icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kisah Ustadzah yang menjadi Wanita Binal (Cerita Pahit Eks.Dolly)

Bab 3 Kubang Lumpur Dosa yang Menganga

Jumlah Kata:2094    |    Dirilis Pada: 22/10/2022

B

Lumpu

Za

uhku langsung ambruk, pandanganku gelap,

u serasa sulit sekali digerakkan. Kucoba semaksimal mungkin bangun, namun tulangku rasanya ke

seperti terbuka, sontak kupejamkan mataku dan pura-pura tertidur. Entah

m ada pengalaman, kasihlah lima ratus bos s

ransfer cash ke rekeningmu yang penting aku terima

ahkan pada kami ahlinya,"j

terkunci r

. Spontan kuingat wajah Bapak dan Ibu di desa sambil menyebut nama A

padaku? Apakah aku dicuri ? Segenap pertanyaan berkecamuk di fikiranku. Saat ini, aku berusaha

ka wanita yang menyambutku ketika datang tadi membuka pintu dengan ka

sudah tidak berdrama pura-pura tidur

laksanakan semua perintahku," hardik wanita itu kepadaku. Ucapannya sangat sadis dan entah aku tidak paham apapun yang dia maksud. Rasanya aku ingin pergi tapi

kasihan kepadanya agar mengantarku pulang kembali ke desa. Wanita itu memang sudah aneh sejak awal kulihat, entah dia istri pak Sulkan atau bukan aku tidak tahu. Pakaian

ta kuberi, pulangkan aku ke bapakku,"

jual Sulkan kepadaku karena hutang Sulkan yang menum

si, kembalikan aku pulang ke desa," aku

n dapat banyak uang. Lagian gadis desa macam kamu apa bisa melunasi

" kubuang ludahku ke arah kiri. Baru kali ini dalam seumur hidup aku bertindak sangat ku

dengar umpatan yang dilontarkan kepadaku. Belum pernah aku mendengar kata sekasar itu, bahkan Bapak dan Ibu tidak pernah bertindak kasar kepada

, ini masih permulaan, nikmatilah lama-l

asuk ke dalam kamar yang lebih luas, entah apa yang ter

n keras. Aku sudah berpakaian sangat tidak sopan, kerudungku dan bajuku entah kemana, rambutku sudah tergerai, b

tidak ada pakaian samasekali, akhirnya kuambil sel

intu pun terkunci. Aku sudah mengira bahwa ini hanya akal-akalan pak Sulkan untuk membohongi Bapak. Kini, aku sudah tak tau apa yang harus kuperbuat. Kupertaruhkan

di kota ini, berikan yang terbaik maka kau akan kuberi imbalan yang besar, jika kau tidak menurut

an dengan kondisi seperti itu, biar kau ramai-r

untuk membahagiakan kedua orang tuaku. Kehormatanku sebentar lagi akan hancur. Aku akan jadi sampah

bisa berfikir jernih. Iman ku yang selama ini kuat tak mampu membuat otakku berfikir, sebenarnya apa yang terjadi pada diri

i masuk ke dalam kamar. Aku buru-buru mengusap air matak

..," sapa laki-laki itu samb

B

rika

rasa ingin membunuh diriku saat ini jika ada benda tajam di dekatku. Namun sayangnya tidak ada alat yang bisa kupakai untuk me

uruk ini menimpaku. Impian menjadi seorang ustadzah di pesantren hanyalah harapan semu, mimpi untuk membahagiakan Bapak

tau memang benar masih lugu,"kata lelaki

merasakan tubuhku sangat panas dan g

*

. Kini aku merasakan sakit jiwa dan ragaku, aku mengalami tekanan batin yang luar biasa. Aku tidak ingin melakukan apapun, tidak ingin membersihkan diriku, percuma aku sudah kepalang kotor dan najis. Aku tidak ingin berdoa l

depanku, aku menangis histeris menyesali semua yang telah terj

u akan melayani Pak Wiryo lagi!,

dia mencari pelampiasan di luar rumah. Aku sudah tidak habis pikir dengan kehi

erpendam yang luar biasa di balik ker

a menghasilkan banyak uang untuk dirimu sendiri, kuberikan kau dua puluh juta na

kan jadi primadona disini dan tentunya kau akan bergel

, jangan lupa kau harus mengganti bajumu dengan model baru, seperti rok mini da

terbesit ide untukku nanti ketika aku di pusat perbelanjaan aku akan

a luar, memiliki rencana kabur dari Tante Meysin di pusat perbelanjaan kota besar apakah

*

a memakai baju yang seperti ini. Mana mungkin aku keluar bertemu orang banyak dengan memakai baju yang rasanya seperti

jika kau mau,"

arang, baik bukan kau yang aku bunuh tapi Bapak d

aku yang taat dan berbakti mendapati hidup yang buruk, andai waktu itu Bapak menolak permintaan pak Sulkan yang keji itu. Andai

ngisi ruangan ini dengan perabotan seperlunya agar aku tidak bisa berulah. Tentunya dia juga sudah lebih faham apa yang harus dikerjakan agar ta

ta akan bersenang-sena

barang premium bos," ujar salah s

ulat-bulat. Aku tidak terbiasa memakai sandal yang berhak tinggi, biasanya di dusun aku cukup memakai sandal se

*

ng mata di parkiran yang tertuju padaku. Aku berusaha menutupi tubuhku tapi percuma. Tank top berbahan kaos yang sangat ketat, rok yang sangat pendek, dit

takjub melihat pemandangan yang ada di dalam mall. Lampu-lampu besar yang menyala, deretan penjual baju dan berbagai barang, ba

ntang," kata tante Meysin sambil menarik t

gu di depan," lanju

ertinya kemaluanku sangat perih dan butuh d

ta di depan toilet wanita, jangan sampai dia ka

. Di dalam kamar mandi, aku sungguh tidak ingin melakukan apapun, aku hanya ingin lari dari orang-orang laknat itu. Dengan fikiran yang bingu

anjat dinding dan memecah kaca dengan sandal hak tinggi yang a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka