Sebatas Istri Bayaran
read
amah itu tidak datang membawa kabar baik. Buktinya sekarang dia malah harus berpikir keras karena rumah yang ia tempati
ak akan membaik," keluh
Rey tidak memiliki banyak kenangan indah bersama orang tuany
rnya keluar dari rumah. Dia sengaja pergi meninggalka
dak punya apa-apa lagi. Harga dirinya adalah yang pal
cukup murah walau memang tidak senyaman rumah yang dulu tapi
juang mencari pekerjaan untuk bisa bertahan hidup. Tidak b
pecat!" teriak wanita itu mem
at kerjanya karena membuat masalah. Ini bahkan suda
. Jika saja dia bisa lebih sabar mungkin nasibnya tidak akan sebur
am. Melihat beberapa orang yang tertawa lepas bagaikan tiada
sedia menjadi tempat beristirahat Rey. Dia mendudukk
lam tiba hanya segelas air putih yang mengisi perutnya. Rey kembali ban
ya dia ingin makan lebih dari itu namun jika dipak
ja suda
a tiba-tiba duduk di depan Rey. Kunyahan Rey
i?" kata pria itu membu
seperti itu. Seorang pria tampan yang mungkin berusia tiga puluh tahunan k
in di meja ini?" Pria i
makannya yang sempat tertunda. Mengab
lebih baik dari ini?" tanya
rimanya dengan senang hati," kata Rey tanpa pikir pa
cari tempat makan
malah mengiyakan denga
engan seseorang yang tidak aku
sa saja dia seorang pria mesum yang akan berbuat jahat padanya. Rey s
berkenalan dengan Rey. "Julian Narendra," katanya lembut namun terkesan tegas. "
matanya lucu. Gawat! Padahal Rey sudah pergi s
kut denganku dan aku akan menceritakan semuanya." Entah itu
etap mengangguk dan ikut bersama pri
*
i balik kemudi mobil. Syukurlah, Rey bisa bernapas lega. Dia dalam keadaan ter
atu orang yang sangat berharga dalam hidupku," kata
ndangannya ke depan. "Bukankah itu mema
ut wajah Julian yang semula sumbringah berubah sendu. Dia menarik napas pelan. "T
ahu harus berkata apa. Bahkan dia sendiri pun masih
n dan Rey berhenti di depan
ini?" tanya Rey sesaat se
gnya k
at tampilanku?" tany
hat sangat mahal sementara Rey hanya menggunakan t-shirt dan celana pendek
senyum. "Kau tetap
isik pelan, "Kuharap kau tidak malu karena membawaku kemari." Setelahnya Rey masu
namun dalam hatinya menjerit. Andai dia bis
la
ng lebih pantas lagi saat melihat meja
tahu jika Rey sudah tidak saba
ehka
tu,
u. Setiap suapan begitu memanjakan lidahnya. Tak peduli dengan
ng singkat, Julian mengantar
tanya Julian sesaat set
Julian. "Terima kasih untuk hari ini, Pak Julian. Aku akan mem
ggu,
n melangkah masuk ke d
pa?" t
autan. Seperti seseorang yang sedang gugup. Dia mengh
...," kata Julian menjeda ucapannya sebentar. "Dan sekarang aku
at satu alis
kan mereka lewat dirimu,
e co