Why Im Fall For You
. Namun, bukan si ruangan yang menjadi titik fokus mereka, melainkan penghuni di dalamnya. Seorang lelaki dewasa tampak tengah duduk di salah satu dari empat kursi yan
a yang sedang duduk di satu kursi. Luna langsung merasa jengkel saat menatapnya, meski dia tetap bisa menahan perasaan tersebut demi etika sopan santun
masuk dan
angkah cepat tanpa ragu ke arah pria itu dan duduk di atas kursi yang tepat berada di depannya. Sementara Emili memilih untuk mengambil jarak beb
tap lurus pada pria dengan raut w
apa sya
egitu pun dengan Aria yang sama sekali tidak menunjukan raut selain ekspresi datar pada gadis itu. Dia
enganku selam
pandang pada pria di depannya. Sementara Emili pun menatap keduanya tanpa kedi
g menghinaku?
pernikahan adalah s
Sementara Luna terdiam. Dia sungguh tidak menyangka dengan kata-kata yang dilontarkan oleh pria aneh sombong itu, yang mensyaratkan hal sakral untuk perjanjian mereka. Meski dia
ahan itu sendiri. Kau gila ya? Mengajak orang asing hidup bersama
k dia kendalikan meski rasa
lisnya terangkat "Aku tidak mau memaksamu untuk menerima tawaranku sih
disertai senjata api teracung di tangan yang diarahkan pada kepala Aria. Namun begitu, dua orang pria di dekat jendela pun l
eberapa detik kemudian. Sementara pria di depannya tampak tidak bereaksi sama sekali. Konsisten deng
?!" Luna memukul
terancam?"
yang membuat gadis di depan
n? Dengar orang asing, aku tidak mau m
gitu juga dengan Emili. Dia memasukan kembali senjata api ke dalam saku
menerima tawaran
mendorong pintu ballroom dan meninggalkan orang-orang di sana. Aria j
uduk di kursi seusai Luna telah masuk lebih
up lama tanpa mengatakan apapun. Begitu juga dengan Emili yang belum mengeluarkan sua
" Akhirnya dia bertanya. Den
-baik sajanya, aku baru menyadari bahwa kau seharusnya tidak memanggilku '
uan, juga kaget karena Emili menginjak rem seca
arang? Nyonya? Kalau kau tidak bilang, aku tidak sadar. Maafk
Kau bisa memanggilku senyamanmu. Aku
agetkan karena suara bunyi klakson mobil berisik di belakang sana. Emili segera menginjak pedal gas kemb
an tetap menolak tawaran pri
di, Luna memutuskan untuk singgah sejenak di sebuah kafe sebelum pulang k
akan
abak kacang beserta dua gelas air putih dan dua cangkir kaf
gera melenggang pergi. Namun tak lama saat Emili dan Luna sedang mulai menyantap menu pesanan mere
h tidak sengaja! Seben
bawanya tumpah dan sebagian mengenai pakaian seorang lelaki yang ditabraknya. Luna dengan cepat berinisiatif bangkit dari kursi dan me
ikan barang bawaannya yang berserakan. Dan tanpa disangka, pri
tatapan matanya bertemu dengan pria tersebut.
na