Please Love Me, Uncle!
h, tentu tidak ingin mend
i. "Hukumannya tidak akan memberatkanmu, jika kamu mengakui semua
tidak sudi mengakui bahwa dia te
uhnya?" tanya Emili
Masih mencoba
ak-acak rambutnya nyaris frustasi. "Se
uhnya." Wanita itu terus menangis. Menyangkal ba
h harap. "Aku mohon bantu aku. Aku tidak mau hidup
g bisa membantunya selain pria ini. Jenith tidak memiliki kelua
sudi hidup di ba
ebagai selebriti. Karirk
milio tidak akan sanggup melihat
a itu me
terdapat sidik jari Jenith dengan seutas kain. Dia terges
a sendiri setelah mengam
m. "Pergilah dari sini, Jen. Aku yang akan
Jenith lebih besar dari pada
a. Jenith sudah meninggalkan tempat kejadian it
cinta semenje
ak ada lagi pria yang lebih hebat dari
ria dua puluh lima tahun itu
Emilio lakukan adalah mengobati gadis manis kecil tak dikenal, dan
tau kerap di panggil frans adalah teman terdek
tak
dia ragu mengatakan ini, tapi kasihan juga melihat Emilio
pun, tapi pupil matanya
esan!" Bicara dengan cepat, dan l
heran. Jemarinya bergerak membuka aplika
aksi terkejutnya, bahkan tangan
o mencari ke mana
elajukan mobilnya dengan tenang, meski kepalanya berkecamuk memi
l sejauh itu, dia wanita yang baik, karena itula
dia mengorbankan hidupnya selam
di depan gerbang utama sebuah rumah besar. Menurut informa
in bertem
kan alis. "Anda ingin bertemu
matanya mulai menatap
nggil Nyonya. Artinya wanita itu b
emudi. Ketakutan dalam hatinya kian menja
ntak Emilio sedikit keras, menata
i hadapannya, kemudian masuk ke dalam rumah itu, mencari se
ya yang tinggal di dalam rumah besar ini. J
kut menaikan nada bicaranya karena kesal. "Pergi sana!
g tak karuan menemani Emilio memun
asuk ke dalam karena ber
pat setelah memundurkan mobil. Membuat mobilnya mena
nik, berteriak memanggil Emilio yang sudah s
n pintu, membenturkannya ke dinding h
k ke dalam rumah. Batin nya selalu berdoa, semoga yang dia t
begitu saja di tengah ru
terpajang di dinding, tempat
mpak sangat bahagia, dengan seorang bayi dipangkuan seor
erat, dadanya bergemuru
agak berdebu." Suara lembut seorang wan
ra
gat dia rindukan ber
adap ke arah seorang wanita ya
a di depannya sekarang, dia menutup mulutnya dengan s
pa yang dia takutkan sejak
kecewaan dan kemarahan, tangannya mengepal erat dan nafasnya terdeng
udah k
yang aku dapat, setelah apa yang aku lakukan untukmu?
emua kemewahan ini." Mendecih penuh amarah. "Sementara itu, aku h
rbankan hidupnya yang berharga, untuk s
iambang pintu. Pria itu kembali memundurkan lang
wanita itu sambil merengek seolah meminta sesuatu. "Mama!" panggilnya
hatinya tentu tidak akan m
sudah memiliki seorang ana