Please Love Me, Uncle!
sakit, to
eluk kaki Emilio. Keadaannya begitu mengena
erhatikan, diwajahnya terdapat begitu banyak bintik-bintik merah,
itu mulai menangis kejar, bola mata bulat dan indahnya banyak mengeluarkan cairan
nia, namun naas gadis kecil itu tak sadarkan diri di pangkuann
jalanan, Ania menunjukkan reaksi, gadis itu terlihat kejang-kejang hebat den
sangat k
t tampak menyambut kedatangannya, karena Emil
anak in
Unit Gawat Darurat dengan menggendong Ania kecil,
ya setelah melakukan pemeriksaan. Emilio
rikan pengobatan. Gadis kecil itu kini t
ma. Kecantikan Ania tak pudar meski wajahnya menga
gan tatapan tak bisa diartikan. Gadis kecil ini adalah pasien
tang Ania. Di mana dia tinggal dan siapa keluarganya, semua
an tenang seperti bias
dokter wanita spesialis anak yang pertama kali menyamb
m, menjabat tangan Tiana
mat,
lam
sa bekerja bers
atau tidak Emilio tidak peduli. Yang pasti dia tahu, mereka hanya
ima tahun?" Seseorang bertanya dengan senyuman mengejekn
besar sepertinya, bisa menghilangkan nyawa seseorang." Cibiran
untuk meladeni hal-hal tid
a tidak dia temui. Emilio sangat merindukan
kunjung ke lapas adalah tiga tah
mana kekasihnya berada. Melajukan m
ng dan memberika
melihatnya sudah beb
pengorbanan yang sudah di
ia yang sehebat dirinya da
wang pada kejadia
mbunuhnya. Tidak, Em
lio dan berteriak ketakutan seperti itu. "Hei, ada apa, Jen?" tanya pria beru
u tidak membunuh siapa pun." Isaka
angkit, melepas jas berwarna putih yang dia kenakan, lalu pria
berucap penuh kekhawatiran. Jantungnya berpac
it untuk mengambil mobilnya. Emilio mengemudi dengan kecep
r 207. Kakinya yang panjang perl
nap kekasihnya selama beberap
a
ngan Emilio jatuh begitu saja, seiring de
a dengan mata terbuka di lantai,
merah kental mengalir menodai lantai putih.
eriksa denyut nadi pria
u sudah tak
ia melihat pecahan botol kaca di dekat kepa
dia teringat kekasihnya yang
i keberadaan Jenith ditemani dengan r
lakukan ini. Tidak mung
nith di pojok ruangan. Memeluk dirinya sendiri
epotong pecahan botol di tangan kekasihnya. Itu pasti b
ili
idak, Emilio. Bukan aku... hiks." Dia menangis hebat, tangannya yang terdap
unuhnya. Bukan.
u berkata apa pun. Semua ini terlalu mengej
dak membunuhnya!" Menunjuk tempat
s wanita itu menjatuhkan benda tersebut. "Bukan aku, Emilio. Bukan aku..." Mengge
takut karena Emilio diam saja. Siapa la
gkal bahwa dia tidak membunuh p
uhkan diri dari Jenith, m
gkan kepala dan terisak lagi. "Bukan aku,
dalam, menyiratkan betapa dia sangat mencintai wa
mbunuh se
pada polisi." Pria