icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Why Im Fall For You

Bab 4 Luka yang bertambah

Jumlah Kata:1041    |    Dirilis Pada: 28/11/2022

ul

sedang membayangkan email tanpa nama pengirim yang diterima semalam. Namun karena saat itu baru bangun dan kurang terkendali, maka dia pun jatuh dari ranjang sebelum meraih benda yang hendak dijangkaunya. Beruntungnya ranjang tempat tidur itu tidak terlalu tinggi. Ia mengaduh pelan sambil memeg

tol yang tersedia di atas meja kecil, setelah mengucek mata. Sangat salah dirinya jika

uka laptop untuk memeriksa email. Itu bisa ditunda. Lagipula saat melirik pada jam di dinding kamar sekilas, waktu masih sangat pagi. Meski ia juga tidak

pun kehilangan jejak, tak tahu lagi harus mencari ke mana perginya tiga pelaku tersebut. Ini menjadi kebingungan tersendiri bagi Luna karena ia tak menyangka bahwa tiga karyawannya tersebut sungguh di luar dugaan. Memiliki kema

g masih bisa diperbaiki meski nyatanya itu sungguh terasa rumit bagi diri Luna. Menghadapi masalah besar, ia berusaha untuk hanya mengandalkan

ubuh dengan sabun ketika mandi. Saat itu juga, ia tetiba terpikirkan untuk bertanya pada seseorang mengenai email yang diterimanya. Dia butuh saran menyikapi sura

satu-satunya cabang restoran miliknya yang tersisa. Akhir-akhir ini semenjak kasus penggelapan dana restoran terbongkar,

ah sarap

asi wajahnya. Wangi harum nan lezat menguar dari tangannya yang memegangi sebuah nampan berisi menu sarapan yang biasa dia bawakan seperti kebanyakan pagi hari untuk puterinya. Ya, tetapi hanya ketika dia sedang sehat seperti sekarang. Terkadang

ah repot-repot membawakan makanan untukku setiap pagi. Ma

buk memandangi layar alat elektronik di hari yang masih sangat pagi. Meski begitu, pemandangan tersebut bukanlah hal baru bagi ibunda Luna. Hal itu justru

an memiliki ujian hidup yang bertambah, setelah ke

terpeleset dan menyebabkan tubuhnya terdorong ke depan. Kepalanya membentur tepian ranjang dengan suara yang cukup keras saat

ibunya yang terbaring langsung tak sadarkan diri di de

! Bibi to

datang bersama adik pertamanya. Mereka segera membawa wanita itu ke rumah sakit saat itu juga. Dalam perjalanan, Luna tak kuasa menahan emosi serta air matanya yang men

it Santo

paruh baya itu terlihat diam satu sama lain. Hanya sesekali saja Fero yang melirik kakaknya dengan raut yang amat tak tenang. Sementara wajah Luna sudah basah karena air mata sedari

dua anak itu. Dia pun tak lagi berani bertanya setelah sebelumnya me

tim medis yang menangani ibu mereka membuka pintu ruangan terse

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka