Desahan Sang Pejantan
k melalui lubang ventilasi, seakan memberikan cinta dan keindahan saat cakrawala mula
bari memecahkan teka-teki perihal pertanyaan yang datang secara bertubi-tubi. Bagaima
anapun juga, ini adalah sebuah takdir yang harus kujalani. Tatapan sejurus pa
ama, membuat aku yang semakin kesepian, tak pernah lagi mendapa
elipat handuknya menutupi setengah badan. Entah kenapa, sejak dinyat
dia pun tak ada niat lagi berhubungan denganku. Biasan
i dalam lemari kaca. Langkahnya sedikit menyeret, membuka tempat
i sang suami. Hati berharap, kalau sang suami mau memb
akan hatiku. Dengan sangat lembut, aku memeluk sang suami dari belakang badan
engan sangat manja, aku menyembu
gai balasan, dia
sekali? Bunda kangen ... banget semala
mu jaga diri baik-
mana?" Sebagai seorang istri,
ian, karena tak dapat dipisahkan oleh
n itu. Dia berjalan menuju meja rias yang dipenuhi alat make-up m
a dan memeluk dari belakang. Meskipun haru
sama Ayah," rayuku lagi
ku bergetar hebat saking bahagianya. Ternyata sang suami mas
Aku akan pergi, dan tak tahu
e
i ini sangat kencang bagai kendaraan yang akan berperang. Tanpa mampu berk
rasa, kedua bola mataku meneteskan bulir bening hingga membasahi pipi. B
enuh hati-hati. Kemudian sang suami menyibak air mata
, aku cuma bercanda," ucap sang
t. Tangisan ini pecah di pundaknya, tak terasa
i yang dulu, tidak ada yang berubah. M
selalu bercanda setiap malam. Curhat dengan semua ma
nya ditakdirkan sampai Mawar berusia dua puluh tahun. Aku lelaki
lebih deras. Tanpa basa-basi, sang suami melepas peluka
embalas kecemburuanku pada angin, yang
ng suami menyentuh pipi ini, dia me
ri ini libur kerja?"
udahlah, jangan manja banget. Sekar yang aku kenal adalah wanita tangguh,
kelopak dan menyaksikan sang suami sim
Sayang. Emmmuach ..
sallam ...,
a aku, masih menahan kesedihan dan hanya bisa mendudukkan badan di atas ranjang.
'Tuhan ... lindungi suami hamba. Dia adalah seorang malaikat dalam hid
a diri untuk segera ke luar dari ambang kamar. Dengan mengambil bandana d
ia memainkan ponselnya sembari menatapku dengan penuh hati-
seperti menangis gi
gi susah tidur aja, jadi
Mama lagi menangis, kan? Kenapa lagi,
ah orang dewasa. Kamu enggak boleh tahu, ma
itu, Ma. Sampai-sampai, Mama enggak b
. Pasti kamu juga akan lebih memilih diam,
eskan air mata. Ternyata, anak gadisku
ng jangan sembunyikan masalah sekecil apa pun tentang lak
emeluk sang anak. Tangisan pecah di pu
ambu