapan si Belanga yang masih saja m
nyapu ujung hidungnya. Juga kedua bola mata segelap malam yang menatapnya muram. Maling sekarang pada t
lagi, maka akan saya rem
rang