Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Shaka

Buku Shaka(1)

I won't to erasse you

I won't to erasse you

Anak muda
5.0
I won't to erasse you Cinta itu datang dengan tiba-tiba. Berawal dari bercak warna-warni kemudian membesar menggambar rupa seseorang. Seseorang itu terus saja tumbuh memenuhi rongga hati. Hingga pada akhirnya, tak ada lagi tempat untuk menyimpannya sendiri. Apa cinta itu harus diungkapkan? Sementara prinsip cinta dalam diam telah lama adi teguhkan. Kisah cinta dalam diam, kisah yang menelan manis pahit rasa sendirian. ** “Cinta itu seperti pedang. Kalo semakin dekat, artinya semakin diasah, maka akan semakin tajam. Kalo sudah tajam terus dipendam, nantinya malah menusuk ngelukai sendiri.” Mereka bertemu di sekolah, netra pria itu menangkap wajah gadis cantik tak berhijab yang ternyata mampu menyipratkan warna tak beraturan di hatinya. Namun, gadis itu terlalu menghawatirkan untuk di cintai. Ia menarik ulur hatinya sesuka hati. Gadis itu adalah Elisha, gadis yang nampak yang seperti bunga mekar dimata pria itu: Latif, seorang ketua Rohis yang teduh dengan segala kesholehannya. Akan selalu ada canda yang Elisha tuangkan pada Latif. Tak peduli jika pria itu membentangkan garis pembatas sehingga selalu memasang wajah datar. Itulah kenapa Latif tak bisa menghalau datangnya rasa cinta. Tapi apa cinta itu berjalan sesuai keinginan? Ternyata ada pria yang lebih dulu hadir sebelum Latif. Pria yang mencuri perhatian Elisha, dan menjadi topik dalam puisi yang Elisha tulis. Pria itu berandal yang merupakan penghancur persahabatannya. Pria yang menjadi salah satu alasan Elisha di paksa pindah sekolah. Prinsip cinta dalam diam mulai digoyahkan, ketika ada ketakutan cintanya tertambat pada hati lain. Cinta dalam diam seharusnya tak berharap apa pun, karena cinta yang tak diketahui keberadaannya adalah cinta samar bagi yang dicintai. Hanya ada du acara untuk mencintai, halalkan atau ikhlaskan. Latif akan selalu menjadi apa yang Elisha butuhkan. Teman, sodara, bahkan imam. Ia akan selalu ada, menjadi matahari yang menyinari kemana Elisha akan pergi. "...merangkul masa depan, Ingat saya sebagai seseorang yang mencintai kamu. saya bersyukur bisa bertemu dengan kamu."