Please Love Me, Uncle!
sudah berada di Unit Gawat Darurat. Padahal beberapa detik lalu pria
Mungkin wanita itu sedang memberikan penanganan pertama untuk
ulai melakukan penanganan sesuai prosedur
dengan intens apa yang dilakukan Emilio, mat
lio bertanya, namun tetap fokus
an pandangan. "Keluarganya ada di ruang tunggu, m
ni mati." Emilio berdecih. Miris se
risan, karena itulah menginginkan
langkah besar. "Mulutnya kembali meng
iana yang kini tengah membantu pria tua itu untuk mengeluarkan sem
i sesuatu setelah memperh
h Ronan Albarez, kan? Dia
it
enjadi gila hanya untu
biarkan saja pria
usnya b
ehendak lain. Dia melakukan hal y
," perintah Emilio kepada perawat
lai berjalan keluar setelah Ronan
at Jenith, namun dia tidak peduli dan
enangani su
telinga Emilio setelah t
a itu kembal
ik, sangat tidak sudi m
an ucapannya sendiri. "Maksudku, apa suamik
m hati. "Kau berharap di
dak
murahan seperti itu." Berbalik juga dengan waja
untuk ukuran wanita pembun
timidasi. "Don't call my name with that rotten mo
tertantang. "Kau belum move
dengan otakmu y
akukan tindakan menggelikan, dengan menggantikan kekasihnya u
salahkan
motong dengan cepat, perasaan menggebu-gebu
h cantik ini dengan tanganny
anita itu merasa terpancing. "Aku hanya meminta ba
ian hidup di ba
an berurat itu menyepal di samping tubuh, bersiap melayang kapan saja dan di mana saja. "Kenyat
tak terima, meski
ncakan semua i
nya sendiri, itu berad
t campur dengan urusannya. Jenith harus
?" Tiba-tiba suara seorang
nya lebih baik, karena sudah ditangani oleh dokter Emilio. Ayo ucapkan terima k
anak remaja itu sekitar
kan tatapan heran dan al
io. Ayo ucapkan terim
k kecil. "Terima kasih, Dokter,"
a ada sesuatu yang sal
rnya ketika Jonathan menghil
tersinggung. "Dia ha
tu balasan dari tuhan, karena kau t
ram sebelum ber
anita itu dan semua keluarganya, atau Emilio tidak akan b
masih terdengar ditelinganya di koridor sepi ini
i
tahan hidup dengan cara menghila
ana A
i di rumah, Emilio langsun
adi orang tua angkat Ania itu saling menatap, se
era sampai di lantai dua, langsung membuka kam
erti sudah terbiasa dengan apa
awa senang dalam hati saat Emi
mengadu seperti seorang
akas. "Ini hari yang sulit
in melonggarkan dasi dan
ika pria itu merasa
al yang menguntungkan baginya. Ania tidak ingin hanya menjadi ob
n Lio
ratkan pelukan, menyusupkan w
elepaskan dengan pelan agar tidak menyin
Ania dengan intens dan menu
"Apa yang kita lakukan
Emilio tak terima. "Hei, aku yang membes
ela dengan mata terpejam. "Itulah yang menyebab
lio berujar tegas dengan kepa