Kubeli Kesombongan, Gundik Suamiku
nku seakan terbentuk sempurna, yakin dan tekad di dalam hatiku begitu kuat. Siapa pun dia, tetap
lihat dari belakang. Seorang wan
mulus dan seputih pualam. Rambutnya berwarna keemasan ditata serapi mungkin dengan kesan ikal di bagian bawah. Aku yakin, se
ingin tahu, siapa pemilik tubuh ramping nan indah dengan punggung mu
n lantai berhasil membuatnya menoleh. Wanita i
sudah menyempatkan waktu menemui ku!" kat
an kawat gigi yang tampak kekinian. Mata bulat dan lebar yang dibingkai dengan lensa berwarna abu-abu, ny
ndromeda?" tanyaku denga
ari-jemarinya yang lentik dihias nail art berkilap dengan satu cincin berlian
aku yakin kamu sudah pasti tahu kan? Aku i
iku?" balasku denga
rusan lain sampai ke ranjang sekali pun, dia paling puas denganku!" ujarnya seraya tersenyum anggun, ken
ungiku, bukan? Apa kau tahu kenapa? Karena dia adalah milikku, dan kau hanya parasit yang menempeli nya seperti orang tidak waras! Kamu tidak lebih dari benal
i menjadi merah seperti tomat busuk. Sama seperti hatinya, busuk. Biar saja d
hati untukku secara terang-terangan. Dan itu berarti, dia lebih memilihku daripada kamu, Mas Rengga bahkan tidak takut untuk kehilangan jabatan dengan posisi menjanjikan sekarang ini. Kita lihat saja nanti
g tak tahu malu, rupanya dia minim sekali attitude. Aku jadi tahu
ujarku seraya mengibaskan tangan ke arahnya, hingga tak terasa outer di tanganku tersingkap pelan, sehingga tampak dengan jelas, Risa memandang pergelangan tanganku. Di sana, tersemat dengan elegan sebuah i-watch series terbaru yang baru
ggup bayar. Tapi, tidak menutup kemungkinan. Berikutnya malah keteteran. Alhasil, jadi kelimpungan deh, cari putaran gali lubang tutup lubang. Jangan buat suami mu malu lah, bergayalah sesuai keadaan saja! Kasihan jika dipaksakan, nanti jatuhnya BPJS! Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita! Ups! Kan nggak lucu, seorang istri dari ab
an. Aku baru tahu, seorang Risa Andromeda ternyata wanita murahan yang rela menjadi gundik
menatapku dengan pandangan seakan ingin membunuh. Aku pun ti
tidak ada hal lain lagi yang ingin kau katakan, aku pamit pergi. Suamiku sudah menunggu di rumah, kasihan dia sudah menunggu di ranjang hangat kami!" ka
untuk memastikan. Mari, kita lihat! Siapa yang akan dia pilih besok! Dan aku akan membuatmu bercerai, hingga kamu bersimpuh sampai nangis darah, memohon padaku
a oleh-oleh, aku akan menyiapkan kudapan yang istimewa
ja!" Risa tersenyum licik, jarinya yang lentik dia arahkan padaku dengan senyum angkuh. Pergilah! Aku tidak tahan lama-lama memandang wajahmu yang biasa saja itu! Bahka
a dalam mu yang kau obral murah pada suamiku, atau bahkan pada suami orang lain pula, haha. Ya sudah, aku pergi, A
as semua penghinaan ini,
*