Kisah Ustadzah yang menjadi Wanita Binal (Cerita Pahit Eks.Dolly)
A
a-
i terasa seperti dibakar di bawah terik matahari. Dengan pakaian yang pendek lebih memudahkan aku melompat dari kamar mandi lantai dua, kemampuan darimana aku tak tahu,
eperti tidak menghiraukan ketika kulambaikan tangan. Terbesit sejenak takut malah aku dijahili orang dengan pakaian ya
ihat Jono dan Joni berlari melihatku, aku berusaha la
nti jika aku tertangkap dan disiksa. Aku ingin bersembunyi tapi tak tahu dimana, rumah-rumah disini sangat sepi dan kebanyakan tertutup. Peluh keringat
ecak yang kebetulan
tanya Bapak b
awab, tak disangka Jo
bal-abal yang membawa kabur uang
akan kuseret juga ke kantor polisi karena
am kuat oleh Jono dan Joni tak bisa berkutik. Nasib tinggallah nasib, mungkin sudah takdirku menj
lok sekali kau, hahaha," ta
k Wiryo, sudah kugagahi kau
at tersebut sambil menyeret-nyeret tubuhku. Rupanya Tante M
k kan kuberikan ampun akan kuhabisi kedua orang
dan Ibu saya, biar saya saja yan
isa makan enak dan tak perlu susah mencari pelanggan yang berdompet teba
at mendalam kepada Bapak dan Ibu semakin menyiksa relung hati dan jiwaku. Kini, aku ada di tengah pusaran duni
dan menapaki takdirku semampuku. Fikirku ada di awang-awang, jika uang pemberian Tante Meysin nantinya kukirimkan ke dusun, apakah n
yang padat, pendingin di dalam mobil terasa sejuk sekali t
imu karena pak Wiryo akan memberikanmu banyak hadiah jika
te,"jawab
ika kau bisa ditebus pak Wiryo jadi istri simpananny
nan, tapi kau bisa kembali padaku jika kau mau, hahaha," lanjut Tant
*
ang cukup besar menurutku dengan dominasi pintu dan jendela kaca yang sangat besar. Ternyata ketika aku masuk di dalamnya banyak sekali perem
iapa tau mereka memiliki nasib sama sepertiku. Ada seorang perempuan yang tiba-ti
iliranmu," jawab Tante
an hampir telanjang di dalam rumah Tante Meysin. Apakah mereka datang dengan kemauan sendiri, atau
siapapun disini jika kau mau, tapi jangan pernah kau coba kabur karena pasti akan
bersihkan tubuhku, sambil melakukan nasibku yang kini aku jadi sangsak pelampiasan pak Wiryo. Tante Meysin menjelaskan kepadaku, bahwa selama sebulan kedepan setiap
*
berdendang sangat kencang, kulihat ada sekitar sepuluh perempuan-perempuan cantik dengan pakaian yang mengundang syahwat laki-laki yang memandang sedang duduk berjajar di atas sofa. Seakan mereka sedang
n segelas susu. "Makanlah dulu, pak Wiryo akan datang pukul sepuluh malam, jangan lupa h
udah sangat pasrah dengan takdirku, semoga nanti ada jalan untuk seke
la yang luas dan rendah, kecuali ventilasi kecil yang tertutup dan posisinya sangat tinggi diatas. Untuk keluar pun hanya ada satu jalan dan di depan juga bany
bangka itu. Guyuran air hangat yang mengalir begitu nyaman, setelah selesai mandi aku melilitkan handuk untuk menutupi tubuhku. Baru k
andi terlalu lama,
an takut, kemarila
B
ikan
elanja apapun yang kamu suka, aku pergi dulu,"
ntah berapa jumlahnya. "Terima kasih banyak pak," ucapku singkat sambil mencium tangannya. Entah kebiasaan untuk sopa
ahan, yang penting kau sehat sehingga kapanpun aku mau, kau siap untukku," jawa
r sepi seperti malam hari. Aku bangkit dari kasur dan bersiap untuk mandi. Kuakui kehidupanku disini kurasakan memang jauh lebih enak daripada di dusun, kamarku sangat luas lebih luas dari rumah bambuku yang ada di dusun. Segep
kugunakan untuk merawat dan mempercantik tubuhku. Aku juga tidak ingin kalah dengan teman-teman yang lain disini agar aku bisa mendapatkan pelanggan sekelas pak Wiryo yang tidak pelit uru
bentar saja dan menitipkan uang untuk dikirim ke dusun?,
mu? Mudah bukan," jawabnya sambil ter
wara kepada Bapak atau Ibu, mohon percayalah padaku
ama Jono, pakailah untuk menghubungi orang tuamu dan lebih utamanya gunakan komunikasi
i pulsa ke Mbak Denik,"
umah Tante Meysin sangat besar menurutku, ternyata lingkungan sekitar rumah juga hampir sama dengan rumah Tante Meysin yang didominasi pi
l mungkin jaraknya kurang leb
ni mau beli pu
b wanita seumuran ibuku y
esa," jawab
neng betah ya di Dolly? Apalagi ikut
ri belum tau, yang jelas dari rumah di sekitar kulihat memang rumah Tante Meysin yang paling besar dan bagus. Secara tidak langsung aku
ena Tante Meysin mengambil jatah uang yang banyak dari penghasilan sehingga dia mencukupi semua setiap hari. Aku naik keatas ke dalam kamarku yang posisinya ada di
baru kemarin ya,
" aku takut
juga jika kau suka, tapi jangan sampai kau memakai obat ya itu larangan dari
bak," izinku
andphone berbunyi dan terter
sambil memencet tombol p
tidak suka wanita aneh-aneh, usahakan kau melayani pak Wiryo dengan maksimal karena d
tuku sendiri. Hatiku seakan sudah jauh dari iman, aku merasa jika pak Wiryo selalu terpuaskan denganku maka dia akan t
hanya ingin berbicara sebentar untuk memberi kabar kepada Bapak agar tidak khaw
h baik, kabar Bapak dan Ibu bagaimana?," kutaha
hampir saja berangkat ke Surabaya untuk nekat mencari rumah Sulkan, kurang ajar sekali n
g dari Zahroh ya pak nanti belilah handphone agar bisa berkabar dengan Zahroh, sisan
hroh, simpanlah uangmu, bagaimana
mpanlah uang Zahroh pak karena Zahroh tidak pan
berbicara, aku tutup telepon Bapak da
Minta tolong kirimkan nomor Pak Wiryo agar aku
girimannya nanti kau bisa ambil ke ruanganku di bawah, oke ini nomor pak Wiryo
in sisi aku juga bahagia aku punya banyak uang walaupun harus mengorbankan harga diri, kehormatan, dan keh
epalang pintu kamarku tiba