icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Desahan Sang Pejantan

Bab 2 Sentuh Aku, Bang!

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 20/11/2022

ngat masam dan tidak bergairah sama sakali. Langkahnya yan

ar mau untuk berbuat romantis. Namun, untuk membangkitkan nafsunya san

emvonis padanya, kalau dia tidak akan bisa memiliki anak lagi setelah p

ia hampir dua puluh tahun. Karena hal demikianlah akhirnya menjebak aku dalam sebuah

rangsangan darinya. Sembari mendudukkan badan, Miko—suamiku menimp

in maem," ucap

Kan, bisa, Ma

a pacaran dulu. Padahal, Mawar udah besar. Harusnya, k

di sini, dong. Ada anaknya yan

, kan, sama anaknya,

npa mendapat suapan darinya. Padahal, aku sangat berharap kalau dia m

k lagi, tetapi tidak pasrah juga dalam menghadapi hidup ini. B

anak lagi, Miko seperti kehilangan kesadaran. Bahkan, dia sempat kehilangan kendali dan se

tidur berdua. Sementara Mawar masih sibuk main ponsel di atas

ng selama satu bulan penuh. Hari-hariku terasa sangat hampa tanpa kehadiran seo

takan oleh sang suami ketika pulang kerja. Posisi kami saat ini

iku lengan sang suami dengan sa

...," g

sesuatu, boleh?"

Ma. Udah malam ...

a perkasanya sama sekali jadi laki-laki. Hmmm ... pad

ya menatap foto-foto masa lalu. Terlihat jelas kalau di dalam album

emberikan keindahan bersama cakrawala yang mulai merah. Embusan angin

an tangan di sebuah pantai memerlihatkan kemesraan. Akan tetapi ha

i. Dengan cepat, aku menyibak air mata dan mengeluarkan isak tangis

menoleh. "Eh, Ayah. Kenapa belum tidur? Kan

depan sini, aku mau

hirnya kami saling tukar tatap, akan tetapi aku tak m

mong apa?" ta

skan sangat lambat. Menggunakan tangan kan

, Yah?" ta

uk melayani maumu malam ini. Sayang, a

ghentikan itu. Secara saksama, kedua bola mataku mulai be

karang aku paham, kalau tidak akan m

r sejurus dari netra. Sang suami menyentuh pipiku, dia m

a kamu. Aku sangat sa

ya mengangguk. "Iya, aku

melihat suamiku menangis. Seumur hidup, dialah sesosok laki-laki yang tak pernah m

dan mengelus penuh kasih sayang. Meskipun pikiran menerima, hati

u itu, bukan hanya sekadar pelukan

uami yang ternyata sangat sedih. Seperti berat hati, dia

ke mana, Yah?" ta

ini, kita pisah ranjang saja. Biarlah aku tidur di kasur sebe

mau tidur sama kamu, j

jang kami berdua. Aku pun menatap sang suami yang menenteng bantal

ngit kamar tidur. 'Tuhan ... kenapa rumah tangga hamba menjadi s

sang suami, dia lebih memilih tidur sendiri karena tak bisa mela

arus bertanya kepada siapa perihal jeritan hati ini. Harapan indah untuk be

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka