SyasaRanni
Anda mungkin suka
ISTRI YANG TERSAKITI
langit senja "Malam ini aku ada dinas ke luar kota! Kamu jangan menunggu ku karena aku tidak pulang!" pamit Mas Arga, lalu pergi menggunakan mobil nya.
Alasan keluar kota hanya alibi ketika dia menginap di rumah selingkuhan nya.
"Awas saja kamu, Mas. Aku sudah tau kemana kamu akan pergi, rumah yang kamu belikan untuk selingkuhan mu itu. Aku sudah tau semuanya!" senyum tipis dengan dada yang membara ingin segera melabrak suami yang berselingkuh di belakang nya.
Jam sudah menunjukan pukul 04:00 dini hari, Vika ingin segera menuju ke rumah selingkuhan suami nya.
Tiba-tiba anak-anak nya terbangun dan ingin ikut Vika pergi, karena tidak tega meninggalkan sang buah hati di rumah. Vika membawa kedua anak nya.
Di saat Vika tiba di rumah sang pelakor, Vika meminta kepada anak-anak nya untuk menunggu di luar rumah agar tidak menyaksikan pelabrakan yang dia lakukan.
Vika mengetuk pintu rumah itu dan betapa terkejut nya dia, ternyata suami nya lah yang membuka pintu itu dengan bertelanjag dada.
Vika masuk dan bertambah syok melihat wanita berada di ranjang dan tidak mengenakan apa-apa.
Walaupun dia sudah tau kalau suaminya berselingkuh di belakang nya tapi tetap saja hati nya sakit melihat secara nyata semua ini.
Di saat Vika ingin menjambak rambut sang pelakor, Arga terlebih dulu menampar dan memukuli Vika hingga tak sadar kan diri.
Dan ternyata aksi itu di lihat oleh kedua anak-anak Vika.
Mereka menangis melihat Ibu mereka dikasari oleh Ayah nya sendiri.
Saat Vika terbangun dari pingsan nya, ternyata mereka telah berada di rumah. Vika memeluk anak-anak nya yang masih menangis.
Vika menatap tajam ke arah Arga yang hanya bersantai dan tidak ada rasa kasian di wajah nya kepada Vika.
"Aku minta cerai! Aku sudah tidak tahan lagi bertahan dengan laki-laki brengsek seperti mu, Mas!" pekik Vika.
"Cerai? Jangan harap aku akan menceraikan mu!"
Bagaimana nasip Vika dan anak-anak nya selanjut nya baca terus hanya ada di BAKISAH!! Bersamamu Memeluk Luka
Hello tyas Suka hujan, tapi tak suka kebasahan.
Suka sepi, tapi tak suka kesepian.
Suka rindu, tapi tak suka perdebatan.
Suka bersama, tapi tak suka disamakan.
Suka berdua, tapi tak suka di duakan.
Namaku Hanum Raharja, Aku bukan gambaran wanita sempurna. Aku hanya mewakili ribuan wanita di luar sana yang tak mampu berkisah tentang perihnya sebuah luka.
Dibanding untuk meratapi sebuah penghianatan, aku lebih memilih mementahkan semua tuduhannya terhadapku.
Aku memang tak Sempurna, namun jika hina di anggapnya sebagai mahkota.
Maka akan ku tunjukkan siapa Ratu yang sesungguhnya.
"Bukankah itu yang selalu kamu tuduhkan padaku? Aku hanya berusaha mementahkan tuduhanmu, agar tak menjadi fitnah." Hanum.
Aku tak peduli, meski bersamanya aku hanya akan memeluk luka. Make You Fall in Love
Y&M "Hei, kau baik-baik saja?
Sharon mendongak dan bertemu mata hangat Jeremy. Tanpa sadar dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Jeremy dengan lembut mengantar Sharon ke dalam kamar. Dia berpikir jika istrinya pasti merasa lelah dan butuh istirahat sekarang.
Mereka berdua lalu duduk berdampingan di atas sofa yang menghadap ke tempat tidur king size kamar mereka.
Jeremy memperhatikan bahwa Sharon lebih banyak diam dari biasanya. Gadis itu pasti memikirkan banyak hal di dalam kepalanya dan karena itu, Jeremy ingin mencoba meringankannya.
Menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, berharap cara itu dapat menenangkan dirinya.
"Sharon." suara lembut itu berhasil menarik perhatian Sharon, membuat kepalanya yang tadi tertunduk sekarang sudah terangkat untuk menatapnya.
"Aku tahu kau dipaksa untuk menikah denganku...tapi aku harap kau mau memberiku kesempatan, setidaknya untuk menunjukkan betapa aku benar-benar mencintaimu, Sharon."
Sharon tertegun, dia dapat merasakan ketulusan di dalam setiap kata yang keluar dari mulut suaminya.
"Kak Je..."
Jeremy mengambil tangan Sharon lalu meremasnya pelan, memintanya untuk tetap diam dan mendengarkannya sampai selesai.
"Aku tahu, biarkan aku mencintaimu. Seperti katamu...satu tahun...beri aku waktu untuk membuktikannya. Jika masih belum berhasil, maka semua keputusan akan ku serahkan kepadamu."
Sharon menggigit bibirnya agar tidak mengatakan sesuatu yang akan dia sesali pada akhirnya. Melihat mata memohon itu, membuatnya berjuang. Dia ingin mengatakan YA, tapi dia juga ingin mengatakan TIDAK pada saat yang sama.
"Kau tahu betapa aku mencintaimu, kan?" Jeremy bertanya, sekali lagi Sharon menekan bibinya dan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Aku tidak akan pernah memaksamu untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin kau lakukan, Sharon. Seperti yang aku katakan, aku tidak memintamu untuk membalas cintaku. Hanya biarkan aku menunjukkan betapa berartinya dirimu bagiku." Jeremy bergumam sambil berlutut di depan Sharon.